Taman kota

114 7 0
                                    

Happy reading
Jangan lupa tinggalin jejak dengan vomment kalian❤

Benar-benar tak habis pikir. Setelah membaca pesan Raka kemarin malam Raisa semakin tak bisa memahami Raka, pacarnya sendiri. Secara logika memang benar, mereka telah memasuki semester enam, dimana ada ujian nasional yang akan menghadang mereka disana. Tapi, mengapa ia tak memilih jalan untuk bertahan dan melewatinya bersama-sama?

"Oke, Raka cuma minta waktu belajarnya untuk ujian nasional aja. Selebihnya dia tetep masih stay buat gue, mungkin?" Kata Raisa meyakinkan.

Raisa berjalan menuruni tangga, lalu berpamitan dengan kedua orang tuanya. Kembali seperti biasa, ia pergi ke sekolah bersama Dio.

"Si Raka udah nggak pernah jemput, kenapa?" Tanya Dio.

"Ah, eeee... Dia sibuk sama urusannya belakangan ini bang, hehe. Jadi dia nggak sempet jemputin gue" Jawab Raisa gugup.

"Ooooo, pantes"

"Bang, nanti gue kayaknya pulang lambat deh, soalnya masih kerja kelompok dirumah Elpa"

"Oke"

Sesampainya di sekolah, Raisa segera berlari ke parkiran sekolah, berharap ada Raka disana. Dia perlu membahas masalah ini berdua, secara langsung.

"Raka...."

Cowok itu menengok sekilas gadis yang memanggilnya.

"Raka, gue mau ngomong sama lo"

Tanpa basa-basi, Raka langsung berjalan melewati gadis itu dengan langkah yang cepat.

"Lo marah sama gue apa gimana sih!?" Raisa menarik lengan Raka cukup kencang, Raka tak menolak. Ia mendekat kearah Raisa lalu berbisik.

"Ntar malem, gue tunggu di taman kota. Jam 8"

"Kenapa lo nggak jemput gue?"

Raka melepas tangannya dari cekalan Raisa. Lalu meninggalkan Raisa di parkiran seorang diri. Rasa sakit begitu menghantam hatinya sekarang. Dengan lesu, ia berjalan menuju kelasnya.

"Wehh, udah dateng dia" Elva menyapa sahabatnya. Dia memeluk pundak Raisa lalu menariknya untuk duduk dikursi.

"Udah makan?" Tanya Silvia.

"...." Raisa terdiam, ia sungguh merasa tak nafsu untuk melakukan apapun.

"Kantin yuk" Silvia menarik lengan Raisa, namun dengan cepat Raisa melepaskannya.

"Gue enggak selera"

"Hahhaha, jangan ngadi-ngadi lo. Biasanya perut lo bentuk karet sekarang bentuk apa? Besi? Hahah" Ejek Elva, karena menurut Elva jawaban Raisa sangat lucu baginya, Raisa bukan orang yang suka menolak ajakan nya untuk kekantin.

"Gue berantem terus sama Raka. Gue nggak ngerti deh apa salah gue" Omel Raisa. Memang, selama ini Raisa tak pernah berbuat apa-apa sebagai tanda amarahnya pada Raka. Ia tak menuntut apapun dari Raka sehubungan dengan Raka yang mendiami dirinya. Tapi, bukan berarti Raisa tak bisa kesal. Jauh dalam lubuk hatinya yang dalam, Raisa sudah merasa sangat lelah.

Tanpa Dirimu [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang