Happy reading.
Sorry for typo.*
*
*
*
Nathan menatap langit malam dari balkon kamarnya, akhirnya ia bisa kembali menetap di negara asalnya setelah dua tahun menetap di London untuk berobat. Nathan menatap balkon kamar seseorang yang yang sudah gelap tepat berada di depan balkon kamarnya, seseorang yang membuat jantungnya berdetak kencang saat berada di dekatnya, seseorang yang membuatnya jatuh Cinta dalam sekali bertemu."Have a nice dream Chacha."
"Nath" Nathan menoleh ke asal suara dan menemukan ibunya yang sedang membawa nampan yang berisi makanan dan tak lupa obat yang biasa Nathan konsumsi. Maya menghampiri Nathan yang sedang berdiri di balkon kamarnya.
"Kata bibi kamu belum makan sejak pulang dari apartemen Dava" Maya menarik Nathan menuju kamarnya dan menyuruhnya untuk makan. Nathan yang di perlakukan seperti itu hanya pasrah mengikuti semua perintah ibunya.
"Mommy udah bicara dengan dokter pribadi kamu. Besok jadwal kamu check up" Nathan melihat raut wajah ibunya yang berubah sedih.
"Mommy juga udah telpon wali kelas kamu" Nathan memeluk ibunya dari samping, ia menyandarkan kepalanya di bahu ibunya. "I'm fine mom."
"Apa kamu takut?" Maya mengusap rambut Nathan dengan lembut.
Nathan terkekeh mendengar ucapan ibunya. "Aku tidak pernah takut mom, jangan terlalu menghawatirkan sesuatu yang tidak perlu. Semuanya akan baik-baik saja."
*******
Chacha berjalan melewati koridor kelas dengan raut wajah yang sedikit memerah. "Untung gue nggak telat lagi" ucap Chacha sambil mengatur napasnya yang tidak teratur.
"Oi ini masih pagi tapi lo udah keringetan Cha" Chacha menghampiri Jessica tanpa basa basi ia langsung mengambil botol air minum Jessica dan meminumnya dengan rakus.
"Gila, hampir aja gue telat Jes" Chacha mendudukkan bokongnya di samping Jessica lebih tepatnya sih ke bangkunya sendiri.
"Emang kak Nathan kemana?"
"Kok lo tau gue nggak berangkat bareng kak Nathan sih?" itu bukan jawaban yang Jessica minta, Chacha malah memberinya pertanyaan.
Jessica memutar bola matanya malas. "Iyalah gue tau, karena kalau lo bareng kak Nathan lo nggak mungkin datang telat secara kan kak Nathan alarm berjalan buat lo" Jessica menaik turunkan alisnya seraya menggoda Chacha.
"Enak aja lo katain kak Nathan jam alarm berjalan," sewot Chacha sedangkan Jessica hanya mengangkat bahunya acuh.
"Eh tapi kok tumben lo nggak bareng kk Nathan?" kepo Jessica
"Kepo juga kan lo"
"Bukan sahabat namanya kalau nggak kepo dengan urusan sahabatnya,"
Chacha hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan Jessica. "Gue juga nggak tau kenapa kak Nathan nggak bisa jemput gue,"
"Emang lo nggak tanya kak Nathan kenapa nggak bisa jemput lo"
"Udah, tapi kak Nathan nggak bales chat gue dari semalam" sebenarnya semalem Chacha nggak bisa tidur, ia berusaha memejamkan matanya agar bisa tertidur, saat dirinya sudah ingin memasuki alam mimpi, bunyi handphonenya langsung mengalihkan tidurnya apalagi saat melihat nama Nathan yang mengirimnya chat tanpa menunggu lama ia membalas pesan dari Nathan, tapi ia ketiduran karena menunggu chat Nathan yang belum membalas pesannya. Itulah asal usul seorang Chacha kesiangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIEL (COMPLETED)
JugendliteraturSUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nathan. "Karena gue berfikir bahwa satu-satunya yang takut mati adalah mereka yang serakah dalam hidup." Nathan menunduk dan menatap Chacha den...