08 - Latihan

768 112 9
                                    

Vella tidak bercanda saat dia bilang melatih kekuatan mereka adalah hal yang mudah. Setiap hari Deka, Nanda, Ilyas dan Raga berlatih menggunakan kekuatan restu siluman untuk interaksi dengan sosok dan juga untuk kekuatan fisik mereka secara bergantian. Kepekaan mereka terhadap sosok tak terlihat semakin baik, tetapi sebagian besar dari mereka masih kesulitan untuk melawan para sosok jika ada dari para sosok yang mencoba untuk menyerang. Sejauh ini hanya Ilyas yang berhasil melatih menyerang atau menetralkan sosok tidak terlihat.

Mereka tinggal di rumah Vella bersama Jeffri, Noel dan Fero. Bahkan, tiga orang itu juga membantu Vella untuk melatih mereka berempat. Rutinitas mereka hampir selalu sama. Mereka bangun pukul lima pagi, mulai pemanasan dan latihan fisik biasa sampai pukul tujuh. Jika mereka melatih kemampuan indra keenam, mereka biasanya mulai latihan saat matahari terbenam sedangkan hari ini adalah latihan untuk menggunakan restu dalam kemampuan fisik. 

Raga yang sudah menerima restu lebih dulu dari yang lain sudah cukup menguasai cara menggunakan kekuatan restu. Meski begitu, Raga tetap berlatih untuk memperdalam kemampuan bertarungnya. Mereka semua sudah terampil dalam pertarungan fisik, tapi mereka masih perlu melatih untuk menggunakan kekuatan restu dalam pertarungan.

Vella berdiri di depan mereka semua. Jeffri duduk di salah satu dahan pohon sedangkan Noel juga duduk di dahan pohon lain untuk mengamati. Mereka berempat telanjang dada dan mengenakan celana training panjang. 

"Hm, aku penasaran di mana tato tanda restu mereka." Celetuk Noel pelan tapi membuat Vella mendengus menahan tawa. Komentar itu membuat empat anak muda di depan Vella bergerak tidak nyaman.

"Mau kuberitahu?" Tanya Vella pada Noel.

"Saya harap kakak tidak akan menceritakan itu pada kak Noel." Gumam Nanda sambil mengangkat tangannya.

Vella tersenyum, "Baiklah aku akan diam saja."

"Pertama kekuatan restu harimau ini bisa menguatkan kalian secara fisik. Dan juga menguatkan aura kalian sebagai manusia. Aku bingung bagaimana menjelaskan bagian aura. Ah, aku ingat. Raga ke sini sebentar." Gumam Vella.

Raga melangkah maju, Vella kemudian menghadapkan Raga pada teman-temannya. "Coba tunjukkan bagaimana kamu mengitimidasi lawan."

Perintah Vella otomatis membuat Raga sedikit merasa bersalah. Ia teringat kesalahnnya yang sembarang menggunakan kekuatan itu untuk mengitimidasi seseorang yang mengakibatkan dirinya harus menjalani misi kali ini.

Raga mulai dengan konsentrasi, tidak lama, ia mengeluarkan aura cokelat sedikit oranye seperti warna bulu harimau. Ilyas, Deka dan Nada merasakan ketakutan sekaligus teritimidasi. Mereka bahkan sampai tidak bisa bicara saking takutnya. Vella menepuk pundak Raga sebagai tanda untuk berhenti. Tiga orang lainnya bernapas cepat dan mencoba untuk fokus.

"Untuk orang yang baru belajar, dia lumayan juga." Komentar Noel.

"Raga bukan baru belajar, dia sudah memiliki ini lebih lama dari mereka semua." Ucap Vella.

Vella mengamati muridnya, "Nah itu yang disebut aura. Harimau adalah hewan buas, kehadirannya saja bisa membuat hewan lain diam ketakutan. Nah, kekuatan inilah yang aku maksud dengan aura. Raga tadi menggunakannya untuk mengitimidasi, tapi aura tidak hanya sebatas itu. Kalian bisa menggunakan aura dalam sifat-sifat yang lebih positif seperti kebijaksanaan dan semangat. Tentu saja, aura ini sangat menguntungkan bagi para penguasa karena mereka bisa terkesan bijaksana atau membakar semangat rakyatnya hanya dengan bicara."

Deka, Nanda dan Ilyas memandang Raga dengan ekspresi paham setelah mendengar penjelasan Vella. "Yah, sekarang kalian tahulah kenapa Keluarga Keraton memiliki dominan kepemimpinan yang tinggi." Ucap Vella sambil tersenyum penuh arti.

Gate into the Unknown [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang