BAB 4

705 38 0
                                    

Pagi yang sangat cerah,angga menaiki sepedanya berkeliling kota.dia sangat senang menaiki sepedanya itu daripada motor.

Tiba tiba matanya tertuju pada banyak polisi dan polwan yang sedang latihan di taman kota

Di sangat kagum apalagi dia melihat tembak yang di pegang oleh polisi dan polwan.

"Wow Keren"

Angga semakin terkejut melihat wanita yang mengejarnya kemarin dia kemudian menjalan kan sepedanya mendekat ke lapangan.

Setelah selesai latihan angga berjalan mendekati polwan tersebut lalu menepuk pundaknya.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

"Briptu Dita"sapa angga

"Iya angga kan yang kemarin"angga hanya mengangguk.

"Lagi apa bu?"tanya angga melihat tembak yang dipegang oleh dita,perempuan itu tersenyum.

"Ini saya lagi latihan"ucap dita.

"Oh maaf ya bu saya cuma mau bilang terima kasih obati luka saya yang kemarin"angga membentuk tangan nya,hormat.

"Sama sama tidak apa apa"ucap dita

"Oh iya ibu saya ngefans banget sama polwan bahkan cita cita saya nikah sama polwan"hal itu membuat dita terkekeh

"Belajar yang rajin biar bisa jadi polisi"dita tersenyum lalu segera pergi dari hadapan angga.

Angga terus membayangkan entah kenapa setiap bertemu dengan seorang wanita dia gugup.

Setelah selesai berkeliling kota dia kemudian pulang ke rumahnya.saat memasuki kompleks dia melihat beberapa remaja laki laki yang terlihat acak acakan menghampiri nya dengan rokok di tangan.

"Mau gabung?"ajak laki laki itu dibalas gelengan oleh angga lalu pergi.

"Astagfirullah untuk apa aku bergaul yang salah kalau nggak punya manfaat"Angga menggeleng lalu kembali ke rumahnya.

Dirumah angga langsung memasuki rumahnya dan memberikan salam lalu duduk di samping zahra,angga melihat lihat ayahnya yang berbicara lewat telepon

"Ok i want talk with you later"

"...."

"Thank you for your cooperation"

"...."

"Walaikumsalam".

Andri langsung menyimpan handphone nya dan menatap istri dan anaknya.

"Sepertinya papa sama mama pengen berangkat ke london,ada klien mau ketemu papa"

"Kamu nggak bisa sendiri mas Soalnya anak kita sendiri"jelas Zahra

"Anak kita kuliah sayang...hanya satu jalan dari hal ini"

"Apa?"

"Pernikahan"Zahra dan Angga langsung terkejut.

"Boleh pa tapi angga nggak boleh dipaksa"hanya itu dikatakan angga lalu naik ke kamar nya

"Sayang"zahra Berjalan dan duduk di dekat suaminya

"Kenapa?"tanya andri

"Kalau kita ke london nggak sampai beberapa bulan kan?"tanya zahra

"Palingan 1-2 minggu"ujar andri terkekeh dan memeluk istrinya itu,ah istrinya itu sudah memasuki usia kepala empat.

"Yaudah kalau gitu aku nggak paksa anak kita nikah biarlah dia cari jodoh sendiri yang penting dia sholehah,jaga shalat dan..."zahra memainkan tangannya

"Polwan kan"andri menaik turunkan alisnya

"Iya kan sayang?"Andri langsung kembali memeluk istrinya itu

"Haha iya yaudah ayo ke kamar angga bicara"ajak andri menggenggam tangan zahra.

Dia kemudian naik ke lantai atas di kamar anaknya.

Sesampainya di kamar angga melihat andri dan zahra yang berjalan ke arahnya

"Angga"andri merangkul putra nya itu

"Kenapa papa?"tanya angga datar

"Anak papa yang gantengnya kayak Imran abbas aktor Pakistan itu,yang manjanya kayak bayi pasti papa tebak kamu mau nikah kan sama polwan"andri menggoda anaknya itu membuat angga malu sampai pipi nya memerah seperti kepiting rebus.

"Iya pa"angga menunduk

"Yaudah kamu bicara dengan polwan itu kalau bisa PDKT"goda angga

"Apaan sih mas andri kan dalam agama kita udah ngelarang nggak boleh pacaran mama saranin kamu kenal sama dia habis itu langsung lamar"

"Atau setelah saja kalian kenalan mudah?"zahra menatap dua anak dan papa di depannya.

"Yaudah angga mau tidur ngantuk siang"angga kemudian tidur di kasurnya membuat andri dan zahra menghela nafas lalu keluar

"Semoga sikap anak anak kamu bisa segera teratasi"ucap andri lalu menutup pintu kamar angga

POLWAN ITU ISTRI ANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang