~• 25 •~

531 29 1
                                    

Seminggu telah berlalu semenjak kejadian orang tua mereka yang katanya sangat ingin mempunyai cucu. Bahkan Andana saja masih terlihat canggung dan sedikit gugup jika bersama Tristan.

Tapi lelaki itu terlihat biasa saja, seolah pembahasan waktu itu hanyalah angin lalu baginya. Entahlah, mungkin disini hanya Andana yang merasa lebay karena terlalu memikirkan pembahasan itu.

Seperti saat ini, dirinya hanya melamun tanpa mendengarkan guru yang sedang berceloteh, menjelaskan materi yang akan dipelajari. Tapi, seakan tak peduli Andana hanya cuek dan terus saja kepikiran tentang permintaan orang tuanya dan juga orang tua Tristan.

Sampai-sampai dirinya tidak sadar jika saat ini ia sudah menjadi pusat perhatian teman sekelasnya. Karena sudah berapa kali bu Eka—guru yang saat ini sedang mengajar dikelasnya—memanggil dirinya, tapi gadis itu seakan menulikan telinganya dan lebih fokus pada lamunannya.

Hingga gadis itu tersadar saat Talita—teman sebangku sekaligus sahabatnya itu—mendorong sedikit kuat bahunya dari samping. Membuat sang empunya tersentak dan mendelik kearah pelaku yang juga menatap tajam dirinya. Lalu Talita memberi isyarat lewat matanya agar Andana melihat kedepan.

Gadis itu mengernyit bingung, setelah memahami isyarat itu dengan segera dia menatap kedepan. Dimana kini bu Eka sedang menatap tajam dirinya seakan ingin memakannya hidup-hidup.

Andana menelan salivanya susah payah 'Mati gue!'

"Andana Keranze Albert!" panggil bu Eka dengan nada rendah, menahan amarahnya.

Sang pemilik nama hanya bisa diam, pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti. Dan dia pasrah jika nanti dirinya akan dihukum oleh guru kiler itu.

Terlihat bu Eka menarik napas sebelum akhirnya, ia berteriak membuat semua murid tersentak kaget "KELUAR! DAN LARI 20 PUTARAN!"

Teriakan menggelegar itu membuat semua murid menutup telinganya dan Andana dengan refleks langsung berlari keluar kelas, karena tidak mau membuatnya mendapat hukuman tambahan.

Bu Eka menghela napas "Huft... Oksigen-oksigen! Huft... Anak itu benar-benar menguras tenaga!" ucap bu Eka dengan dramatis, membuat murid kelasnya itu tertawa geli. Ternyata selain kiler guru itu sangatlah lebar dan dramatis. Pikir mereka semua.

Sedangkan itu Andana kini sedang menjalankan hukumannya, berlari dengan secepat mungkin agar hukumannya juga cepat selesai.

Baru lima putaran Andana sudah merasa lelah dan bahkan kepalanya terasa pening. Dan ya, ia lupa jika dirinya tadi tidak sempat sarapan karena bangun sedikit terlambat tadi.

'Semangat, Na! 15 putaran lagi' batinnya memberi semangat untuk dirinya sendiri.

Gadis itu terus berlari sampai diputaran 15 dia sudah tidak kuat. Sampai akhirnya tubuh mungil itu terjatuh tak sadarkan diri.

Tepat saat itu juga seorang lelaki bertubuh tegap tak sengaja melihat kejadian itu, dengan sigap dirinya berlari untuk menolong gadis yang sedang pingsan itu.

Tanpa aba-aba dirinya langsung mengangkat tubuh mungil itu kedalam gendongan bridle style nya. Membawa tubuh Andana ke UKS sekolah.

~~~~~

Sesampainya di UKS pria itu langsung merebahkan tubuh Andana diatas brankar dengan hati-hati. Setelahnya dia mencari minyak kayu putih diotak obat yang tergantung tidak jauh dari brankar Andana tadi.

Disini tidak ada petugas PMR karena sekarang proses KBM sedang berlangsung, jadi disini hanya mereka berdua.

Setelah mendapatkannya lelaki itu mendekat kearah Andana dan duduk dikursi dekat brankar, lalu dia menggosokannya pada pelipis juga diarea hidung gadis itu. Merasa gadis itu belum menunjukan akan sadar dari pingsannya, lelaki itu mengambil ponselnya dan membuka aplikasi kamera untuk memotret wajah cantik itu.

MY SWEET HUSBAND (ON GOING) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang