HOPE WORLD 21

333 54 3
                                        

"Hyung, aku akan melakukan yang terbaik, kan?" Jimin menatap Yoongi, pemuda itu telah berjanji pada Hoseok jika dia akan membawakan penghargaan dan buket bunga untuk Hoseok, juga meminta maaf karena menggantikan tempatnya.

Posisi Hoseok yang sebelumnya yang menjadi kandidat paling kuat untuk mewakili sekolah mau tidak mau harus digantikan oleh Jimin seminggu setelah kabar Hoseok tersebar keseluruh Antero sekolah. "Lakukan yang terbaik, menurutku kau sudah cukup baik." Yoongi berujar membalas pertanyaan Jimin.

Jimin bergeming, semakin gugup ditempatnya. "Hyung... cameranya sudah siap, kan? Hobi Hyung harus melihatnya ketika dia sadar." Ia kembali bersuara, kepalanya menengok kearah area penonton. Terlalu banyak orang, penampakan pertamanya, dan untuk Hoseok. Bagaimana ia tidak gugup?

Satu helaan nafas lantas terdengar dari bibir tipis Yoongi, "Sudah, Taehyung akan mengurus hal itu. Sudahlah, berdoa pada Tuhan dan lakukan yang terbaik. Hentikan mulut mu untuk saat ini." Yoongi berucap pedas kearah Jimin dengan wajah malas. Entah sudah berapa puluh kali hidupnya direcoki oleh Park Jimin yang gugup. Ia bahkan duduk dibelakang panggung bersama Jimin atas permintaan anak itu.

Jimin menyengir, ini karena dia terlalu gugup. "Hehehe, maaf."

Dikursi penonton ada ayah, ibunya, Namjoon, Taehyung, Jungkook, dan Jiwoo yang terlihat sedang menunggu. Beberapa minggu terakhir ini, mereka begitu dekat dengan Jiwoo. Merasa nyaman bersama wanita muda itu.

"Park Jimin!!! Giliran mu!" Ia berdiri, menghembuskan nafasnya kencang sebelum mengikuti Staff yang memanggil namanya menuju area panggung.

"Hobi Hyung, aku akan membawa penghargaan itu untukmu. Kau benar-benar harus memberiku hadiah setelah aku mendapatkannya." Pemuda itu bergumam pelan, mengeratkan kedua kepalan tangannya, menghembuskan nafasnya sekali lagi sebelum benar-benar memasuki area Panggung dengan langkah mantap. Berdiri ditengah panggung yang seharusnya menjadi panggung paling spesial milik Hoseok. Jimin tahu, bisa melihat jika peserta lain sama berbakat nya, tapi kali ini ia tidak ingin kalah. Tidak ingin mengalah sama sekali.

Dadanya sesak, ingatannya kembali pada Hoseok. Tahu betul jika panggung ini adalah mimpi Hoseok sejak lama. Pemuda itu menghela nafas pelan, berusaha mengontrol dirinya saat musik mulai berbunyi.

Lagu ini adalah lagu yang sering dinyanyikan Hoseok, Jimin memilihnya karena Hoseok menyukainya, juga ingat betul jika mereka selalu menari bersama. Gerakan yang Jimin lakukan, tercipta dari dirinya dan Hoseok.

Jimin menyukai gerakan itu, sangat menyukainya.

.
.
.

"Hobi Hyung..... aku berhasil." Jimin duduk disamping Hoseok, disofa duduk Jiwoo dan Nyonya Kim. Setelah dua minggu diruang perawatan intensif, Hoseok akhirnya dipindahkan keruang rawatnya, keadaannya menjadi lebih baik, tapi belum kunjung sadar. "Ini untukmu, penghargaan ini seharusnya untukmu, bukan untukku. Aku tidak melakukan kesalahan kali ini, sama sekali tidak. Kau harus memberiku hadiah paling bagus." Jimin menempatkan piala itu dinakas, beserta buket bunga ungu yang ia dapatkan, setelah itu fokus pada netra tertutup milik pemuda ceria yang selalu tersenyum itu. "Hyung..... apakah kau masih terlalu lelah?Apakah kau tidak ingin mengajariku lagi? Sudah sebulan, Hyung. Sudah sebulan kau membuat kami seperti ini." Jimin mengusap lengan Hoseok, lengan milik Hoseok yang dulu sering merangkulnya kini masih dibaluti perban.

Ia menghembuskan nafasnya pelan, "Hyung, kau harus bangun. Kau harus melihat Jin Hyung, dia sangat terpuruk. Kau harus melihat semua orang...." Netra  itu memanas, lantas menunduk selama beberapa saat. "Kau harus melihat diriku..." Lanjut dengan lirih. Berminggu-minggu Hoseok terbaring disini, tapi air air mata mereka tetap mengalir setiap harinya. Memohon pada pemuda itu untuk segera membuka mata dan kembali merajut kebahagiaan bersama.

HOPE WORLD [JHS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang