~• 20 •~

634 36 0
                                    

Matahari sudah mulai menampakan sinarnya, kini seorang gadis tengah berkutat dengan alat masak didapur.

Dia akan membuat sarapan seperti biasa sebelum dia pergi kesekolah, dia akan pergi bersama sahabatnya. Semalam dia sudah mengabari salah satu sahabatnya untuk menjemput dirinya.

Dia sedang malas untuk berangkat bersama suami pembohong itu. Entah sampai kapan hubungan mereka seperti ini, dia juga tidak ingin suasananya seperti ini.

15 menit kemudian, nasi goreng yang dibuat telah selesai dengan segelas susu coklat untuk dirinya dan segelas susu vanila untuk suami pembohongnya itu.

Dia menaruh dua piring nasi goreng diatas meja makan dan disusul dengan dua gelas susu, dia akan sarapan duluan karena akan pergi duluan.

Gadis itu tidak akan menunggu suami pembohongnya, dia malas untuk bertemu suaminya itu.

10 menit kemudian, dia selesai makan. Dan tak lama dari itu suami pembohongnya datang, dia hanya menatap sekilas. Lalu melanjutkan menaruh piring dan gelas kotor di wastafel.

Tristan menghela napas melihat sikap Andana yang bertambah cuek padanya, dia bingung harus melakukan apa?

Semalam dia sudah berusaha untuk membujuk Andana dan menceritakan semuanya, tapi gadis itu malah meninggalkannya tidur duluan.

Karena tidak ingin membuat otaknya berpikir terlalu banyak, akhirnya dia memutuskan untuk memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh sang istri.

Tak lama Andana kembali dan mengambil tas serta ponsel yang sudah dia bawa dari kamar tadi. Tanpa pamit dia berlalu begitu saja.

Tristan yang melihat Andana akan pergi pun, dengan sigap dia menahan tangan Andana untuk tidak pergi dulu.

Gadis itu kembali menatap Tristan dengan sebelah alis terangkat, mengisyaratkan 'kenapa?'

Pria itu menghela napas "Lo gak bisa harus ngehindar kek gini terus... Kalo lo mau semuanya selesai, jangan pernah menghindar saat gue pengen jelasin semuanya! Kalo kayak gini terus... Masalah kita gak bakal selesai!" ucap Tristan dengan nada tegas.

Andana menatap Tristan dengan tatapan yang sulit diartikan "Udah siang, Talita udah nungguin gue! Kalo mau jelasin nanti aja pas udah pulang" ujarnya lalu beranjak dari hadapan suaminya itu.

"Lo gak mau bareng gue?" pertanyaan Tristan membuat Andana berhenti, tanpa berbalik menatap pria itu. Dia menjawab.

"Gak!" jawabnya singkat, lalu pergi begitu saja meninggalkan Tristan.

Pria menatap nanar punggung Andana yang mulai menghilang dari balik tembok pembatas.

Dia kembali duduk dikursi yang dia duduki tadi, mengusap gusar wajahnya. Dia bingung harus bagaimana lagi untuk membujuk Andana, agar mau mendengarkan penjelasannya.

"Gue harus gimana, Na?" gumamnya lirih, selera makannya sudah hilang. Dia hanya meminum susu vanila itu hingga setengah, setelahnya dia pergi menuju sekolah.

~~~~~

Kini Andana dan Talita sudah berada didalam perjalanan menuju sekolah mereka. Talita bingung harus bagaimana untuk mencairkan suasana, karena dia tidak pandai mencari topik.

Dia ingin bertanya tentang gadis itu, tapi lidahnya terasa kelu. Dia takut kena amukan sahabatnya yang sedang bad mood itu.

Andana itu kalau sedang bad mood akan mendiami semua orang, jika dia merasa terusik dia akan memarahi orang yang membuatnya terusik.

Sama dengan kebanyakan cewek, jika sedang dalam mood yang buruk pasti siapa pun itu akan terkena imbas dari ke bad mood tan mereka. Kayak aku:")

MY SWEET HUSBAND (ON GOING) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang