49. Ldr-an?

750 47 0
                                    

Happy reading
Sorry for typo.

*

*

*

*

Chacha sibuk men scroll media sosialnya, satu tangannya sibuknya mengelus rambut Nathan yang menjadikan pahanya sebagai bantalan. Chacha mengambil minuman di atas meja samping sofa yang mereka kini tempati. Sedangkan Nathan membenamkan wajahnya ke perut rata Chacha, mulutnya terus bergerak layaknya sedang berbicara kepada sang baby yang masih dalam perut.

"Bangun sayang, ini waktunya minum obat." layaknya anak kecil Nathan menggeleng, laki-laki itu malah membenamkan wajahnya lebih dalam ke perut Chacha.

"Bangun nggak!! Kamu nggak bisa napas kalo kek gini." Chacha menghela nafasnya melihat Nathan yang berpura-pura tak mendengarnya.

"Sayang........." Nathan yang mendengar suara Chacha yang berubah menjadi lembut namun terasa mengintimidasi segera menoleh dan menatap wajah Chacha dari bawah.

"Aku masih kenyang By, nanti aja ya." ucap Nathan dengan nada yang sedikit memelas. Namun Chacha menggeleng dan membantu Nathan untuk bangun.

"Bunda tadi buatin kamu bubur ayam." Chacha kembali duduk dihadapan Nathan setelah gadis itu mengambil rantang makanan yang ia bawa tadi.

Nathan yang awalnya tidak mood buat langsung senang mendengar bunda Chacha yang buat. Ia sangat suka bubur buatan bundanya Chacha.

Chacha menaruh piring di atas paha Nathan. "Segini cukup nggak?" Nathan mengangguk tapi piringnya ia taruh lagi di paha Chacha. Membuat Chacha mengangkat satu alisnya.

"Suapin. Tangan aku agak keram." alibi Nathan sambil memijit tangannya bergantian. Chacha yang melihatnya menahan tawanya.

"Kenapa harus buat alasan sih By, aku dengan senang hati nyuapin kamu kalo kamu mau." kekeh Chacha sambil menyuapi Nathan sesendok bubur. Nathan dengan senang hati membuka mulutnya menyambut makanan tepat di depan mulutnya.

"Kata dokter besok aku sudah bisa pulang." ucap Nathan dengan antusias.

"Iya tapi kamu masih harus istirahat nggak boleh banyak beraktivitas dulu." ucap Chacha dengan lembut. Hati Nathan menghangat mendengarnya. Dirinya sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan Chacha. Gadis yang selalu ada untuknya, menemaninya di rumah sakit dan selalu mensupport dirinya.

"Kamu udah cocok Cha,"

"Cocok apa?" tanya Chacha.

"Kamu sudah cocok jadi istri aku." Nathan mengelus pipi Chacha. "Tunggu aku sukses ya, setelah itu aku akan lamar kamu tepat di depan orang tua kamu." blus... Pipi Chacha seketika memanas mendengar ucapan Nathan.

"Ekhem..... Upss mommy ganggu ya."

Mereka berdua langsung menoleh dan mendapati Maya sedang menahan tawanya. Wajah Chacha langsung menunduk malu sedangkan Nathan malah terlihat biasa saja.

Maya terkekeh melihat Chacha yang salah tingkah. "Kamu nggak usah malu sayang, mommy juga pernah muda."

Maya duduk di samping Nathan dan menatap sendu ke arah mereka berdua. Apa ia tega memisahkan mereka berdua. Batin Maya.

"Mommy kenapa?" ucap Nathan saat menyadari raut wajah sang ibu yang sendu.

"Mommy nggak papa. Mommy cuman senang liat kalian berdua." Nathan merasa tak puas mendengar jawaban dari sang ibu.

NATHANIEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang