Happy reading
Sorry for typo*
*
*
*
Davin menatap seseorang yang baru masuk ke kursi penumpang. Wajah pucat yang sudah sering ia lihat."Gimana keadaan lo Nath." tanya Davin saat laki-laki menyandarkan punggungnya ke jok mobil mencari posisi yang nyaman.
"Seperti yang lo liat."
"Vin kalo gue nanti mati, gue minta tolong jagain Chacha ya. Gantiin posisi gue. Buat ia senyaman mungkin, jangan pernah nyakitin dia." Davin yang mendengar itu lantas merem mendadak, beruntung mereka sudah di kawasan kompleks yang di mana jalannya sepi. Davin kemudian menepikan mobilnya di pinggir jalan dan menatap tajam ke arah Nathan.
"Lo nggak usah ngomong macam-macam bangsat!!" Nathan terkekeh melihat Davin yang mencengkeram setir mobil dan berusaha mengatur emosinya. Ia kemudian memajukan badannya dan membisikkan seseorang yang membuat Davin kaget sekaligus geram. "Jangan bilang lo naksir lagi sama gue."
"Setan!!! Gue masih normal dan masih mengharapkan Chacha jadi istri gue." Davin langsung bungkam begitu menyadari ucapannya. Ia kemudian melajukan kembali mobilnya.
"Iya gue tahu Vin, tapi selama gue hidup lo jangan coba-coba cari kesempatan dalam kesempitan buat deketin pacar gue."
"Tanpa lo ancam pun gue tetap cari cara buat nikung lo. Tapi Chacha kayaknya udah Cinta banget sama lo."
"Dan gue berharap hal itu bisa jadi alasan buat lo semangat melawan penyakit lo." lanjut Davin.
"Uuuuu Davin sosweet banget" Nathan bergaya seperti banci membuat Davin bergidik geli.
"Jijik gue Nath!!"
********
Chacha memasuki rumah Nathan sambil membawa kotak makanan. Tadi saat di sekolah laki-laki itu terlihat tak nafsu makan, terlihat saat Nathan hanya mengaduk-aduk nasi goreng di piringnya. Karena tak tega, setelah pulang sekolah Chacha memasakkan Nathan rendang sapi. Makanan kesukaan laki-laki itu.
Gadis itu langsung membuka pintu kamar Nathan, Chacha mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Nathan. Suara percikan air dalam kamar mandi langsung menjawab pertanyaannya. Sebelum menuju kamar Nathan, gadis itu terlebih dahulu menghampiri Maya, mommy Nathan.
Ceklek......
Chacha yang sedang fokus ke ponselnya menoleh dan menemukan Nathan yang hanya menggunakan handuk sebatas pinggang. Ia ingin memejamkan matanya namun sayang untuk dilewatkan. Badan Nathan begitu atletis, dadanya yang ughhh..... Chacha langsung menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran-pikiran aneh di kepalanya.
Nathan tersenyum jahil melihat tingkah gadisnya, dengan jahil ia membungkuk memposisikan wajahnya dengan wajah Chacha yang sedang duduk di ranjangnya.
Chacha memalingkan wajahnya, wajahnya memerah malu.
"Nathan awas...." tanpa melihat Nathan, Chacha mendorong pundak Nathan agar menjauh darinya. Namun dorongannya sama sekali tidak membuat laki-laki itu bergerak. Malah, Nathan terkekeh pelan dan meraih dagu Chacha agar melihatnya.
"Kenapa hmmm..... Bukannya kamu suka ya sama badan yang sixpack seperti oppa oppa korea yang sering kamu tonton." kekeh Nathan.
"Nathan malu tahu. Sana ih nanti ada yang liat." Chacha berdiri dan berusaha mendorong Nathan namun laki-laki itu malah menariknya ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIEL (COMPLETED)
Teen FictionSUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nathan. "Karena gue berfikir bahwa satu-satunya yang takut mati adalah mereka yang serakah dalam hidup." Nathan menunduk dan menatap Chacha den...