BAB 11

421 25 0
                                    

Malam hari,hujan mengguyur tempat tinggal angga,dia masih duduk di depan televisi menunggu istrinya pulang.

"Lama banget ya padahal udah jam 10 Untung besok libur kampus"gumam angga.

Dia kemudian mengambil selimut lalu kembali duduk di depan televisi menunggu dita.

Setelah beberapa menit pintu terbuka menampilkan dita yang baru saja pulang,angga langsung menghampiri dita.

"Kamu nggak apa apa?"tanya angga khawatir melihat dita basah kuyup.

"Nggak aku mau ganti baju dulu tunggu ya"dita memasuki rumahnya lalu mengganti bajunya dan pergi di dekat angga yang duduk di ruang tamu.

Dita menyandarkan punggung nya di sofa,ia menghela nafas,rasa lelah ditambah mengantuk.

Angga menatap dita,ternyata menjadi polisi itu berat juga...itu batin angga.

"Sayang kamu sudah makan?"tanya angga mulai menyandarkan kepalanya di bahu dita.

"Belum...biar aku nggak makan"ujar dita pelan.

"Tunggu disini"angga mengambil sesuatu dari dapur.

Dita terkejut melihat angga membawakannya sepiring nasi dengan telur mata sapi dua.

"Ini kamu makan dulu aku masak tadi"perintah angga memberikan piring itu pada dita

"Kamu bisa masak?"tanya dita,ia tidak tau semenjak kapan angga bisa masak?

"Aku tadi nonton di hp cara masak telor mata sapi ya aku ikuti aja"dita menaruh piring nya di atas meja di depannya dan langsung memeluk angga.

"Terima kasih"ucap dita

"Sama sama makan dulu gih"dita kemudian melahap makanan nya sampai habis lalu duduk di dekat angga.

"Alhamdulillah kenyang"dita memegang perutnya.

"Alhamdulillah"

Angga kemudian mengubah posisi duduknya,ia tidur menjadikan pangkuan dita sebagai bantal nya.

"Kenapa?ngantuk?"tanya dita

"Sedikit"gumam angga

"Tidur"tegas dita.

"Nggak...hanya waktu malam angga bisa bareng dita"Ucap angga membuat dita mengangguk

"Yaudah deh besok aku cuti satu hari pengen sama angga"kata dita membuat angga membulatkan matanya,eh bola mata kan bulat?

"Serius?"tanya angga

"Kita kemana?"tanya angga sambil memeluk dita lagi lagi seperti anak kecil itu yang pernah zahra bilang pada dita...Dia mirip anak kecil mungkin karena dia kurang bergaul.

"Pantai aja gimana"ajak dita membuat angga berdiri dan meloncat
Seperti anak kecil

"Makasih"angga memeluk erat dita membuat dita tersenyum setelah itu mereka berdua pergi tidur.

Pagi harinya angga bangun dan tidak menemukan dita ia melirik jam dan melihat jam yang menunjukkan setengah enam

"Ya Allah angga telat shalat"angga langsung turun dari ranjang mengambil air wudhu dan shalat subuh.

Setelah selesai shalat dia kemudian turun mencari istrinya.dia mencari di sekeliling rumah namun tidak menemukannya.

Perhatian nya tertuju pada dita yang sedang memanah di belakang.angga sedikit terpukau,Rambut yang indah itu terlihat,untung tidak ada orang di rumah selain angga.dita memegang panah dan menentukan arah panahnya.

Angga mendekat ke arah dita tapi

"Tunggu angga saya selesaikan ini dulu"angga hanya mengangguk mempersilahkan istrinya.

Dita langsung menembak panah itu ke arah lingkaran,panah itu tidak ditengah melainkan di warna merah lingkaran panah.

Dita sedikit heran,kenapa jika dia marah panahnya bisa tepat di tengah sedangkan jika dia tenang panahnya tidak tepat.

"Andita"angga berjalan ke arah dita dan memeluk perempuan itu.

"Kenapa sayang?"pipi angga kembali memerah mendengar kata 'sayang',angga mengurai pelukan

"Nggak...simpan dulu tuh panah"dita tertawa lalu menyimpan alat panahnya.

"Kamu kenapa?"tanya dita

POLWAN ITU ISTRI ANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang