Twenty Four

101 28 2
                                    

Selamat Mmembaca.....

.

.

.

.

.

.


"Paduka Raja, saya membawa kabar jika Paduka Ratu Sarah sudah sadarkan diri."

Mendengar kabar jika mamanya sudah sadar, Keenan langsung bergegas menuju rumah sakit diikuti oleh Oliver dan juga Alixavier, mereka bertiga langsung masuk kedalam kereta kuda yang akan membawa mereka kerumah sakit. Tidak butuh waktu lama mereka bertiga sampai dirumah sakit, Keenan langsung turun dari kereta dan berlari menuju ruang inap kedua orangtuanya, sedangkan Oliver dan Alexavier masih mengikuti dari belakang.

Keenan sudah berada di depan ruang inap kedua orangtuanya dan membuka pintu, dia melihat mamanya yang sedang duduk diatas ranjangnya dan memandangi sedih papanya yang masih belum sadarkan diri, dia langsung menghampiri mamanya dan duduk dikursi yang ada didekat ranjang. "Mama sudah sadar." Perkataannya berhasil membuat Sarah sabar dari lamunannya.

Sarah mengalihkan pandangannya pada putra bungsunya yang sudah duduk didekatnya, "Kamu sudah datang." Sarah yang masih lemah menyambut kedatangan putra bungsunya itu, "Maaf, mama tidak menyadari kedatanganmu."

Keenan tersenyum menatap mamanya, dia cukup legah melihat mamanya sudah sadar dan dia hanya tinggal menunggu ayahnya. "Tidak apa-apa, ma. Aku senang mama sudah sadar."

Sarah menangkup wajah tampan putra bungsunya itu dengan sayang, "Mama sangat merindukanmu, ngomong-ngomong dimana Viona?" Sarah mencari keberadaan putri sulungnya itu.

"Saya sudah meminta Oliver untuk menjemput Duchess dikediamannya." Alexavier yang sedari tadi berdiri dibelakang Keenan mulai angkat bicara.

"Terimakasih, Alexavier." Sarah menatap Alexavier ragu, "Alexavier, bisa panggilkan putrimu kemari. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya." Entah mengapa sejak dia sadar, dia terus saja memikirkan Claire.

"Saya akan meminta salah seorang prajurit untuk menjemput Claire." Alexavier keluar dari ruang inap, dan menyisahkan Sarah dan juga Keenan serta Leonard yang masih belum sadarkan diri.

Sebenarnya Keenan memiliki banyak pertanyaan dibenaknya yang ingin dia sampaikan pada Sarah, tapi dia memikirkan kondisi mamanya yang baru saja sadar dari koma dan terlihat masih dalam kondisi yang belum baik. 'Sepertinya aku menanyakannya nanti jika mama sudah lebih baik.'

"Ada yang ingin kamu bicarakan dengan mama, kenapa kamu memandangi mama seperti itu." Sarah mengutarakan pendapatnya saat dia sadar jika putra bungsunya itu ingin bertanya padanya tadia Keenan tidak kunjung bertanya dan hanya dia memandangi dirinya.

"Tidak apa-apa, sebaiknya mama istirahat, mama kan belum lama sadarkan diri." Keenan berusaha untuk mengalihkan.

"Mama tahu apa yang sedang kamu pikirkan." Sarah menatap serius putra bungsunya itu, "Katakan saja apa yang ingin kamu katakan atau tanyakan pada mama."

Keenan ragu untuk menanyakannya langsung pada Sarah, dia memutuskan untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Sarah tahu apa yang membuat putra bungsunya itu ragu untuk bertanya padanya, "Apa kamu sudah menemukan ruangan rahasia dan juga kotak yang ada diruangan belajar mama." Perkataan Sarah sukses membuat Keenan membulatkan matanya karena terkejut.. "Dari ekspresi wajahmu, mama bisa menduga jika kamu memang sudah menemukannya dan juga mengetahui rahasia yang selama ini mama sembunyikan darimu dan juga semua orang."

"Apa kamu juga sudah mengetahui identitas dari pemimpin Black Roses yang sekarang?" melihat respon dari putra bungsunya itu, Sarah yakin kalau Keenan juga sudah mengetahuinya. Sedangkan Keenan hanya bisa diam dan tidak berkata apa-apa, yang dikatakan oleh mamanya itu semua benar, dia berusaha mengalihkan pandangannya pada ayahnya yang masih belum sadar dari komanya.

My Lady (Guardian Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang