HOPE WORLD 9

350 85 7
                                    

Selamat membaca~ klo liat tanda bintang disebelah bawah kiri ditekan yahhhh😊

---

"Keluarga?tentu saja aku selalu ingin memilikinya"
-Kim Hoseok-

"Mama, aku pulang!" Seokjin berteriak nyaring dirumah besar itu.

Seorang wanita keluar dari sebuah ruangan dengan apron yang melekat ditubuhnya. Wanita ini cantik, bagai bidadari yang turun dan menyamar sebagai manusia. Wanita itu berjalan mendekati mereka berdua, dengan senyum yang terus melekat diwajah cantiknya.


Seokjin tersenyum lebar, kala tangan sang ibu terbuka lebar. Ia berjalan maju dan merentangkan tangannya, tapi dia salah. Ibunya memeluk Hoseok bukan dirinya. Seokjin tersenyum kikuk dan kembali menurunkan tangannya yang mengudara.

"Aigooo, tampannyaaa. Kau Hoseok, kan?" Nyonya Kim memeluk Hoseok lembut, menepuk punggung pemuda yang mulai saat ini adalah putranya, miliknya.

Hoseok terdiam, dengan tubuh yang membeku. Pelukan hangat itu dirasakannya terlalu tiba-tiba. Memeluk dan menjeratnya bagai sebuah selimut yang jauh lebih hangat.

"Mama, kau membuatnya terkejut." Seokjin berujar setengah  kesal kepada Nyonya Kim.

Nyonya Kim melepaskan Pelukannya dan menatap tajam Seokjin, "Kau!!kenapa kau tidak mengizinkanku menjenguknya?!  Dasar anak nakal." Nyonya Kim mencubit gemas lengan Seokjin, kemudian beralih menatap Hoseok. Urusan memarahi Seokjin itu nanti saja, ia harus menyambut anak bungsunya terlebih dahulu.

"Aigooo, kau sangat tampan, ayo Mama antarkan kekamarmu." Nyonya Kim tersenyum, sembari mengusap lembut surai  Hoseok.

"Mama? "Cicit Hoseok, matanya bergetar sepersekian detik kemudian, tangannya ia angkat untuk menutup telinganya yang mulai berdengung kencang. "Mama.......... Mama meninggalkan Hoseok sendirian...... Mama pergi, tidak membawa Hoseok." Ia bergumam kecil, sembari menggelengkan kepalanya. Tubuhnya bergetar, meringkuk guna mencari sebuah perasaan aman yang tiba-tiba saja sirna.


Senyum Seokjin dan Nyonya Kim luntur. Mereka menatap Khawatir kearah Hoseok yang saat ini sudah terisak.

"Hoseok-ah, gwenchana. Ada Hyung disini." Seokjin berucap. Berusaha menenangkan Hoseok, sedangkan Nyonya Kim tertegun sesaat.

"Seokjin-ah. Bawakan aku air." Nyonya Kim menyentuh tangan Seokjin, tersenyum kecil guna menenangkan sang anak yang mulai ikut panik.

Seokjin mengangguk, ia yakin ibunya bisa menenangkan Hoseok. Akhirnya bisa lebih tenang, memilih berjalan menuju dapur secepat mungkin untuk membawa segelas air seperti yang dikatakan ibunya. "Hoseok-ah, tenang sayang. Mama tidak akan meninggalkan Hoseok, Mama akan terus bersamamu. Tidak akan pergi, tenang sayang." Kata-kata penenang itu ia layangkan dengan hati-hati, berusaha mendekap Hoseok dan memberi putranya tepukan lembut dipunggung.


Mengulang-ulang hal itu beberapa kali, sambil menunggu air yang dibawakan Seokjin.

"Mama."Seokjin datang dan memberikan air itu pada Nyonya Kim.

"Hoseok-ah, minum ini. Semua akan baik-baik saja, Mama ada disini." Nyonya Kim membantu Hoseok untuk meneguk airnya dan membawa Hoseok menapaki tangga. Seokjin membuka pintu salah satu kamar yang ada disana, membiarkan Hoseok dan Nyonya Kim masuk terlebih dahulu. "Hoseok-ah, ini kamarmu. Maaf jika masih sangat kosong, anak nakal ini memberi tahu Mama secara tiba-tiba." Nyonya Kim membaringkan Hoseok dikasur yang ada disana. Duduk dipinggir kasur untuk menepuk lembut lengan Hoseok, diam dalam tempatnya selama beberapa saat sampai akhirnya putranya benar-benar tenang. Ia menghela nafas pelan, lega. Berhasil menenangkan Hoseok.

"Istirahat yang baik, anak Mama." Ujarnya pelan sesaat sebelum meninggalkan kamar Hoseok.

.
.
.
.

"Mama, Gomawo." Seokjin memeluk Nyonya Kim dari belakang, menyandarkan dagunya pada bahu sang ibu.

"Terimakasih untuk apa?" Nyonya Kim yang sebelumnya sibuk berkutat dengan alat dapurnya membalikkan badannya dan menangkup wajah Seokjin, wajahnya mengerut, menatap sang anak dengan raut penuh tanya.

"Untuk semuanya, terimakasih karena bersedia menjadi Ibu untuk Hoseok." Seokjin berkata sambil memeluk erat ibunya.

Nyonya Kim terkekeh pelan, membalas pelukan Seokjin. "Jangan berterimakasih, Hoseok adalah anak Mama." Nyonya Kim berujar dengan tangan yang mengusap tengkuk Seokjin. Begitu lembut hingga rasanya Seokjin bisa tertidur dalam pelukan yang berhadiah elusan candu itu, terlalu sayang pada wanitanya.

Ibu dan anak itu tetap pada posisi yang sama selama beberapa saat, saling mengisi energi, juga candu akan rasa nyaman yang berasal dari satu sama lain. Seokjin melepaskan pelukan pertama, menegakkan tubuhnya, dan berposisi hormat. "Kim Naa Hee-ssi, Aku Kim Seokjin memberi hormat." Ucapnya dengan nada yang dibuat tegas seperti anggota tentara.

Nyonya Kim terkekeh geli, menggemaskan sekali anak nya yang satu ini.

HAY HAY!!! NICE TO SEE U GUYS!!! HOPE U ALWAYS OKAY, AND HAVE A GOOD DAY!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAY HAY!!! NICE TO SEE U GUYS!!! HOPE U ALWAYS OKAY, AND HAVE A GOOD DAY!!!!

PAYPAY!!!

HOPE WORLD [JHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang