Happy Reading
Suasana didalam kelas cukup sepi. Sebagian siswa lain sibuk mengisi perutnya, dan sebagian nya lagi memilih untuk berdiam diri dikelas.
"Sa! Yuhu"
Elva mendekati bangku Raisa dan membisikan sesuatu padanya."Apaan?"
"Gue punya kabar baru loh" Kata Elva sembari berbisik.
"Hmm"
"Si Silvia udah punya gebetan! Anjim kagak tuh"
"Uh, anjim banget, sapa namanya? Anak kelas berapa? Tinggal dimana? Anaknya sapa?" Raisa sedikit terkejut mendengarnya. Baru kemarin dia meledek Silvia, sekarang Silvia sudah menemukan gebetan yang ia harapkan.
"Fian, dua belas Ips 1, kurang tau, kurang tau"
"Ya elah, nggak aktual bener gosip lo ah"
"Nunggu Silvia nongol baru kita introgasi" Silvia sedang ada dalam perjalanan ke kantin. Sengaja, mereka menyuruh Silvia yang pergi kesana, karena mereka berdua hendak bergosip tentangnya. Sungguh laknat sekali mereka.
"Sip"
"Btw, Raka mana?" Elva yang sadar selama sejam ini tak melihat Raka, merasa aneh, biasanya se jauh-jauh nya dia pergi, pasti dia bertemu dengan Raka.
"Nongkrong dimarkas, katanya sih gitu. Ntar abis jam istirahat dia balik kesini lagi"
"Enak bener idupnya"
Ya, Raka adalah anak pemilik sekolah ini. Bagaimana? Terkejut bukan? Raisa pun baru mengetahuinya kemarin, ketika seisi kelas terutama para biang gosip sedang bergosip tentangnya. Raisa tak sengaja mendengar nama Raka disebutkan.
Beberapa menit kemudian, Silvia akhirnya datang dari kantin. Ia membawa beberapa bungkus nasi kuning, dan juga minuman.
"Laknat lo berdua, gue sampe kesusahan bawa minuman cuma buat lo berdua, tai" Umpat Silvia.
"Hehe, ntar pasti budi lo ini gue balas kok. Tenang aja" Elva menampakkan beberapa deretam giginya.
"Eh, waktu gue lewat kelas 12 Ipa 4 ada cewek yang asing banget mukanya. Murid pindahan kah?" Sambil membuka bungkus nasinya, Silvia mengingat-ingat kembali berita terbaru yang telah ia temukan tadi.
"Hah!! Cantik kagak njir!" Teriak Raisa, sambil menggebrak mejanya.
"Wih, cowok gue matanya suka jelalatan, gue harus masti'in dia cantik kagak" Sambungnya.
Belum sempat membuka bungkus nasinya, bahkan kedua sahabatnya belum menjawab pertanyaan nya, Raisa sudah berlari terlebih dahulu menuju ke kelas 12 Ipa 4. Entah apa yang membuat Raisa berlarian seperti orang gila hanya karena mendengar kabar adanya murid baru.
"Saa!! Hhh Raisa! Woy! Tungguin napa!" Elva dan Silvia ikut lari mengejarnya. Sungguh teman yang setia.
"Lo kalo mau lari pake ancang-ancang kek, ini main ninggal aja" Protes Elva sambil memukul pundak Raisa.
Di perjalanan menuju Ipa 4, Raisa melewati kelas 11 Ips 3, kelas juniornya. Ada seorang siswi yang tiba-tiba menarik tangannya, dan mengajaknya duduk. Lantas Raisa yang terkejut hanya mengerutkan keningnya."Hai, Kak Raisa kan?"
Dia mengenal Raisa, tapi darimana?"Ya?"
"Ikut aku kak, bentar aja. Boleh kan?"
Pinta siswi kelas 11 itu."Kemana?"
"Duduk disana, dimeja aku aja kok, ada yang mau aku tanya sama kakak"
"Oh, iya deh. Tunggu bentar Bre, gue lagi berasa jadi orang penting ini, ada yang butuh gue, bentaran ya" Raisa memberi tahu dua sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Dirimu [End] ✔
Fiksi Remaja"Lo kok jadi gini sih!? Salah gue apa sama lo!?" Sambung Raisa. "Enggak ada, gue cuma mau bikin lo benci aja sama gue" Raka melebarkan senyumannya ke arah Raisa. "Lo tuh!! Hiks.. dasar brengsek! Raka lo keterlaluaan!!!!!!" Teriak Raisa histeris. R...