BAB 2

883 51 3
                                    

Angga mengayuh sepedanya memasuki halaman sekolah,dia habis keluar dari sekolahnya untuk membeli fotocopy.

Sekarang angga berjalan memasuki kampusnya entah mengapa ia merasa ada sedikit berbeda,tiba tiba.

Bruk!

Angga tidak sengaja menabrak seorang mahasiswi,mahasiswi itu kemudian mendongak dan menatap angga.

"Angga kan?"tanya perempuan itu berdiri lalu memperbaiki rambutnya

"Hmm"angga hanya bergumam

"Kenalin gue nia"nia mengulurkan tangannya dengan maksud ingin berkenalan.

"Gue angga"angga hanya menangkup kedua tangannya di depan dada.

"Lo kenapa nggak balas?"Tanya nia bingung

"Oh maaf gue nggak balas,lo bukan mahram gue"angga kemudian pamit lalu menjauh dari nia.

Sore harinya angga pulang dari kampus dia melihat dua mobil membuat dia masuk ke dalam.

"Assalamualaikum"ucap angga

"Walaikumsalam"jawab semua

"Kakek nenek"angga langsung berlari menghampiri mega dan david lalu memeluknya.

"Hmm cucu nenek baru pulang kampus"mega,wanita yang sudah tua itu memeluk cucunya.

"Iya nenek"

"Angga"angga berbalik dan menemukan aurel dan adam serta anaknya

"Tante Om"angga berlari dan memeluk tante serta om nya.

"Kebetulan kalian kesini andri mau bicara sesuatu"perkataan andri membuat semua beralih menatap nya.

"Kenapa?"tanya david.

"Andri mau bilang...angga pengen dijodohin"ucap andri membuat semua terkejut terkecuali david dan mega yang sudah mengetahuinya.

"Pa apaan sih memangnya andri pengen dijodohin sama siapa?teman andri?nggak"angga membantah perkataan ayahnya dia kemudian pergi berlari ke kamarnya.

"Hmm gimana pa?"tanya andri pada david.

"Tenangin pikiran kamu hmm mungkin kan kamu mau jodohin dia minta dulu sama Allah bagaimana jalannya"david menepuk pundak putranya.

"Om boleh nggak riska liat bang angga?"tanya riska gadis berhijab itu berdiri menghadap di depan andri.

"Boleh"riska mengangguk lalu berjalan ke arah kamar angga.

Dikamar riska tidak dapat melihat karena gelap hal ini membuatnya mencari saklar lampu.

"Bang angga mana?"riska terus saja mencari angga

Tiba tiba lampu menyala dia melihat angga yang menatap riska dingin.

"Bang angga riska mau bilang sesuatu"

"Bilang aja"ujar angga datar

"Riska cuman mau bilang hmm nggak jadi lah"riska mengurungkan niatnya hal itu membuat angga terkekeh

"Riska bilang aja"

"Hehe ini coklat kak"riska memberikan sebuah kotak berisi coklat.

"Terima kasih"angga tersenyum lalu mengacak rambut keponakan nya yang berusia tiga belas tahun itu.

"Kakak jangan pernah bantah orang tua kak ingat dosa"angga tersenyum.

"Yaudah kamu duduk aja di luar tolong panggil kan tante zahra ya"riska hanya mengangguk lalu turun

Dibawah dia memanggil zahra membuat zahra menoleh dan melihat riska yang menyuruhnya ke kamar angga.

Zahra hanya mengangguk lalu pergi ke kamar anaknya itu.

Disana dia melihat anaknya yang sedang duduk sambil mendengar sesuatu di earphone nya.

"Angga"zahra duduk di samping anaknya itu.

"Iya mama kenapa?"tanya angga melepas earphone nya lalu menatap zahra.

"Mama minta maaf ya sayang"zahra memeluk putranya itu.

"Nggak apa apa ma lagian angga punya impian sendiri"kata angga mengelus rambut ibunya yang dibalut jilbab hijau

"Apa impian angga?"tanya zahra

"Angga pengen nikah dengan polwan"ucapan angga membuat zahra terkejut

"Serius kenapa sayang?"tanya zahra lagi

"Angga udah ngefans ama polwan dari kecil"hal itu membuat zahra terkekeh pelan dan kembali memeluk putranya.

Setelah beberapa jam akhirnya semua keluarga andri pulang.
Andri berjalan menatap putranya dengan tatapan datar.

"Papa angga minta maaf"angga langsung memeluk andri,andri tersenyum dan membalas pelukan anaknya.

POLWAN ITU ISTRI ANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang