Ke Bandara

144 11 0
                                    

Ao.. Author cuma mau bilang,
Terima kasih buat kalian yang udah baca cerita author sampe sejauh ini.. Yang udah setia ngikutin kisah cinta Raka dan Raisa, dan terima kasih juga atas vote dan komen kalian.
Ily💞

------------------

11.15 am

"Hah? Serius??"
Silvia duduk disofa kamar Raisa. Seperti biasa, mereka berdua akan menghabiskan waktu dengan bergosip.

"Iya serius, waktu masih pacaran dia tuh nyuekin gue. Sekarang apa? Udah mantan kan? Eh, malah ramah lagi ke gue. Aneh banget"

"Emang dasar ya. Di kira lo layangan apa?"

"Kok layangan?" Tanya Raisa.

"Ya tarik ulur"

"Bangke" Raisa menjitak kepala Silvia cukup keras.

Raisa menyerahkan ponselnya pada Silvia lalu memperlihatkan history chat dari Raka.

"Ohhh iya, ni bocah aneh namanya"

"Sil, gue masiiih sukaaa dia. Aaaarghh, gue masih berharap balikan. Masa gue yang minta balikan sih?"

"Eh, eh, eh, jangan ngadi-ngadi lu"

"Gue lebih nggak berharga lagi kalo gitu"

"Jalan satu-satu nya ya lo harus, M O V E  O N! Ayolah, jangan nyerah Sa"

Raisa mengalihkan pandangannya ke boneka unicorn pemberian Raka.

"Apa gue harus buang lo juga?"

"Hah?" Mendengar ocehan Raisa, Silvia akhirnya mengikuti kemana pandangan Raisa berada.

Keduanya lantas terdiam bisu. Mulai dari Silvia yang bingung hendak berkata apa pada sahabatnya, dan Raisa yang terus teringat dengan banyaknya kenangan masa lalu di kepalanya.

"Eh, lo udah dapat kabar belom dari elpa? Besok dia pulang katanya." Silvia mencoba menghilangkan rasa canggung ini.

"Belom, wih bagus dong. Akhirnya dia balik kesini. Gue udah rindu" Kata Raisa.

"Katanya seminggu, ini mah lebih namanya" Protes Silvia.

Mereka berdua lantas berpikir kira-kira apa yang dibawa oleh Elva untuk mereka berdua. Raisa dan Silvia sibuk membicarakan Elva detik itu. Sejenak, Raisa bisa melupakan Raka. Meskipun itu sejenak, Raisa cukup bahagia.

Jam dikamar Raisa sudah menunjukkan pukul 4 sore. Silvia akhirnya berpamitan untuk kembali ke rumahnya setelah seharian ia bermain dengan gadis itu. Raisa mengantar Silvia sampai didepan pagar rumahnya. Setelah beberapa menit, tepatnya ketika silvia sudah tak terlihat lagi, Raisa masih saja terpatung di tempat itu. Menatap rumah Raka dengan rasa rindu.

'Sial, gue rindu lagi sama bgsd satu itu'

🌧🌧🌧

  Bel sekolah berbunyi menandakan pelajaran telah usai. Murid-murid mulai merapikan bukunya dan memasukkan nya kedalam tas. Raisa berlari menuruni tangga sekolahnya. Ia tak sendiri, namun berdua dengan Silvia. Ia menerobos banyaknya manusia di koridor sekolah. Hari ini, Elva datang, ia dan Silvia berencana untuk menjemputnya di bandara.

Dari sudut sana, Raka melihat Raisa yang tengah terburu-buru. Ia hanya mengangkat alisnya, dan mengalihkan pandangan nya ke depan gadis itu. Ia tak sendirian, ada Silvia yang juga sama terburu-burunya.

Tak ingin lebih tahu, Raka melanjutkan perjalanannya menuju parkiran. Banyak kegiatan yang akan dia lakukan hari ini.

Raisa dan Silvia menaiki sebuah taksi bersama. Mereka akan berangkat ke Bandara untuk menjemput Elva. Di perjalanan, rasa bahagia terus menyelimuti keduanya. Tak sabar, mereka meminta supir itu, untuk sedikit melajukan mobilnya.

05.02 pm

Elva berlari dari arah berlawanan menuju ke tempat Raisa dan Silvia berada. Begitu ia sampai, Elva langsung memeluk kedua sahabatnya itu. Seperti sedang menumpahkan semua rasa kerinduan yang menyiksa mereka bertiga.

"Seminggu apa bangke, lebih bgsd" Raisa menjitak kepala Elva cukup keras.

"Hehhe, iya maap. Banyak urusan" Elva tertawa disana. Tak banyak yang berubah pada dirinya, kecuali berat badannya. Mungkin naik sekitar 5 kg.

"Mampus, siap-siap aja lo dikejar deadline tugas, pada numpuk" Ujar Silvia.

"Selagi ada lo, gue aman" Itulah Elva, tak pernah menyaring dan berpikir dahulu sebelum berucap. Elva lantas melontarkan kata-kata itu tak kurang dari 2 detik lamanya.

"Hahhahahh, pulang yuk" Ajak Elva, ia tak ingin berlama-lama disini. Kasur dikamarnya terasa memanggil-manggil dirinya tanpa henti.

"Yuk, gue nggak sabar mau bongkar oleh-oleh" Elva yang mendengar ucapan Raisa barusan, lantas tertawa kencang. Menurutnya, sahabatnya yang ini sungguh diluar dugaan.

Mereka berdua akhirnya menaiki taksi. Awalnya, Elva akan semobil dengan orang tuanya, namun Raisa dan Silvia ternyata sudah menjemputnya. Sesampainya mereka dirumah Elva, Raisa dan Silvia membantu Elva membawa barang-barangnya menuju ke kamarnya. Sesekali Raisa menjahili kedua sahabatnya itu dengan mengagetinya dari balik pintu.

Beberapa menit kemudian, pekerjaan pun selesai. Raisa kini disibukkan dengan banyaknya kue di pangkuannya. Sedangkan Silvia sibuk dengan baju baru di koper milik Elva. Begitu banyak kaos dan sweeater bermerk disana. Kedua manusia itu tersenyum devil. Sedangkan si empu pemilik koper memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

====>NEXT<====

Tanpa Dirimu [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang