Happy reading
Sorry for typo.*
*
*
*
Nathan memasuki ruangan serba putih setelah mendengar namanya di panggil. Laki-laki itu disambut dengan senyum manis di bibir sang gadis.
"Gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Chelsea.
"Merasa lebih baik." jawab Nathan dengan tenang. "Tapi itu saat aku minum obatnya. Akhir-akhir ini juga aku gampang merasa lelah. Atau itu efek samping dari obatnya."
Chelsea berusaha tersenyum menenangkan laki-laki dihadapannya. "Aku senang kamu sudah rajin minum obatnya."
"Tapi sampai kapan aku harus minum obat terus. Minum nggak minum aku juga bakalan tetap mati kan." lirih Nathan.
"Sampai Daddy nemuin donor jantung buat kamu." sedikit saja ia berkedip maka air matanya akan jatuh. Chelsea sebisa mungkin untuk tidak menangis. "Cukup bersabar Nath. Setidaknya obat itu bisa buat kamu bertahan hidup. Nath, kamu sudah bertahan sejauh ini. Jangan membuat semuanya sia-sia. Bersabarlah sedikit lagi. Kata daddy dia sudah nemuin pendonor tapi itu belum pasti karena kita belum tahu apakah jantungnya cocok atau tidak.
Nathan hanya menghela napas, ini sudah yang ketiga kali daddy menemukan pendonor namun tak ada yang cocok untuknya. Nathan berharap pendonor yang sekarang cocok dengannya.
"Aku pulang dulu. Kata mommy jangan terlalu lelah, luangkanlah waktu untuk sekedar refreshing bersama mommy. Jaga kesehatan." Nathan berlalu dari ruangan Chelsea. Saat ia berada di koridor rumah sakit tak sengaja matanya menangkap siluet seseorang yang ia kenali.
"Chacha!!" Nathan menghampiri gadisnya yang sedang berada di bagian administrasi.
Chacha yang merasa namanya di panggil menoleh, gadis itu tersenyum mendapati Nathan yang sedang berjalan ke arahnya. "Kamu ngapain disini?"
"Oh aku... Mmm aku baru saja ke ruangan Chelsea." Nathan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Oh, ngapain?"
"Mmm itu mommy nyuruh buat bawain bekal. Tadi mommy masak makanan kesukaan Chelsea dan nyuruh aku buat bawain ke rumah sakit." alibi Nathan.
"Oh" entah kenapa Chacha langsung kesal mendengar mommy Nathan masak makanan kesukaan Chelsea. Emang Chelsea siapa sih. Kok Nathan dekat banget.
"Nggak usah cemburu, Chelsea itu sepupu aku. Anak dari kakak Daddy aku." ucap Nathan seolah tahu isi pikiran Chacha. Gadis itu sedikit terkejut dan hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu ke sini ngapain."
"Aku lagi anterin bunda. Asam lambung bunda lagi kumat."
"Trus bunda mana?" Nathan celingukan mencari bunda Karin.
"Bunda mah udah diparkiran," Nathan mengangguk kemudian berjalan bersama Chacha ke parkiran.
"Loh Nathan kamu di sini juga." ucap Karin.
"Iya bun, nyamperin sepupu aku yang lagi kerja."
"Sepupu kamu dokter disini" Nathan mengangguk mengiyakan sambil tersenyum.
"Dokter apa?"
"Dokter spesialis jantung bun"
"Wah sepupu kamu hebat ya. Kapan-kapan kenalin ke bunda dong. Bunda tuh pengen banget punya anak jadi dokter." Karin melirik anaknya. Namun Chacha menganggap angin lalu ucapan bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIEL (COMPLETED)
TienerfictieSUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nathan. "Karena gue berfikir bahwa satu-satunya yang takut mati adalah mereka yang serakah dalam hidup." Nathan menunduk dan menatap Chacha den...