"Apa yang dikatakan dokter?" Yoongi menempatkan ranselnya disofa, kemudian berjalan kearah brankar Hoseok untuk mendengarkan penjelasan Seokjin mengenai hasil pemeriksaan.
"Dia tidak baik-baik saja.......... tapi dia bersikap biasa saja, dia tertawa padaku saat mengatakan bagaimana dia mengurus dirinya sendiri saat sakit." Seokjin berujar sendu saat mengingat tawa kosong milik Hoseok. Rasanya sangat miris, membayangkan nya saja bisa membuat Seokjin merasa jika hal itu pasti sangat menyedihkan untuk Hoseok.
Yoongi tertegun, "Tapi kenapa dia masih tertidur, biasanya dia akan berkeliaran bersama bocah pendek yang juga dirawat disini. "
"Ini akan menjadi hal biasa, ternyata dia tahu apa yang dia alami. Dia sedang bermain bersama Jimin yang Kau katakan bocah pendek itu sebelum nya, tiba-tiba pingsan begitu saja." Jelas Seokjin. "Dan jangan memanggil Jimin bocah pendek, dia sangat baik. Hoseok bahkan bercerita tentang hal paling menyenangkan yang ia sangat sukai." Lanjutnya pelan. Mengingat Hoseok yang lebih memilih bercerita pada Jimin dibanding dirinya berhasil membuatnya bertanya-tanya. Apakah Hoseok merasa tidak nyaman dengannya?
Yoongi masih diam tertegun, bagaimana bisa bocah itu bisa membuat Hoseok bercerita tentang dirinya?
"Hoseok yang memulai cerita itu, tanpa paksaan......." Ujar Seokjin tiba-tiba. Bisa mengerti dari ekpresi Yoongi yang seakan tidak percaya.
.
.
.
''Annyeong Hoseok-ah, apa kau sudah siap?'' Pria dewasa itu mendekat kearah Hoseok yang telah meringkuk diruangan pengap itu.
''Kumohon jangan sakiti aku. Itu menyakitkan.'' Bocah kecil itu menatap pria dewasa yang masuk itu dengan tatapan ketakutan, wajah polosnya terlihat ketakutan, tubuhnya gemetaran.
''Jangan memohon. Karna aku akan tetap melakukannya.'' Pria dewasa itu tersenyum miring mendekati bocah kecil itu tanpa keraguan.
Netra itu terbuka lebar, matanya menyiratkan ketakutan, bibirnya bergetar hebat dengan tangan yang bergerak menutupi telinganya, sesekali mengusap kasar anggota tubuhnya ''T-tidak, jangan. Tolong hentikan, kumohon hentikan.'' Hoseok menutup matanya rapat. Bayang-bayang mengerikan terus bersahut-sahutan ditelinganya dengan suara-suara menyeramkan yang benar-benar ditakutinya.
''Hoseok-ah, kau ingin makan apa malam in- HOSEOK!!!'' Seokjin yang baru saja keluar dari Toilet membelalakkan matanya lebar, ia berlari mendekati Hoseok yang terlihat begitu kacau diatas brankar.
''H-hoseok-ah, apa yang terjadi?! Hoseok! Dengarkan aku, ini aku! Ini Hyung, Hoseok-ah lihat aku.'' Seokjin berteriak panik, mengguncang bahu Hoseok kencang karena Hoseok tidak meresponnya. Pemuda itumasih terus menutup mata dan telinganya rapat.
"Tidakk..... jangan lakukan. Kumohon..... Arghhhhhh, ini menyakitkan.... " Hoseok meraung keras, isakannya terdengar bersahutan, ia menarik erat rambutnya.
''Hoseok-ah, tenang. Ini Hyung. HOSEOK-AH!'' Bentak Seokjin kencang , ia menarik kasar tangan Hoseok
Berhasil.
Hoseok melihatnya.
Wajah pemuda itu terlihat mengerikan, terdapat beberapa bekas cakaran diwajahnya, matanya sembab masih dengan bibir dan wajah yang bergetar.
''H-hyung.'' Cicit Hoseok pelan.
Seokjin melembut, ia mengusap wajah Hoseok, memperbaiki rambut Hoseok yang berantakan.
''Iya, aku disini. Jangan mencakar tubuhmu." Ucapnya.
''H-hyung, dia.... dia jahat. Dia memukulku, dia..... ada disini, tutup jendela dan pintunya, dia ingin membawaku Hyung. Tutup.... kunci jendelanya Hyung. ''Ujar Hoseok bergetar, ia menunjuk jendela yang terbuka.
''Hoseok-ah, hanya kita yang berada disini.'' Seokjin masih mencoba menenangkan Hoseok.
''Tidak Hyung, dia disini." Hoseok menggeleng keras.
''Baiklah, aku akan menutupnya.'' Seokjin akhirnya mengalah, berjalan kearah jendela dan menutup rapat jendela itu, kemudian kembali mendekat kearah brankar.
''Tidak ada siapa-siapa disini, hanya kita." Ujarnya.''Tidak, dia disini. H-hyung lihat dia memukulku. Lihat, lihat lengan dan perutku.'' Hoseok mengangkat seragam pasiennya memperlihatkan bagian tubuhnya pada SeokJin. "
Seokji tertegun, ia terdiam memandang kearah bagian tubuh yang ditunjuk Hoseok, yang katanya baru saja dipukul oleh seseorang. Tubuh Hoseok bersih, tanpa bercak ataupun luka sedikitpun kecuali luka gores yang anak itu memang ciptakan sendiri.
.
.
.
"Jimin-ah!" Hoseok melambai semangat kearah Jimin yang seperti biasa duduk dibangku taman, berjalan cepat menghampiri pemuda berbibir plum yang menjadi temannya selama dirumah sakit.
"Ohhh? Annyeong Hyung!" Jimin tersenyum lembut, membalas lambaian tangan Hoseok.
"Jimin-ah, aku kesini untuk memberitahu jika aku akan pulang hari ini." Ujar Hoseok setelah duduk disamping Jimin, pemuda itu terlihat sangat bersemangat, terlihat dari bibirnya yang merekah lebar hingga hampir robek.
"Selamat Hyung, kuharap kau akan selalu baik-baik saja." Jimin tersenyum sendu, menepuk pundak Hoseok.
"Kau tidak usah sedih, aku akan sering kesini. Untuk Check up dan mungkin jika penyakit sialan ini kembali menyusahkan semua orang." Hoseok tertawa kecil, menyandarkan tubuhnya pada kursi taman, menatap pasien-pasien lain yang ada disana seperti biasa.
"Hyung....." Jimin menengok menatap Hoseok, ia tahu tawa itu ia ciptakan untuk menutupi wajah sedihnya.
Hoseok lantas tersenyum, ia mengusak surai Jimin. "Aku baik-baik saja, aku sudah menderita ini sejak lama dan ini hanya ditambah beberapa hal yang akan menyusahkan semua orang." Ujarnya menatap Jimin sambil tersenyum lembut. "Cepatlah keluar, aku akan selalu bersamamu. Aku akan tinggal bersama Jin Hyung, mereka sangat kejam. Memerintahkan ku untuk meninggalkan rumah kecilku dan tinggal bersama Jin Hyung." Hoseok berujar kearah Jimin dengan wajah yang menggemaskan.l, bibirnya mengerucut kesal.
"Hahahaha, itu lebih baik." Jimin tertawa hambar, memang merasa Hoseok harus tinggal bersama Seokjin. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku pakaian rumah sakitnya. "Ambil ini, hubungi aku nanti." Ujarnya sambil memberikan kertas yang ia isi nomor ponselnya.
Hoseok mengambil kertas itu, "pasti, aku akan mengganggumu melalui pesan, hahahahah." Tawa khas Hoseok terdengar, membayangkan saat ia mengirimi Jimin ratusan pesan karena bosan.
"Aku harus pergi!" Hoseok berdiri, melambaikan tangannya kearah Jimin dan berjalan santai menuju ruangannya.
HAYY GUYS!!! HOW ARE U??! SEMOGA SELALU BAIK YAH!!! BTW SORRY FOR LATE UPDATE, INI KELUAPAAN, PAS SADAR TERNYATA UDAH ENAM HARI YANG LALU, muehehehe. SORRY!!
See u next chapter guys!!!!! Love u!
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE WORLD [JHS]
Fanfiction[END] Jung Hoseok, Pemuda yang hanya ingin mendapatkan setitik kebahagiaan dalam hidupnya yang terlampau menyedihkan.