Kedua gadis itu harus berdiri dengan rasa takut. Mereka saling memeluk satu sama lain. Yustas yang awalnya duduk dengan kondisi badan yang kurus kering perlahan mulai terlihat membaik. Tubuhnya mulai berisi lagi secara perlahan sampai ia tidak terlihat seperti tengkorak hidup. Lingkaran hitam di matanya perlahan memudar sekaligus warna di wajahnya juga perlahan kembali.
Ia langsung turun dari ranjang dengan memegangi selimutnya di sekeliling pinggangnya. "Ah, tubuhku pegal sekali, tapi sekarang berlahan membaik." Gumamnya sambil merenggangkan badan.
Selain Yustas sebagian besar orang yang ada di sana sudah mulai terbangun dengan ekspresi kebingungan. Untungnya sebagian besar dari mereka masih memakai baju sehingga tidak ada insiden kebugilan tak disengaja.
tidak lama setelah itu, kedua gadis mulai tersadar dari kekagetan mereka dan memandangi Yustas dengan ekspresi cemas. "Kamu tidak apa-apa?" Tanya Yustas memandang ke arah Hayu.
"Kami baik-baik saja." Respon Hayu.
"Oh sebaiknya kita bantu dia cari bajunya," Gumam Hayu langsung menghindar dari sana. Ia berpura-pura melihat ke kolong ranjang dan sekitarnya sambil berjalan ke arah Dirga yanmasih terbaring. Liana yang masih berdiri di sana akhirnya tersadar kemudian membantu mencari pakaian untuk Yustas.
Baik Hayu ataupun Liana tidak menemukan baju milik Yustas di manapun. Liana membuka lemari yang ada di ruangan itu dan untungnya menemukan baju-baju berwarna hijau muda yang biasa dipakai pasien rumah sakit. Berbagai macam botol kecil berwarna gelap tertata rapi di bagian dasar lemari.
Liana mengambil plastik kecil lalu memasukkan beberapa botol dengan warna tutup yang berbeda lalu membawanya pergi. Ia segera memberikan baju itu pada Yustas yang diterima dengan senang hati. Gadis itu mencoba untuk tidak menatap Yustas terlalu lama tapi Liana harus mengakui kalau dia sempat mencuri pandang pada Yustas.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Yustas sambil memakai bajunya.
"Yah, kami berdua hanya disekap." Jawab Liana sambil berusaha tetap tenang. Sulit berkonsentrasi saat orang yang disukainya sedang memakai baju di depannya.
Setelah Yustas memakai baju, ia akhirnya melepas selimut di sekeliling badannya. Mereka akhirnya mendapat kesempatan untuk mengamati sekeliling.
"Apa yang mereka lakukan padamu tadi?" Tanya Liana. Yustas berdiri di sebelah gadis itu lalu perlahan merangkul pundak Liana dengan satu tangannya.
"Mereka menyuntikkan sesuatu padaku dan Dirga, lalu membawa kami ke sini." Jawabnya sambil mengamati orang-orang yang terbangun di depannya dengan waspada.
Liana terdiam membeku saat Yustas merangkul badannya. Gadis itu terdiam tanpa kata. Yustas kemudian menarik Liana ke dalam pelukannya, kemudian mengubah lengannya menjadi kumpulan bulu berbentuk sayap burung hantu untuk ditunjukkan pada orang-orang itu.
Yustas kemudian berkata dengan keras, "Apa kalian juga seperti aku?"
Ia kembali merubah tangan kanannya menjadi tangan manusia. Semua orang yang melihat wujud perubahan tidak sempurna Yustas mengangguk untuk konfirmasi. Yustas kemudian melepas pelukannya dari Liana, tapi tetap merangkul pundak gadis itu.
"Jika kalian sudah sadar, cepat pakai baju dan persiapkan diri kalian, kita harus segera pergi dari sini." Ucap Yustas.
Rangkulan lengan Yustas di pundak Liana semakin berat. Gadis itu akhirnya sadar kalau Yustas merangkul pundaknya untuk bersandar pada Liana. Ia akhirnya merangkul pundak Yustas untuk membantunya menyeimbangkan badan.
"Kamu kuat berdiri tidak?"
Yustas menggelengkan kepala. "Meskipun aku sudah sadar, aku tidak punya banyak energi untuk ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gate into the Unknown [END]
Fantasía[Fantasy: Nagaragung Universe] Hayu, harus menyembunyikan fakta bahwa dia bisa melihat yang tak terlihat. Ia hanya ingin menjalani kehidupan normal seperti anak-anak seumurannya, tetapi kemampuannya membuat Hayu menjadi target penculikan oleh kelom...