Happy reading
Jangan lupa tinggalin jejak dengan voment kalian💚Hari itu sudah tiba. Acara ulang tahun Vina berlangsung malam ini. Raisa, Elva, dan Silvia sudah berada disana. Tak hanya mereka bertiga, teman-teman dari sekolahnya dengan leting yang sama juga turut di undang oleh Vina. Bisa di bayangkan, berapa banyak manusia dalam pesta itu, alih-alih akan menjadi pesta ulang tahun, pesta ini lebih mirip acara kelulusan mereka daripada acara pengulangan tanggal bulan dan tahun yang berbeda bagi Vina. Raisa dengan dress navy nya mencoba larut dalam pesta itu. Ia dan dua sahabatnya cukup menikmati acaranya, dentuman musik, dan makanan serba mewah disana membuat dirinya semakin betah.
"Raka?" Tanya Raisa. Itu benar Raka, dia berjalan mendekati Raisa dan duduk tepat di sampingnya.
"Hmm" Jawab Raka dengan tatapan datarnya.
"Kok lo dateng? Katanya lo sakit" Ketika Raisa mengajaknya untuk berangkat bersama tadi, Raka berkata dirinya sedang tak enak badan. Sebenarnya, Raka baik-baik saja. Ia hanya merasa malas untuk datang ke acara seperti ini. Namun, karena gadisnya hadir di sana, rasa cemas Raka pada Raisa tak bisa di bendung.
"Gue takut, ntar lo di gangguin Calvin"
Alasan yang cukup tepat. Raisa justru tertawa mendengar hal itu."Hahhaha, gue kan udah ngomong, gue bisa jaga diri"
"Enggak, udah diem. Gue cuma mau di samping lo" Raka menyandarkan kepalanya di bahu Raisa.
"Hai" Sapa Dirga. Raka tak sendirian, ia juga membawa beberapa temannya. Ada Dirga dan Galang di sana. Galang adalah anak 12 Ips 2. Mengapa Rio tak diajak? Karena, Rio bukan dari SMA yang sama dengan Raka, maka dari itu dia tak ada disini.
"Eh, duduk sini Ga. Ajak juga temen lo, hehe. Gue nggak tau namanya sapa jadi ya intinya, silahkan" Kata Elva dengan senyuman ramahnya.
"Galang, Ips 2"
Setelah menarik kursi, Galang menyodorkan tangan kanannya."Elva"
Elva adalah orang pertama yang menerima uluran tangannya. Maklum, Elva belum mendapat gebetan jadi tak heran jika ia terus menyerobot Galang disana. Dengan tatapan sinis dari Silvia, Elva berhasil mengkode Silvia untuk mengalah dengan mata yang dikedipkan nya."Silvia"
Perkenalan dilanjutkan oleh Silvia. Lalu tangan Galang beranjak ke Raisa."Rai--" Belum selesai Raisa menyebutkan namanya dan belum sempat tangan mereka berdua bersentuhan. Raka sudah menepuk keras tangan Galang terlebih dahulu.
"Eits! Ini cewek gue. Udahkan?" Ketus Raka.
"Nge gas amat, dasar" Ejek Galang.
"Eh tapi, kalo di liat-liat cantikan lo deh, dari pada Vivi" Sambungnya.
"Gue bawa pisau di mobil. Mau di tusuk bagian mana duluan?" Raka semakin sewot. Rasanya darah di kepalanya benar-benar mendidih mendengar Galang menggoda gadisnya.
"Ciahhahahahha" Melihat Raka yang emosi seperti ini, membuat mereka semua tertawa. Bisa-bisanya seorang Raka menjadi agresif hanya karena canda'an Galang. Raka semakin mendekatkan sandarannya di bahu Raisa. Tangan Raisa ia genggam erat. Tentu saja pemandangan itu membuat semua teman-teman mereka sangat iri.
Mereka berenam masih sangat nyaman disana. Acara masih berlangsung, namun hari sudah semakin malam. Raisa dan dua sahabatnya memutuskan untuk pulang duluan sebelum acara selesai, tak di sangka dirinya sudah terlalu lama disini, hingga lupa pukul berapa sekarang. Keinginan mereka di setujui oleh Vina, mereka berenam pun pulang bersama dengan mobil yang berbeda. Di perjalanan, Raisa terus berdoa semoga semua orang tengah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Keringat dingin terus bercucuran di dahinya dan telapak tangannya. Ini sudah pukul setengah dua belas malam. Setelah sampai di rumah, Raisa melihat rumahnya sangat sepi, ia berjalan sangat pelan dan hampir tidak menimbulkan suara langkah kakinya menuju ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Dirimu [End] ✔
Dla nastolatków"Lo kok jadi gini sih!? Salah gue apa sama lo!?" Sambung Raisa. "Enggak ada, gue cuma mau bikin lo benci aja sama gue" Raka melebarkan senyumannya ke arah Raisa. "Lo tuh!! Hiks.. dasar brengsek! Raka lo keterlaluaan!!!!!!" Teriak Raisa histeris. R...