Happy reading
Sorry for typo*
*
*
*
Akhirnya libur akhir semester akan tiba. Setelah berkutat dengan soal-soal yang menguras tenaga dan perasaan selama seminggu. Kini mereka tinggal menunggu pengumuman.
Sudah banyak siswa yang berkumpul di depan papan pengumuman untuk melihat peringkat mereka. Davin dan yang lainnya langsung menerobos kerumunan.
"Misi orang ganteng mau lewat" Azka mengedipkan sebelah matanya dengan genit pada siswi yang menyingkir memberi mereka jalan.
"Anjir nama gue naik satu tingkat" pekik Key senang sambil menyugar rambutnya kebelakang.
"Heeleh naik satu tingkat aja bangga" sungut Azka. Pasalnya nama dia berada di bawah nama Key yang berarti mereka cuman bertukar tempat saja.
"Bilang aja lo iri" ejek Key. Gilang hanya memutar bola matanya malas melihat kelakuan mereka berdua. Sempat-sempatnya mereka beradu argumen di tengah kerumunan. Gilang kembali melihat ke papan. Matanya langsung melotot saat nama Nathan berada di bawah Davin. Kepintaran Davin memang suda tidak di ragukan lagi. Namun ia masih meragukan kepintaran nama yang berada di bawah Davin.
"Napa lo natap gue kek gitu" semprot Nathan pada Gilang. Gilang hanya mendelik menatap Nathan dan menyusul yang lainnya menuju rooftop.
Saat mereka tiba di rooftop semua mata mengarah ke Nathan. Mereka heran Nathan sepintar itu dan mengalahkan Dava yang notabenenya memiliki sedikit kepintaran diantara mereka berempat.
"Nath lo nggak pelet guru kan." ucap Dava membuka percakapan.
"Ngapain gue pelet guru, lebih baik gue pelet Chacha biar nempel terus sama gue" ucapnya santai sambil membuka kulit kacang dan memakannya.
"Jangan-jangan lo godain pak botak lagi. Biar lo dapat nilai tertinggi." sahut Key. Pak botak aka pak haerun adalah guru biologi mereka yang juga merangkap sebagai wali kelas di 12 mia 1.
"Gue normal ya!! Lagian gue heran sama kalian semua, bukannya kasih gue selamat karena berada di peringkat dua. Malah tatapan heran yang gue terima. Aku tuhhh nggak bisa diginiin." ucap Nathan dengan nada alay diakhir kalimatnya.
Davin menendang kaki Nathan yang memang sedang duduk di bawah dan menyandar ke sofa. "Jijik gue"
Azka dan Gilang merangkul pundak Nathan. "Ternyata setelah lo dari London otak lo berubah juga. Nath lo beli otak dimana. Beritahu alamatnya dong gue juga pengen beli otak biar bisa sepintar lo" Nathan menggeplak kepala Azka membuat sang empunya meringis kesakitan.
"Lo bisa beli di rumah sakit hewan, lo bebas milih otak di sana. Gue saranin lo beli setengah otak monyet dan setengahnya lagi otak anjing itu kombinasi yang paling sempurna." cibir Nathan.
"Gue rasa lo udah gila deh Nath!! Yakali gue beli otak hewan," kekeh Azka.
"Lo yang gila!!! Bisa-bisanya lo minta alamat orang yang jual otak" teriak Nathan. Bisa-bisa ia mempunyai darah tinggi bila berdekatan dengan Azka setiap hari. Sedangkan kelima temannya malah tertawa terutama sang pelaku. Ternyata sangat asik membuat Nathan marah.
"Yaelah Nath lo nanggepinnya serius amat!" kekeh Dava sambil menepuk pundak Nathan.
"Gue nggak nyangka lo bisa pintar juga." Nathan menatap kesal ke Dava. Bisa-bisanya mereka mengejek dirinya saat ia mendapat nilai bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIEL (COMPLETED)
Novela JuvenilSUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nathan. "Karena gue berfikir bahwa satu-satunya yang takut mati adalah mereka yang serakah dalam hidup." Nathan menunduk dan menatap Chacha den...