Twenty Three

92 25 1
                                    

Selamat Membaca.....

.

.

.

.

.

.


"Claire."

Keenan dan Oliver terkejut melihat identitas sebenarnya dari pemimpin Black Roses yang selama ini selalu bekerja dengan mereka, begitu dengan Howard seperti familiar dengan gadis yang ada dihadapannya itu. "Apa kamu masih mengingatku? Aku adalah anak kecil yang seharusnya kamu bunuh 15 tahun yang lalu."

Howard sadar dari keterkejutannya, "Ternyata kamu sudah tumbuh dewasa." Dia berusaha menenangkan dirinya.

"Terimakasih berkatmu, aku tumbuh dengan dendam untuk membalas kematian bundaku, dan sepertinya ini saatnya." Claire menatap tajam Howard, ekspresi lembut dan menenangkan yang selama ini selalu menghiasi wajahnya hilang seketika berubah menjadi ekspresi wajah datar dan dingin, dia mengambil sesuatu didalam kantung celananya tanpa sepengetahuan siapapun.

Oliver tidak menyangka dengan apa yang dia lihat, dia tidak merasa tertipu dengan senyum yang selalu menghiasai wajah adik kesayangannya itu begitu juga dengan Keenan, dengan sekuat tenaga akhirnya mereka berdua berhasil mengalahkan kelima penyusup yang mereka berdua lawan.

"Dalam mimpimu saja." Howard langsung menyerang Claire tanpa persiapan, dia hanya ingin segera menghabisi gadis itu. Tanpa dia sadari Claire sudah menyiapkan sesuatu di tangan kirinya, dengan sigap dia menangkis pedang milik Howard dan langsung menyuntikkan obat bius dengan dosis cukup tinggi pada lengan kiri Howard, obat bius itu langsung bereaksi dan membuat Howard jatuh tersungkur disebelah Claire.

Claire mengambil topeng miliknya yang tadi sempat dia jatuhkan, dia memandagi topeng miliknya itu, dia sudah tidak perduli dengan pendapat dan juga respon orang lain. Oliver dan Keenan berjalan kearah Claire dengan sejuta bertanyaan dikepala mereka. "Claire, kamu harus menjelaskan semua ini!"

Claire masih fokus menatap topengnya dan tidak menghiraukan keberadaan Oliver dan juga Keenan. "Tidak ada yang perlu aku jelaskan, kalau ingin tahu semuanya Tanya saja padanya, karena dialah orang yang sudah membunuh bunda." Dia menunjuk Howard yang tidak sadarkan diri, dia benar-benar tidak ingin berbicara dengan siapapun dan memutuskan pergi dari sana tanpa memperdulikan respon dari Oliver dan juga Keenan.

Oliver tidak pernah melihat adiknya seperti ini, dia jadi merasa sangat bersalah pada Claire karena dia tidak peka dengan perasaan adik kesayangannya itu, dia hanya bisa diam sambil menatap punggung Claire yang semakin lama-sekali tidak terlihat, sedangkan Keenan hanya bisa menerka-nerka tentang seberapa rasa sakit yang Claire pendam selama ini.

Selena dan Diandra yang berjalan menyusul Claire, terkejut bukan main dengan apa yang mereka berdua lihat. Mereka melihat Claire yang berjalan kearah mereka tanpa menggunakan topeng miliknya dan berjalan begitu saja melewati mereka. Mereka berdua membulatkan mata saat mengerti dengan situasi yang baru saja dialami oleh Claire dan langsung menyusup sahabat mereka itu. "Claire kamu mau pergi kemana?"

Claire berhenti dan membalikkan badannya, "Aku sedang ingin sendiri." Tanpa menunggu jawaban dari kedua sahabatnya, dia berjalan pergi.

Alexavier masih berjaga-jaga dalam ruangan bersama beberapa prajurit, tanpa mereka sadari jari-jari tangan Ratu Sarah bergerak dengan pelan di sertai dengan airmata yang menetes dari mata Paduka Ratu.

.....

Claire berada di tempat dimana bundanya dibunuh, dia duduk dirumpukan sanju yang ada disana dan meletakkan topeng miliknya dibangku yang ada dibelakangnya. Dia tidak perduli dengan suhu udara yang sangat dingin, dia hanya diam menatap kearah tumpukan salju yang ada dihadapannya itu karena disanalah bundanya Qiana meregang nyawa.

My Lady (Guardian Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang