Pertemuan yang tak diduga

740 49 1
                                    

Happy Reading

'Raka?'
Raisa terus menatapnya hingga cowok itu masuk kedalam kelasnya.

"Kamu murid baru kan? Silahkan masuk" Kata pak Tomi mempersilahkan.

"Terima kasih pak"
Cowok itu berdiri di depan kelas membelakangi papan tulis, berdiri di samping pak Tomi dan menatap seisi kelas dengan rasa canggung.

"Bagus sekali, murid baru jaman sekarang, hari pertama sekolah sudah terlambat saja."

"Maaf pak"

"Coba perkenalkan diri kamu"
Pak Tomi duduk ditempatnya, dan mempersilahkan cowok itu untuk memperkenalkan dirinya.

"Baik pak"

"Assalamualaikum, dan selamat pagi, perkenalkan nama saya Raka pratama, saya tinggal di daerah Jakarta, saya hobi nongkrong, dan maaf karena sudah terlambat datang ke sekolah ini dihari pertama saya pindah"

"Waaww.."
Suara bisik-bisik dari seisi kelas mulai terdengar, ekpresi kagum dan terpesona terlihat jelas disana.

"Astaga.. Perfect sumpah"
Elva memberi komentar sambil sesekali mencubit lengan Raisa yang tak bersalah itu.

"Wih, Sa.. Gue, gue nggak lagi mimpi kan?"
Silvia terus menepuk nepuk pipinya untuk memastikan bahwa dirinya sedang dalam keadaan sadar.

"Raka pratama?" Raisa mengucapkan kata tersebut menggunakan nada yang sedikit berbeda dan alis yang sedikit mengerut. Hal itu membuat dua sahabatnya merasa heran.

"Why Sa? Lo kenal?" Elva berhenti dari aktivitasnya.

"Iya kenal. Tetangga gue njir"

"Bangke!!!!"
Elva dan Silvia saling berpandangan lalu tak lama kemudian mereka menjitak pelan kepala Raisa. 

"Sakit bgsd!" Protes Raisa.

"Lo kenapa baru ngomong anjir!"
Elva mencoba meminta penjelasan pada Raisa. Pasalnya, setiap Elva nongkrong dirumah Raisa, Elva tak pernah melihat sosok Raka didekat rumahnya.

"Ya kan gue baru tau, kalo dia pindah kesini. Kampret, setau gue dia sekolah di Jogja"
Protes Raisa.

"Oke, sesi bertanya nya nanti saja ketika jam istirahat pertama berlangsung. Buka buku kalian halaman 34, hari ini karena kita kedatangan tamu, ulangan diundur jadi lusa ya" Jelas pak Tomi.

"Yes!! Baik pak!"
Respon bahagia menghiasi wajah para siswa.

"Ada untungnya juga si murid baru datang"
Kata Silvia sambil tersenyum penuh kemenangan.

Pelajaran pun di mulai, Raka Pratama duduk tepat disamping Raisa. Gadis itu menghela napas panjang dan merasakan hawa kecanggungan yang menyelimuti.

Selama jam pelajaran Raisa dan Raka hanya saling memandang dibeberapa menit saja. Selama kurang lebih 2 jam 15 menit Raisa dan siswa yang lainnya menikmati pelajaran Tomi, jam yang Raisa nanti-nanti akhirnya menunjukkan pukul 10.15 am, dimana jam itulah yang bisa menyelamatkan semua murid SMA N  1 Jakarta dari jeritan panas nan mengerikannya pelajaran.

☁☁☁

Sesampainya di katin.

"Ooh, jadi dia tuh tetangga lo, tapi lo nggak kenal akrab soalnya dia sekolahnya di luar kota terus ya? Gitu? dan dia, bakalan pulang kerumah cuma dihari libur aja. Iya?"
Elva mencoba menyimpulkan semua yang dia dengar dari mulut Raisa.

"Iyap, bener banget. Makanya gue kaget, ternyata yang jadi murid barunya si Raka."
Raisa mulai melahap makanan yang ada dipiringnya.

"Berarti mulai sekarang dia jadi lebih sering dirumah dong?"
Pemikiran Silvia memang kadang selalu terdepan. Belum sempat Raisa memikirkan hal itu, Silvia sudah mendahuluinya.

"Yah, gue rasa ada benernya juga omongan lo"

"Capcus, ntar sore kita otw kerumah lo Sa"
Elva tiba-tiba saja menjadi bersemangat dan mulai melahap makanannya dengan cepat.

"Lo kalo mau modus, mending nggak usah datang deh. Gue nggak nerima tamu ntar sore"
Jawab Raisa dengan santai.

"Ajg lo"
Umpat Elva tepat ditelinga Raisa.

"Kalo gue yang datang? Lo terima enggak?"

Raisa segera mengalihkan pandangan nya kedepan. Raka, cowok itu sudah duduk tepat dihadapannya dengan napan berisi makanan pesanan nya.

'Ni cowok kapan datangnya?'
Raisa membatin, mengapa dirinya tidak sadar bahwa Raka sudah dihadapannya sejak tadi?

"Lah, emang lo mau ngapain kerumah gue?" Jawab Raisa asal.

"Mau modus dulu lah, kalo cocok baru ngelamar"

Selesai berucap, Raka langsung tersenyum meninggalkan mereka bertiga. Napan yang dibawanya pun hanya diletakkan dimeja Raisa berada.

"Sinting tu bocah" Cerocos Raisa.

"Makanan lo nggak dibawa, sengaja lupa apa emang udah pikun?" Lanjut Raisa dengan sedikit teriakan dari mulutnya.

"Buat lo"  Jawab Raka.

Elva dan Silvia terus melongo. Tak menyangka dengan apa yang barusan mereka dengar.

"Lo kok tega sih Sa" Elva kembali memasang muka sedihnya.

"Tega?" Raisa merasa bingung dengan kata-kata sahabatnya.

"Nikung kita... Huaaa..."
Elva dan Silvia selalu kompak untuk berbuat hal-hal yang kurang berguna seperti ini. Mereka berdua menjawab dan merasa sakit hati berjamaah karena peristiwa yang barusan terlintas di depan mereka.

"Nggak usah alay deh lo berdua, gue jadi nggak selera makan"

Jauh didalam sana, Raisa merasakan jantungnya terus memompa dengan cepat. Kata-kata Raka masih terus terngiang-ngiang dikepalanya. Bukan bagian kata dari gombalannya, tapi bagian kata dari "buat lo". Alay emang, tapi entah kenapa Raisa nyaman dengan perasaan itu.

====>NEXT<====

Tanpa Dirimu [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang