Happy reading
Sorry for typo.*
*
*
*
Nathan membuka matanya saat merasakan ada seseorang yang mengusap kepalanya. Ia menoleh dan mendapati sang mommy yang tersenyum lembut ke arahnya.
"Bagaimana keadaanmu sayang?" Maya duduk di kursi samping brankar Nathan sambil mengelus punggung tangan anaknya yang bebas infus.
"Seperti yang mommy liat." lirih Nathan.
Nathan bangun dan duduk tepat dihadapan Maya "Mom maafin Nathan karena belum bisa menjadi anak yang baik, sampai sebesar ini pun Nathan masih merepotkanmu." Nathan mengusap kantong mata Maya dengan lembut. Nathan tahu mommy dan daddynya selalu bolak balik ke luar negeri demi mencari donor jantung untuknya.
"Jangan berbicara seperti itu sayang, mommy sama sekali tak pernah merasa direpotkan." Maya tak kuasa menahan tangisnya, ibu mana yang tega melihat anaknya terbaring di rumah sakit cukup lama.
"Mom... Nathan bersyukur karena terlahir dari seorang ibu yang sangat menyayangiku. Nathan sangat bersyukur terlahir dari rahim mommy."
"Kalau pun nanti Nathan dilahirkan kembali Nathan berharap akan lahir dari rahim mommy."
"Tapi Nathan masih tetap merasa bersalah pada mommy."
"Maafkan Nathan mom. Nathan sungguh minta maaf." Maya bangkit dari duduknya dan langsung menarik Nathan ke dalam pelukannya.
"Hiksss jangan seperti itu sayang. Kamu tak pernah berbuat salah sama mommy. Harusnya mommy yang meminta maaf sama kamu karena tak bisa menjadi orang tua yang baik." Nathan terisak dipelukan sang mommy, dekapan yang sangat Nathan rindukan.
"Mommy janji secepatnya kamu akan dapat donor jantung itu. Kamu akan sembuh sayang. Kamu nggak akan ngerasa sakit lagi. Itu janji mommy." isak Maya semakin keras mengingat perjuangan anaknya melawan penyakit yang dideritanya.
Tanpa mereka sadari di balik pintu ruang Nathan, ada sang daddy yang menyaksikan itu semua. Raka menyeka air matanya yang menetes. Dirinya tak boleh terlihat lemah dihadapan sang istri. Karena jika dirinya lemah tak ada yang menguatkan istrinya saat anaknya dalam keadaan tak baik-baik saja.
***********
Nathan mengganti terus layar Tv dihadapannya dengan malas. Sesekali matanya melirik ke arah jam dinding. Ia membaringkan tubuhnya dengan telentang menghadap langit-langit rumah sakit. Berpikir sesuatu yang kalian tak ketahui tentunya.
Ceklek......
Mendengar pintu dibuka Nathan dengan cepat menoleh dan mendapati keempat sahabatnya beserta sang pacar dengan kedua sahabatnya. Nathan tersenyum lirih, ada yang kurang.
"Huaaaaa Nathan gue kangen bangeuuut sama lo." Nathan segera menepis tangan Key sebelum laki-laki itu memeluknya. Mereka terlebih dahulu mengecek keadaan Davin sebelum ke ruangan Nathan.
"Ckckckck, lebay lo" cibir Nathan.
"Emang lo nggak kangen kita gitu? Sudah seminggu kita nggak ketemu loh!!" cibir Azka dengan nada lebay.
"Nggak tuh," acuh Nathan membuat Key dan Azka kesal melihatnya. Sebenarnya Nathan juga merindukan kelima sahabatnya namun karena laki-laki dan perempuan cara mengungkapkan kata rindu berbeda. Laki-laki lebih mengutamakan gengsi bukan? Berbeda dengan perempuan mereka dengan mudahnya saling memeluk jika lama tak bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIEL (COMPLETED)
Fiksi RemajaSUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nathan. "Karena gue berfikir bahwa satu-satunya yang takut mati adalah mereka yang serakah dalam hidup." Nathan menunduk dan menatap Chacha den...