Yustas memainkan bola voli yang ditangkapnya dengan mudah sedangkan Hayu masih memutar otak untuk menghadapi gadis baju olahraga yang berjalan menghampiri mereka dengan ekspresi kesal.
Ketika gadis itu sudah mendekat Hayu mengangkat kedua tangannya menyerah, "Apapun yang kamu pikirkan, itu tidak benar!" Oceh Hayu.
Gadis yang memakai baju olahraga itu merebut kertas yang diberikan Yustas dari tangan Hayu. "Apanya yang tidak benar, Yustas baru saja mengajakmu pacaran Hayu!" Teriaknya sambil menunjukkan tulisan kertas itu pada Hayu.
Hayu sebenarnya tidak terlalu takut pada Liana, tetapi sosok yang selalu berada di belakang Liana memiliki wibawa yang berbeda dan Hayu menebak ia memiliki peran untuk melindungi Liana. Ia tidak mau mengambil resiko dengan membuat Liana marah yang menyebabkan sosok itu marah juga.
Hayu mundur ke sebelah Yustas dan perlahan ke belakangnya, "Tenang, aku tidak akan menerimanya kok ..." Jawab Hayu membuat Yustas berbalik ke arah Hayu.
"Kamu menolak aku?" Tanya Yustas dengan ekspresi yang tak kalah menyeramkan.
Belum sempat Hayu menjawab itu, ia merasakan desiran dingin dari arah kanannya lalu sebuah sosok wanita dengan senyuman memenuhi wajah dan rambut acak-acakan memiringkan wajahnya di samping Hayu. Gadis itu spontan berteriak menatap sosok itu dan membuat dua orang di depannya terkejut.
Semua murid yang awalnya tidak memperhatikan mereka akhirnya memandangi Hayu dengan tatapan aneh. Hayu akhirnya tertawa keras sambil mengelak, "Iya ... maaf aku belum bisa menerima kamu. Dan tadi aku berteriak karena kaget."
Sialnya, sosok yang tadi mengagetkan Hayu malah tertawa sambil terbang pergi menyisakan dia yang malu diperhatikan teman-temannya. Hayu akhirnya berlari menuju kelasnya untuk menghindari konflik yang baru saja terjadi.
Untungnya kelas mulai sebelum Yustas atau Liana mendatangi kelas Hayu. Pelajaran hari itu berjalan seperti biasa termasuk gangguan sosok-sosok yang tidak terlihat. Ketika waktu pulang akhirnya tiba, Hayu pergi ke ruang guru untuk menemui gurunya.
Hayu berjalan masuk ke ruang guru yang kini ramai. Hayu akhirnya memberi salam kepada semua guru yang ada di sana sambil berbasa-basi sebentar. Kebanyakan dari mereka menyapa Hayu dengan kalimat yang sama seperto, "Wah, murid berprestasi sekolah nih ..."
"Hayuuu .. kapan jadian sama Dirga?"
"Iya nak, biar nanti cocok jadi Dirgahayu gitu namanya ..."
Hayu hanya tertawa lalu menjawab secukupnya untuk pertanyaan-pertanyaan itu. Hayu tidak pernah benar-benar memikirkan mengenai hubunganya dengan Dirga. Sejak pertama kali masuk SMA, Hayu merasa familiar saat melihat Dirga tapi dia tidak bisa mengingat bagaimana tepatnya dia merasa familiar dengan Dirga.
Interaksi pertama mereka benar-benar dimulai dari ketidaksengajaan yang membuat mereka berdua berakhir dalam satu tim olimpiade. Saat sekolah mereka mengadakan seleksi untuk memilih murid yang akan diikutkan dalam olimpiade, Dirga dan Hayu mendapat nilai sempurna untuk bidang sains. Setelah pertimbangan lebih lanjut, akhirnya pihak sekolah menempatkan Dirga untuk pelajaran Kimia sedangkan Hayu untuk Biologi. Tetapi jika ada kompetisi IPA atau tiga mata pelajaran utama sains, Dirga dan Hayu akan didaftarkan dalam satu tim yang sama.
Keduanya lolos seleksi nasional untuk mengikuti olimpiade tingkat internasional dan berhasil meraih medali emas dalam kompetisi itu beberapa bulan lalu. Kini mereka berdua sudah naik kelas dua belas, yang sebenarnya masih bisa mengikuti olimpiade, tetapi Dirga menolak kesempatan itu karena ia ingin memberi kesempatan pada orang lain. Hayu di sisi lain masih ingin mengikuti olimpiade, tapi dia berada pada titik jenuh belajar biologi. Untuk sekarang Hayu mengikuti Dirga untuk istirahat sejenak dari dunia perolimpiadean ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gate into the Unknown [END]
Fantasy[Fantasy: Nagaragung Universe] Hayu, harus menyembunyikan fakta bahwa dia bisa melihat yang tak terlihat. Ia hanya ingin menjalani kehidupan normal seperti anak-anak seumurannya, tetapi kemampuannya membuat Hayu menjadi target penculikan oleh kelom...