Seokjin tertunduk didepan pintu ruang gawat darurat dengan anjing kecil yang diselamatkan Hoseok dipelukannya. Jantung nya berdegup kencang, wajah kesakitan Hoseok yang tersenyum padanya sebelum menutup rapat matanya terus terngiang-ngiang diingatan nya.
Seokjin percaya jika Hoseok kuat. Tapi dia tidak bisa untuk berfikir seperti itu untuk saat ini, tubuh Hoseok terlempar jauh, dengan darah yang membaluti tubuhnya. Pikiran-pikiran buruk mengejarnya, seakan tidak membiarkannya tenang walau sedetik. Setelan Jas rapi yang dikenakannya berlumuran darah milik Hoseok, membuatnya nyaris gila.
"Seokjin-ah," Panggilan itu membuatnya menoleh, menatap Seokjung dan Yoongi yang berjalan cepat kearahnya.
"Hyung......." Lirih nya pelan, air matanya akhirnya menetes. Anjing kecil yang ada ditangannya menggonggong pelan.
"Ada apa? kenapa kau membawa mobil begitu cepat?" Seokjung meremas pelan bahu Seokjin, meneliti penampilan adiknya itu yang jauh dari kata normal. Jantung anak sulung itu berdebar kencang, tidak ingin menebak-nebak siapa pemilik darah segar yang saat ini melumuri pakaian Seokjin.
"Hyung.... aku benar-benar gagal." Seokjin menundukkan kepalanya, meraup kasar wajahnya dengan lengan. Sejujurnya, ia tidak berani menatap Seokjung.
"Kim Seokjin!! Liat aku! beritahu apa yang terjadi!" Seokjung mengguncang bahu Seokjin kencang.
Seokjin mendongak, menatap tepat pada netra sang kakak yang saat ini menatapnya tajam. Tangis nya semakin keras, pemuda itu meraung kencang dihadapan kakaknya. Untuk sesaat, koridor rumah sakit yang sepi itu hanya diisi oleh raungan juga isakan Kim Seokjin yang begitu ketakutan. Tangisnya pecah begitu menatap netra legam sang kakak yang ikut berkaca. "Hyung..... adikku, ada disana. Dia kesakitan Hyung, dia terluka." Isaknya. Ia menunjuk ruang gawat darurat yang tertutup rapat, matanya yang menatap kearah Seokjung yang mulai digenangi air mata. Ia meraup Surai nya kasar, "Hyung.... Selamatkan adikku. Hilangkan rasa sakitnya." Pemuda itu merengek kearah Seokjung, air matanya semakin deras.
"Apa yang terjadi?" Seokjung melembut, kembali menempatkan tangannya dibahu sang adik.
Seokjin berhenti, berusaha menahan isakannya. "Hoseok tertabrak," Seokjin kembali menunduk untuk beberapa saat. Tungkainya bergerak lunglai kearah Yoongi, memberikan anjing kecil yang ada dipelukannya pada Yoongi. "Yoongi-ah, obati lukanya. Adikku menyelamatkannya, adikku harus melihatnya saat bangun nanti." Lirihnya pelan, setelah itu duduk dikursi tunggu.
Yoongi mengangguk, dia tidak bertanya apapun, cukup mengerti hanya dengan melihat bagaimana Seokjin bertingkah. Keadaan nya tidak baik-baik saja. "Hyung aku pergi, aku akan mengabari Imo dan yang lainnya." Seokjung mengangguk.
"Seokjin-ah, Hoseok akan baik-baik saja. Adik kita kuat, kau percaya itu, kan?" Seokjung duduk disamping Seokjin yang sedang menatap kosong ubin rumah sakit.
Seokjin mengangguk, "Aku tahu, Adikku kuat. Tapi bagaimana jika dia terlalu lelah untuk bertahan? Wanita itu.... Menghancurkan nya sangat dalam." Ujarnya pelan, masih menatap kosong ubin rumah sakit. Memori Tentang Hoseok yang terhempas keaspal begitu saja terus-menerus terngiang diingatannya.
"Aku percaya padanya. Hoseok menyayangi kita dan kita juga menyayanginya. Dia tahu akan hal itu, dia tidak akan meninggalkan kesedihan." Seokjung mengelus pelan punggung Seokjin.
"Tapi bagaimana jika Tuhan lebih menyayanginya? Bagaimana jika Tuhan mengambilnya? Tuhan mungkin marah. Aku mengingkari janjiku, aku gagal...... aku Hyung yang bodoh." Seokjin memukul pelan kepalanya, merasa begitu bodoh karena kelalaian-nya. Bagaimana bisa ia lupa memberitahu Hoseok tentang acara pertemuan relasi itu? Bagaimana bisa ia tidak menjemput Hoseok? Bagaimana bisa ia tidak memperhatikan gerak-gerik Hoseok?

KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE WORLD [JHS]
Fanfikce[END] Jung Hoseok, Pemuda yang hanya ingin mendapatkan setitik kebahagiaan dalam hidupnya yang terlampau menyedihkan.