Selamat Membaca....
.
.
.
.
.
.
Selena sampai di Waterland, pelayannya membawakan peralatan lukis yang dia butuhkan. Selena menemukan tempat yang cocok untuk melukis dan segera meminta pelayannya untuk memetakkan kursi lipar, memasang easel dan juga meletakkan kanfas disana, dia mulai menyiapkan paler, cat dan juga kuas yang akan digunakan. Selena terlihat begitu senang karena dia akan melukis pemandangan pantai di sore hari.
"Terimakasih, kalian bisa menunggu di kereta atau kalian juga bisa jalan-jalan, karena ini akan memakan waktu lama." Selena meminta pelayannya untuk melakukan hal yang mereka inginkan selama dia melukis. "Kalian bisa kembali ketima matahati sudah terbenam."
"Baik, My Lady."
Setelah para pelayannya undur diri, Selena memulai untuk meletakkan cat pada palet kayu miliknya, "Aku suka suasana tenang seperti ini."
Selena terlihat sangat serius melikis pemandangan pandai yang ada dihadapannya, sampai-sampai dia tidak menyadari bahwa sedari tadi Jesper memandanginya. Jesper yang merasa lelah dengan pekerjaannya memutuskan untuk memenangkan diri di pantai, saat sampai dia melihat Selena yang sedang menyiapkan peralatan lukisnya bersama pelayannya.
"Wajah seriusnya sangat lucu." Jerper tersenyum saat melihat ekspresi wajah serius Selena. Entah dorongan dari mana, dia berjalan menghampiri gadis yang sedang sibuk melukis itu. "Ternyata lukisanmu bagus."
Selena terkejut saat Jesper berdiri disebelahnya, "Sejak kapan anda disini?"
"Jangan berbicara formal padaku, usia kita tidak terpaut jauh. Perkenalkan namamu Jesper Handerson." Jesper memandang lukisan yang hampir selesai milik selena. "Ternyata kamu jago melikis."
"Terimakasih." Selena malu mendengar pujian dari Jesper. "Kamu pasti kakaknya Alvira, Sedang apa kamu disini. Perkenalkan juga namaku Selena." Dia masih fokus melukis.
"Aku sudah tahu, adikku sering bercerita tentangmu dan juga Claire putri Duke of Willis dan Diandra putri Earl of Northem. Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku dan beristirahat disini." Jesper memandang langit sore yang sangat indah. "Matahari terbenamnya sangat indah."
"Kamu benar." Selena berhenti melukis dan memandang matahari terbenam yang ada dihadapannya, dia menyelesaikan lukisannya dan membereskan peralatan lukisnya.
"Sini biar aku bantu." Jesper membantu Selena membereskan peralatan melukisnya.
"Tidak perlu nanti tangan dan bajumu bisa kena cat."
"Tidak apa-apa." Jesper bersikeras membantu Selena, "Kemana para pelayanmu?"
"Aku memintanya mereka untuk beristirahat, sebentar lagi mereka akan kemari lagi." Selena mengambil kain dan membasahinya dengan air minum yang dia bawa. "Bersihkan tanganmu dengan ini." Dia memberikan kain basah pada Jesper.
"Terimakasih."
Tidak lama pelayan Selena datang, mereka terkejut saat melihat majikan mereka tidak sendiri, "Maaf kamu terlambat, My Lady." Mereka menatap bingung Jesper.
Selena yang memahami kebingungan pelayannya langsung mengenalkan Jesper, "Dia adalah Jesper Handerson, putra dari keluarga Handerson dan kakak Alvira."
"Maafkan kelancangan kami, My Lord."
"Tidak apa-apa."
"Tolong bawa peralatan lukisku ke kereta." Pelayan Selena membawa peralatan lukis milik Selena kedalam kereta kuda. "My Lady, apakah anda akan pulang sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lady (Guardian Angel)
FanficClaire menjadi anggota Black Roses karena tragedi yang menjadi sebuah alasan yang akan membuatnya bertemu dengan takdir dan kanyataan yang tidak dapat dia hindari.