~• 23 •~

559 29 0
                                    

Hai, aku come back nih!
Siapa yang nungguin hayoo, hehe:)
Baca yuk, sambil dengerin play musik diatas☝

•Happy Reading•

.
.
.
.

Kini Tristan dan Andana duduk diatas tikar yang sudah lelaki itu siapkan, dia sudah merencanakan ini semua.

Lelaki itu nampak menghela napas pelan, menunduk sejenak lalu memandang danau yang ada dihadapannya ini.

Lalu melirik kearah Andana yang hanya diam disampingnya, dengan mata yang tertuju pada danau itu.

Tanpa sadar dia tersenyum melihat kecantikan dari gadis yang notabenya adalah istrinya ini. Entahlah, dia merasa senang saat melihat wajah gadis itu.

Ada rasa aneh yang terus menjalar kehatinya lalu kejantungnya, membuat dia selalu merasa deg degan setiap bertatap muka dengan gadis itu.

"Lo inget gak? Waktu itu gue pernah bilang sama lo, kalo lo adalah orang pertama yang gue bawa ketempat ini... Tempat ternyaman setelah rumah gue, tempat yang menjadi saksi bisu kesedihan gue tiga tahun lalu!" ucap Tristan lalu menjedanya sejenak.

Andana menoleh kearah Tristan, kini perhatiannya teralihkan pada lelaki yang mulai menceritakan kisahnya sedikit demi sedikit.

Lelaki itu menarik napas lalu mulai melanjutkan kalimatnya "...terus lo nanya, kenapa lo yang pertama gue bawa kesini, kan?... Jawabannya simple, karena gue udah kehilangan orang yang gue sayangi! Dan lo, entah sejak kapan gue mulai ngerasa ada yang aneh sama diri gue, saat liat lo... Gue ngerasa ada beda ajak gitu, tapi gue gak tau itu apa?" lanjutnya, lalu dia juga ikut menatap Andana membuat tatapan mereka bertemu.

Tristan mengulurkan tangannya untuk bisa menggenggam lengan Andana, sontak saja gadis itu tersentak saat ada lengan kekar yang menggenggam tangannya erat.

"Gue suka sama lo, Na!"

Deg!

Jantung Andana terasa ingin keluar saat ini juga, darahnya mendesir halus ditubuhnya membuat dirinya merinding dan merasakan glenyar aneh dihatinya.

Andana memalingkan wajahnya, entah kenapa tiba-tiba wajahnya terasa panas dan dia sangat butuh oksigen sekarang. Dia benar-benar tidak tau harus melakukan apa saat ini?

Andana menarik napas dan menghembuskannya perlahan, lalu dia menarik tangannya yang masih digenggam oleh Tristan.

Sontak hal itu, membuat Tristan merasa ditolak secara halus oleh Andana. Tapi, dia tidak terlalu mempermasalahkan itu karena dia juga tau tidak mudah untuk seseorang membalas perasaan orang lain untuk kita.

"Gu-gue... Gu-"

"Gak usah jawab sekarang juga gak pa-pa" ucap Tristan memotong ucapan Andana.

Andana melirik kesal pada Tristan, padahal dia belum selesai berbicara tapi lelaki itu malah memotong ucapannya.

"Ck! Gue belum selesai ngomong bege! Lo tuh dengerin dulu dong gua tuh mau ngomong apa... Jangan main dipotong-potong aja!" kesal Andana dengan bibir yang dimanyunkan.

Bibir Tristan berkedut menahan senyum, entah kenapa melihat Andana yang seperti itu sangat lah menggemaskan. Bukannya terlihat serem ketika marah, ini malah terlihat menggemaskan.

"Oke, oke! Yaudah maaf, sekarang lo ngomong deh" ucapnya pasrah.

Andana mendengus "Tau ah! Sebel gue sama lo! Gak jadi ngomong gue, lupa!" ketusnya lalu ia beranjak dari sana.

MY SWEET HUSBAND (ON GOING) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang