BAB 8

514 31 0
                                    

Pukul tiga malam angga bangun dan melirik dita yang masih tertidur,dia kemudian membangunkan nya.

"Dita bangun shalat tahajjud yuk"ajak angga sembari menggerakkan lengan dita.

Dita terbangun dan menatap angga yang berdiri di samping nya ia kemudian mengangguk dan membuka jilbab nya.

Angga terkejut melihat dita yang membuka jilbabnya pasalnya selama ini dia hanya melihat rambut mamanya sekarang dia melihat rambut wanita yang sekarang menjadi istrinya.

Angga melihat rambut dita yang sebahu lalu ia berbalik.

"Kenapa angga?"tanya dita

"Eh itu hmm saya eh"dita terkekeh melihat angga ia lalu pergi ke kamar mandi.

Setelah keluar angga lalu masuk ke kamar mandi tanpa memperhatikan dita.lalu ia keluar dan sudah melihat dita yang memakai mukenah.

"Allahu akbar"angga memimpin shalat sampai selesai.lalu dia berdoa.

Setelah selesai shalat dia berbalik dan melihat dita yang melepas mukenah nya membuat angga kembali berbalik.

"Lihat aja angga"angga berbalik dan melihat dita yang sudah berdiri.

Dia lalu berdiri dan berjalan mendekati dita.

"Maaf saya jarang lihat rambut wanita palingan rambut ibu saya yang saya liat"ujar angga polos sambil menunduk.

"Hmm bu polwan eh salah dita"
Angga mendongak menatap dita.

"Ibu bilang kan ibu nggak suka manja manja,nggak suka apa apa,tegas"angga kembali menunduk.

"Haha sebenarnya itu sih kalau di kantor kalau di rumah mah beda angga"jelas dita sambil terkekeh

"Kenapa emang angga?"tanya  dita

"Saya boleh peluk"angga masih menunduk enggan menatap dita.

"Tidak"dita berusaha menggoda angga membuat angga semakin menunduk.

"Kalau bukan mahram saya nggak boleh meluk saya yang boleh peluk saya itu ayah sama suami saya"hal itu membuat angga menatap dita lalu memeluk erat istri nya itu.

"Terima kasih udah nerima aku"ucap angga

"Sama sama"dita perlahan membalas pelukan angga.

"Angga sayang sama bu polwan"angga terus menangis membuat dita mengurai pelukannya

"Lah kok nangis sih?"tanya dita

"Nggak hehe"angga mengusap air matanya

Setelah itu mereka bercerita panjang sampai waktu subuh tiba mereka mengerjakan shalat Subuh berjamaah.

Pagi harinya Angga selesai memakai bajunya untuk ke kampus dia memakai sweater biru langit

"Bu polwan"panggil angga sambil memperbaiki kera sweater nya.

Dita turun dari tangga yang sudah memakai baju polwan nya dengan tembak yang selalu ia bawa.

"Itu tembak betulan?"tanya Angga bingung

"Emangnya angga pengen ditembak?"tanya dita balik.

"Eh tunggu"angga memperbaiki jilbab dita yang sedikit miring lalu melihat istrinya itu

"Sempurna"angga lalu duduk di meja makan.

Dia melihat dita yang membawa nasi goreng ke Arahnya lalu duduk di dekat angga.

"Uwa nasi goreng angga suka"
Angga langsung melahap nasi goreng itu sedangkan dita heran melihat angga,apa angga tidak makan dari malam?

"Aku izin pulang malam ya karena mau patroli bentar"izin dita

"Boleh"hanya itu ucapan angga setelah itu dia tersedak

"Uhuk...uhuk"dita langsung mengambil kan air minum untuk angga.

"Makan pelan pelan atuh entar tersedak"dita mengelus punggung angga

"Ini"angga memberikan makanan nya pada dita lalu menyuruh dita makan,ia langsung memakan makanannya.

Setelah selesai makan angga melihat sepedanya yang ban nya kempes.

"Yaa Allah ban nya kempes lagi"angga menatap dita yang memanggil nya

"Sama aku aja"ajak dita

"Tapi aku nggak tau naik motor"angga lagi lagi menunduk membuat dita menghela nafas.

"Aku yang bawa lagian nggak ketauan kalau aku pakai helm"angga tersenyum lalu naik di motor dita setelah itu dia berangkat ke kampus

POLWAN ITU ISTRI ANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang