"Lepaskan jika itu membebankan. Relakan jika itu menyakitkan "
*******
Happy Reading
Sorry for typoSatu persatu benda yang berbentuk kapsul dan tablet yang terasa pahit jatuh kedalam wastafel dan kemudian membiarkannya larut dalam air. Dengan menghembuskan nafas kasar Nathan menatap dirinya dicermin. Kemudian berjalan ke arah shower dan membasahi seluruh tubuhnya.
Nathan keluar dengan tubuh yang fresh. Setelah berpakaian ia berbaring di kamarnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman kala mengingat kejadian semalam sewaktu ia bertamu ke tetangga barunya.Flashback on
"Loh kamu mau kemana malam-malam gini?" tanya Maya saat melihat Nathan yang melewatinya yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Nathan mau ke tetangga sebelah mom," Maya mengerutkan keningnya sambil berfikir. Nathan yang mengerti ibunya kebingungan melanjutkan ucapannya "tetangga kita tadi ngundang Nathan ke rumahnya buat makan malam mom"
Di undang ya? Bukankah Nathan yang memintanya sendiri. Memikirkannya saja sudah membuat Nathan ingin tertawa.
"Oh gitu ya, yaudah sana pergi"
*******
Di kediaman Alexander, Karin sedang menyiapkan makan malam dengan Chacha yang membantunya seadanya di karena kan kakinya masih sedikit sakit setelah di pijat tadi. Saat sibuk menyiapkan makan malam aktivitas mereka terhenti saat bell rumah mereka berbunyi.
"Siapa sih bun yang malam-malam bertamu" ucap Chacha."Biar ayah cek" saat Dimas ingin kesana ucapan karin menghentikannya.
"Biar bunda aja yah, ayah duduk aja" Karin langsung meninggalkan meja makan dan menemui tamu tersebut.
"Kaki kamu udah masih sakit?" tanya Dimas sembari memperhatikan anaknya yang sedang menata makanan di atas meja.
"Udah sesakit tadi sih Yah." Dimas mengangguk.
"Kamu duduk aja. Biar mbak yang kerjain." Chacha menuruti perkataan ayahnya. Kakinya juga masih sedikit sakit.
"Lihat siapa yang ada di belakang bunda" Karin datang dengan seseorang yang berdiri di belakangnya.
Keduanya langsung melihat ke arah karin dan melihat seseorang yang berada di belakang Karin.
Chacha terkejut melihat Nathan, ia kira perkataan Nathan tadi hanya bercanda.
"Hai Cha" Nathan menyapa Chacha dengan senyum yang ramah, tapi menurut Chacha itu senyum yang menyebalkan. Chacha membalas senyuman Nathan dengan terpaksa.
"Kamu nih Cha, kok ngundang Nathan nggak bilang-bilang dulu sama bunda. Kan kalau bunda tau bunda masak banyak" ucap Karin sambil mengambilkan makanan untuk Dimas.
"Emang bunda udah kenal sama Nathan?"
"Iya dong, bunda udah lebih dulu loh kenal sama Nathan" ucap Karin sambil berjalan mengambil lauk untuk suaminya.
"Cha, temannya disuruh duduk dong" ucap Dimas. Chacha hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Duduk" ucapnya singkat. Sedangkan Nathan langsung duduk disamping Chacha dan hanya tersenyum mendengar perintah Chacha yang menyuruhnya duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIEL (COMPLETED)
Roman pour AdolescentsSUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nathan. "Karena gue berfikir bahwa satu-satunya yang takut mati adalah mereka yang serakah dalam hidup." Nathan menunduk dan menatap Chacha den...