Thirty One

73 17 3
                                    

Maaf ya aku lama enggak update, keyboard laptopku rusak jadi aku gg bisa ngelanjutin ngetiknya, sekali lagi maaf ya.....
.
.
.
.
.
.
Tanpa berlama-lama.....
.
.
.
.
.
.
Selamat Membaca.....
.
.
.
.
.
.

Hari silih berganti, kondisi kerajaan begitu tenang dan tidak ada permasalahan besar yang terjadi di kerasaan, hal ini membuat Keenan serta yang lainnya merasakan perasaan yang tidak enak, mereka merasa bahwa musuh sedang merencanakan sesuatu yang mengerikan. Keenan masih fokus melakukan tugasnya sebagai seorang Raja, tapi dia bersyukur dengan kesehatan Ratu Sarah mamanya yang mulai membaik ditambah papanya Raja Leonard yang baru-baru ini sadar dari komanya dan harus melakukan serangkaian terapi paska koma yang dialaminya.

Saat ini Keenan sedang mengunjungi papanya yang baru saja melakukan terapi, “Oh, kamu datang.” Leonard yang baru saja masuk kedalam kamar inapnya terkejut melihat putra bungsunya, dia masih harus duduk dikursi roda dan dibantu oleh istrinya yang selalu menemaninya setelah dia sadar dari komanya. “Apa yang sedang kamu lakukan, kamu pasti sibuk.”

“Tidak, aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku.” Keenan membantu mamanya untuk memindahkan papanya ketempat tidur, “Aku hanya ingin menjenguk dan melihat perkembangan kesehatan papa.”
“Sebaiknya aku membuatkan tea untuk kalian berdua.” Sarah membuatkan tea untuk suami dan juga putra bungsunya.

“Maaf papa membuatmu harus mengantikan posisi padamu secara mendadak.” Leonard merasa bersalah pada putra bungsunya itu. “Apa ada masalah yang membuatku risau, kakakmu cerita pada papa jika kamu akhir-akhir ini kamu terlihat sering melamun dan juga banyak pikiran.”

“Tidak ada.”

“Kamu yakin, kalau ada masalah ceritakan pada papa, siapa tahu papa bisa membantu.” Leonard menepuk bahu Keenan, dia merasa putra bungsunya itu menyembunyikan sesuatu darinya. “Kamu sedang tidak menyembunyikan sesuatu dari papa kan.”

“Sebaiknya papa fokus dulu pada kesehatan papa, jangan memikirkan hal yang lain.” Keenan tidak ingin membuat kesehatan papanya memburuk, “Kalau mama tahu, papa bekerja dengan kondisi sekarang nanti kita berdua akan mendapat masalah.”

“Kamu benar.” Leonard tertawa, dia tidak ingin melihat istrinya jengkel karena dia bekerja dalam kondisi kesehatannya sekarang. “Kemarahan mamamu menyeramkan sebaiknya papa tidak memancing kemarahannya.” Kedua pria berbeda usia itu tertawa bersama dan memperlihatkan wajah tampan mereka.

“Apa yang sedang kalan berdua bahas? Kenapa kalian berdua tertawa seperti itu?” Sarah berjalan dari dapur kecil yang ada di diruang inap sambil membawa nampan yang berisi teko tea dan juga jelas untuk mereka, dia menatap bingung anak dan juga suaminya yang terlihat menertawakan sesuatu.

“Tidak, kita tidak sedang membahas apa-apa.”

Sarah menatap penuh selidik pada suami dan juga putra bungsunya, “Kalian sedang tidak menyembunyikan sesuatukan.”

“Tidak, aku sedang menanyakan kabar yang lain pada Keenan.” Leonard sedang berusaha untuk mangalihkan perhatian istrinya, “Aku dengar dari Alexavier jika putri kita dekat dengan Allard Barclay, putra bungsu keluarga Barclay. Jadi aku menanyakan pada Keenan, apa dia tahu tentang ini.”

“Kenapa tidak tanyakan pada Viona langsung.” Sarah meletakkan nampan yang dia bawa keatas meja yang ada disebelah ranjang, dia menuangkan tea yang ada diteko kedalam gelas.

“Sudah, dia malah diam saja. Sepertinya dia malu menjawabnya.” Leonard berhasil mengalihkan perhatian istrinya, “Padahal aku ingin bertemu dengannya.”

“Kapan-kapan aku akan meminta Viona mengajaknya kemari.” Sarah memberikan segelas tea pada suami dan juga putra bungsunya. “Oh iya, bagaimana kabar Claire? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya.”

My Lady (Guardian Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang