HOPE WORLD 20

354 68 11
                                    

"Untuk saat ini, keadaannya jauh dari kata stabil. Tekanan keras yang terjadi membuat tulang rusuknya patah, dan gegar otak. Maaf, untuk saat ini kami tidak dapat memprediksi kapan dia akan sadar. Untuk lebih lanjutnya Ji Chang Wook  Seonsaeng-nim yang akan memantau keadaannya." Dokter itu menghela nafas lelah, menatap Tuan Kim dengan prihatin. Dilihat dari siratan matanya saja, pria itu terlihat begitu menyedihkan.

Seokjin menyugar Surai nya kebelakang. "Bagaimana bisa? Kau dokter, kan?! Kau pasti bisa membuat adikku baik-baik saja." Ia maju,  menarik kasar baju operasi yang digunakan dokter itu.

"KIM SEOKJIN!"

Semua orang membeku, menatap kearah Tuan Kim dengan pandangan terkejut. Yoongi buru-buru menarik tangan Seokjin dari dokter itu. "Terimakasih." Tuan Kim membungkukkan sembilan puluh derajat, kemudian tersenyum kecil kedokter itu.

Dokter itu akhirnya berlalu, meninggalkan keluarga Kim dan yang lainnya dikoridor itu. "Papa,  dia bukan dokter. Seharusnya seorang dokter bisa membuat adikku baik-baik saja. Papa, ayo pindahkan Hoseok ditempat lain. Kita harus memindahkan nya." Seokjin menepis pelan Yoongi, mendekati sang ayah dengan netranya yang berkaca. Pemuda itu menggenggam tangan tuan Kim, berusaha membujuk ayahnya untuk memindah Hoseok kerumah sakit lain yang menurutnya lebih baik.

"Kim Seokjin. Jangan seperti ini, hapus air matamu dan beri semangat pada Hoseok. Jika kau seperti ini, Tuhan mungkin akan benar-benar membawanya." Tuan Kim menempatkan tangannya pada pundak Seokjin, memberi anaknya kekuatan.

Seokjin menggeleng pelan, sedetik kemudian menunduk "Papa.... Bagaimana ini??" Satu isakan milik pemuda itu kembali terdengar, membuat Tuan Kim bergerak untuk memeluknya.

"Yoongi-ah, tolong pulang bersama Seokjung, ambil berkas bukti yang dikatakan Seokjin dan urus kasus ini segera. Aku percaya dengan mu dan Seokjung." Tuan Kim menatap serius Yoongi, membuat Yoongi mengangguk dan segera menghampiri Seokjung diruangan Nyonya Kim. "Jiwoo-ah, maaf. Aku tidak bisa lagi untuk tidak membawa ini kepengadilan." Tuan Kim beralih pada Jiwoo yang sedari tadi terdiam. Minta maaf sebesar-besarnya pada wanita muda itu.

Jiwoo lantas tersenyum kecil, mengangguk. "Tidak apa-apa. Kalau begitu biar aku yang menjaga Nyonya Kim." Ucapnya sebelum berdiri dan mengikuti langkah Yoongi.

Tuan Kim menghela nafas pelan, "Namjoon-ah, kalian tidak lelah? Jika ingin pulang Yoongi dan Seokjung bisa mengantar kalian." Tuan Kim menatap Namjoon yang masih duduk diantara Jimin, Taehyung, dan Jungkook. Sejak tadi empat pemuda itu hanya diam dikursi tunggu. Ekpresi lelah juga resah dari mereka sama sekali tidak bisa ditutupi lagi.

Jungkook berdiri, "Tidak! Aku tidak ingin kemana-mana, aku ingin tetap disini." Pemuda itu mengeluarkan penolakannya dengan lantang, diangguki Namjoon dan yang lainnya. Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah tetap disisi Hoseok sampai pemuda ceria itu kembali membuka mata dan bercanda seperti biasa dengan mereka. Setidaknya hal itu masih bisa mereka lakukan saat ini.

.
.
.

"Hoseok-ah, kenapa kau melakukannya lagi? Kau berjanji padaku jika kau tidak akan melakukannya." Tangan Seokjin bergetar, menggenggam tangan Hoseok erat-erat, netra berlinang nya itu menatap begitu nanar kearah Luka-luka sayat ditangan Hoseok membuatnya kecewa. Isakannya terdengar lagi, tidak lagi peduli jika ia akan dikatakan laki-laki cengeng. "Hoseok-ah, ayo bangun. Kau bilang ingin menjadi pemenang, Hyung akan berdiri disampingmu saat kau menerima penghargaannya." Seokjin masih menggenggam erat tangan Hoseok, berharap adiknya dapat merasakan kehadirannya dan bangun sekarang juga. Hoseok bilang ingin menerima penghargaan bersama Seokjin, Adiknya bilang ingin seseorang disampingnya saat menerima penghargaan itu. Jadi Hoseok harus bangun, agar Seokjin bisa berdiri disana dengan bangga.

HOPE WORLD [JHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang