~• 9 •~

584 34 1
                                    

Typo bertebaran.

•Happy Reading•
⚡⚡⚡⚡
⚡⚡⚡
⚡⚡

"WHAT?!" pekik Andana kaget. Bagaimana tidak? Ini temannya lho, bagaimana bisa? Setahunya diantara teman-temannya tidak ada tuh yang keliatan deket gitu sama abangnya ini.
Bram memutar bola matanya "Gak usah teriak! Pendengaran gue gak rusak!" ketus Bram.

Andana hanya cengengesan "Kok bisa sih? Siapa emang? Talita? Salsa? Apa Sonya? Siapa-siapa? Buru elah kasih tau!" tanya Andana bertubi-tubi.

Bram menghela napas untuk menjawab semuanya "Yang namanya perasaan gak bisa ditebak! Namanya..." ucap Bram menggantungkan kalimatnya.

Andana menajamkan pendengarannya, dengan sedikit mendekat pada Bram. Bram yang melihat Andana mendekatkan wajahnya tepatnya telinganya.

Dia tersenyum jahil dan mendekatkan mulutnya lali berteriak "TALITAAA!" teriak Bram kencang. Andana terperanjak kaget, lalu menjauhkan wajahnya.

Dia mengusap kupingnya dengan wajah memerah menahan kesal "BIASA AJA DONG BANGSAT!" balas Andana ikut berteriak kencang.

Bram meringis "Ya sorry, abisnya lo sih deket-deket. Yaudah sekalian dikerjain hehe" ucap Bram tanpa dosa.

Andana mendelik "Tau ah!... Eh, tapi bener lo suka sama si Talita? Kok bisa sih? Kalian kapan deketnya? Perasaan gak ada yang spesial deh sama hubungan kalian! Ketemu aja kalian jarang banget teguran. Jadi gimana ceritanya?" cerocos Andana.

Bram menghela napas berat "Besok-besok deh gue ceritain! Gue mau istirahat. Ngantuk. Udah sana lo keluar!" usir Bram sambil mendorong Andana agar keluar dari kamarnya.

Andana hanya pasrah karena tenaga Bram lebih kuat darinya. Setelah Andana keluar Bram mengunci pintunya dan membaringkan tubuhnya dikasur king size nya.

Sedangkan Andana mendengus kesal lalu berteriak diluar kamar Bram "AWAS AJA LO! NANTI GUE BILANGIN TALITA LO!" ancam Andana. Lalu berjalan menuju kamarnya dengan wajah kesalnya.

Didalam kamar Andana terus saja mengumpat dan menyumpah serapahi Bram yang tidak ingin menceritakan, kronologis mereka bisa dekat.

"Awas aja lo abang lucknut! Kalo sampe gue tau! Gue beber semuanya!" ucapnya kesal.

Andana menidurkan tubuhnya dikasur empuknya. Lalu menatap langit-langit kamarnya. Sekilas bayang-bayang saat dirinya menatap Tristan, yang sedang tersenyum.

Andana tersenyum kecil mengingatnya. Lalu dia menggeleng untuk menghilangkan pikirannya itu.

"Kenapa gue jadi pikirin dia?" tanya Andana pada dirinya sendiri.

Tak mau memikirkan itu lebih dalam lagi. Andana bangkit dan mematikan lampu kamarnya, lalu menyisakan lampu tidur diatas nakas. Andana merebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya hingga dada. Lalu memejamkan matanya.

~~~~~

Pagi ini Andana pergi kesekolah sendiri dengan mobil kesayangannya, karena dia bangun kesiangan karena debat dengan abangnya dan memikirkan Tristan.

Andana bergegas untuk kesekolahnya, dia sudah telat 20 menit. Andana melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Sesampainya disekolah ternyata gerbangnya sudah ditutup. Andana keluar dari mobilnya dan langsung menuju gerbang, berteriak agar pak satpam yang menjaga dapat mendengarnya dan membukakan gerbang untuk dirinya.

"PAK JOKO! BUKAIN DONG!" teriak Andana sekencang mungkin agar pak Joko mendengarnya.

Lama dia menunggu, tak lama terlihat lelaki paruh baya dengan seragam putih yang bertuliskan satpam Andana tersenyum.

MY SWEET HUSBAND (ON GOING) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang