Happy reading.
Sorry for typo.*
*
*
*
Nathan memasuki rumahnya dengan perasaan senang, senyum tak pernah luntur dari bibirnya. Saat ingin menaiki tangga ucapan mamanya membuat langkahnya berhenti.
"Kamu udah minum obat kan nak? Jangan terlalu larut pulang, angin malam nggak baik buat kamu." ucap Maya penuh perhatian.
"Iya mom, sebelum Nathan pergi udah Nathan minum obatnya. Nathan ke atas ya Mom, good night" ucap Nathan sambi mencium pipi mama nya.
Nathan membaringkan tubuhnya ke ranjang sambil menghadap ke langit-langit. Ia tersenyum saat mengingat kebersamaannya dengan Chacha.
"Bisakah ia mencintai lebih lama? Sementara hati yang ia gunakan untuk merasakan cinta tidak cukup kuat untuk bertahan hidup."
*******
Matahari sudah membumbung tinggi di atas kepala. Sinarnya begitu menyengat membuat Chacha yang sedang berdiri di tengah lapangan sambil menghadap ke tiang bendera mengeluh kepanasan. Sudah 30 menit ia berdiri, hukuman yang diberikan oleh ibu Rani selaku guru BK di sekolahnya karena telat upacara.
Ia telat karena dirinya sedang datang bulan, hal itu yang membuat Chacha kesiangan lebih tepatnya ia semalam tak bisa tidur karena perutnya yang sakit.
"Panas banget ya ampun" Chacha mengipasi wajahnya yang memerah akibat paparan sinar matahari.
"Tahan, 15 menit lagi kok," Chacha menghiraukan suara disampingnya, ia malas menjawab bahkan sangat tidak menyukai orang yang berbicara disampingnya.
"Maaf" ucap Angel dengan raut muka menyesal.
Chacha memutar bola matanya malas, enteng banget tuh mulut ucap kata maaf. Emang dengan kata maafnya bisa kembali seperti semula. "Maaf lo nggak guna tau ga!!" Chacha bisa melihat raut sedih di mata Angel. Ia bukan malaikat yang gampang memaafkan, sakit yang ia rasakan sampai saat ini masih terasa. Di khianati dengan orang yang benar-benar lo percaya itu rasanya nyesek banget, sampai-sampai nggak bisa mengucapkannya dengan kata-kata.
"Eh Cha! Lo kemana aja baru nongol?" tanya Jessica begitu melihat Chacha memasuki kelas dengan wajah lelah.
"Nggak usah sok lupa deh lo, bukannya tadi lo nyapa gue di lapangan sambil kasih gue wejangan biar nggak telat lagi" cibir Chacha sambil duduk di bangkunya.
"Hahhahaha, kasian sobat gue abis kena hukum," ejak Jessica.
"Ckck diem lo!! Jangan sampai pala lo gue timpuk pake hp gue," ancam Chacha.
"Uuuu serem...... Hahhahah asem bener muka lo Cha. Kita ke kantin aja yuk! Sebagai sahabat yang cantik dan imut gue tau lo udah lapar sampai gue bisa dengar konser bts di perut lo." Jessica merangkul Chacha menuju kantin.
"Oke tapi lo yang bayar," Chacha tersenyum sambil mengedipkan matanya beberapa kali.
"Nggak usah sok imut lo, bokap lo uangnya banyak tapi anaknya sukanya yang gratisan."
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIEL (COMPLETED)
Teen FictionSUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nathan. "Karena gue berfikir bahwa satu-satunya yang takut mati adalah mereka yang serakah dalam hidup." Nathan menunduk dan menatap Chacha den...