BRAK.....
Pintu rumah tua itu terhempas dari luar, "Hoseok-ah, ini Hyung!" Seokjin berteriak didepan pintu rumah tua itu, netranya yang memerah menjelajahi seantero rumah yang memang bisa ia lihat dari tempatnya. "Bagaimana bisa?" Lirihnya pelan. Ia memasuki rumah itu dengan langkah terburu, menjadi lebih frustasi saat mendapati rumah itu dalam keadaan berantakan, barang-barang berjatuhan dari tempatnya, "Hoseok-ah!!!!" Panggil nya.
Hening, sama sekali tidak ada balasan dari dalam sana. Tungkai panjangnya itu membeku begitu sampai dihadapan tempat tidur single yang ada dirumah itu. Ia diam, refleks mundur beberapa senti karena terkejut, mendapati tempat itu itu dipenuhi darah, "Tidak, tidak mungkin." Ia menatap tempat tidur itu tidak percaya, menggeleng pelan. Tidak mungkin darah itu milik Hoseok. Hoseok berhenti, adiknya itu sudah berhenti menyakiti diri.
"Hyung....." Yoongi dan Seokjung yang baru sampai ikut terdiam saat melihat tempat tidur yang dipenuhi darah.
"Hubungi yang lain Yoongi-ah, mungkin mereka tahu dimana Hoseok." Seokjung menyadarkan Yoongi yang masih terkejut, Yoongi mengangguk dan keluar dari kamar itu. "Seokjin-ah, aku yakin Hoseok akan baik-baik saja. Kau sendiri yang memberi tahuku, jika dia kuat. Hoseok juga adikku, dan aku juga sangat khawatir .Tapi jika kau seperti ini, kita mungkin akan terlambat." Seokjung menepuk punggung Seokjin, berusaha memberikan kekuatan untuk adiknya. Perbedaan yang memang cukup besar antara keduanya, Seokjung yang selalu bisa mengendalikan emosi nya, sedangkan Seokjin tidak. Pemuda itu jauh dari kata bersabar atau apapun itu.
"Hyung, adikku kemana? dia pasti belum makan." Lirih Seokjin pelan, menatap sendu kearah sang kakak.
Yoongi datang dengan langkah terburu, "Hyung, Taehyung berkata kita harus mencoba ke sungai Han, Hoseok selalu mengajak kita kesana." Ucapnya.
Seokjin berdiri dengan cepat, menatap penuh harap kearah Yoongi, sedetik kemudian memacu tungkainya meninggalkan rumah itu.
.
.
.Seokjin menghela nafas kasar, belum menemukan Hoseok. Pemuda dengan bahu lebar itu menarik kasar rambutnya, merasa frustasi. Kakinya terus melangkah cepat, berusaha secepat mungkin.
Tungkai nya itu berhenti, melihat sekumpulan orang-orang tengah berkumpul disatu titik. Tanpa basa basi mendekati kerumunan itu.
Ia terkesiap, tungkainya itu membeku pada satu tempat, mendapati Hoseok yang berdiri ditengah jalan yang dilewati banyak orang dengan anjing kecil dipelukannya. Seokjin menjadi panik, baju lengan panjang Hoseok yang seharusnya berwarna kuning kini menjadi kotor karena noda darah. "HOSEOK-AH, APA YANG KAU LAKUKAN?!" Seokjin berteriak kearah Hoseok, berusaha mendapatkan perhatian sang adik yang menatap kosong kearah mobil-mobil yang berlalu-lalang disekitarnya.
Hoseok menatap Seokjin, tersenyum kecil kearah sang kakak.
Seokjin semakin dilanda ketakutan, Hoseok saat ini sedang dalam pengaruh serangannya. Otaknya tidak dapat membedakan yang mana baik dan buruk, hasrat menghabisi dirinya sendiri bisa saja semakin besar
Hoseok tersenyum kecil, bulir-bulir air mata mengalir dari wajahnya. Pemuda itu melangkahkan kakinya, berniat menghampiri Seokjin. "HYU-......"
BRAK.......
Suaranya yang memanggil Seokjin hilang kala sebuah motor menghantam tubuhnya, digantikan dengan suara bising yang mulai memenuhi seluruh jalan. Keadaan menjadi bising, mobil-mobil berhenti. Seokjin berlari menghampiri Hoseok yang dipenuhi darah, Pemuda berbahu lebar itu tidak lagi bisa menahan tangisnya, bersimpuh tepat disamping adiknya yang sudah tidak berdaya diatas aspal yang dingin.
Hoseok memeluk anjing yang dipegangnya seerat mungkin, melindungi anjing kecil itu menggunakan tubuhnya. "Hyung.... Sakit. " Ia tersenyum kearah Seokjin, berusaha mengatur nafasnya yang entah mengapa begitu berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE WORLD [JHS]
Fanfiction[END] Jung Hoseok, Pemuda yang hanya ingin mendapatkan setitik kebahagiaan dalam hidupnya yang terlampau menyedihkan.