~• 22 •~

555 31 0
                                    

Setelah istirahat tadi, Andana tidak langsung masuk kelas. Dia meminta izin pada sahabatnya untuk ketoilet dan minta tolong untuk izin kan dirinya dulu jika nanti guru sudah duluan  masuk kelas.

Setelah menuntaskan panggilan alam tadi, Andana keluar dari bilik toilet dan berjalan menuju wastafel untuk membasuh mukanya. Lalu dia mengambil tissue wajah yang tersedia disana.

Mengelap pelan wajahnya, setelah itu dia membuang tissue tersebut kedalam tong sampah. Saat dia akan membalikan tubuhnya untuk segera keluar dari toilet, tiba-tiba seorang perempuan masuk dengan gaya angkuhnya.

Gadis itu berdiri dihadapan Andana sambil bersedekap dada, memandang remeh pada Andana. Membuat sang empunya merasa risih dan jengah.

"Mau ngapain lo?" tanya Andana yang sudah merasa risih, karena diperhatikan seperti itu oleh gadis dihadapannya ini.

Gadis itu menaikan sebelah alisnya, lalu tersenyum miring. Dia berjalan mendekat karah Andana "Gue mau lo jauhin Tristan dan pergi jauh dari hidup dia! Karena Tristan adalah milik gue! Tristan is mine! Ngerti lo!" ucapnya mutlak tak terbantahkan.

Andana tersenyum remeh "Lo tuh sadar diri aja deh! Lo itu udah di campakan dan gak akan di pungut sama dia lagi!" balas Andana menusuk.

Gadis itu menggeram, kedua tangannya mengepal kuat menahan emosi "Lo gak tau apa-apa tentang gue sama Tristan! Jadi, lo gak usah sok tau deh!... Lo itu cuma pelarian dia aja, asal lo tau dia itu belum bisa move on dari gue! Jadi, lo jangan geer'an kalo Tristan itu suka sama lo!" sahutnya tak kalah menusuk.

Sejenak tubuh Andana menegang mendengar ucapan dari gadis dihadapannya ini. Entah, kenapa dia merasa pasokan udara mulai menipis dan membuatnya sesak.

Melihat Andana yang hanya diam tak menjawab ucapannya, membuat gadis itu diam-diam tersenyum penuh kemenangan.

"Kenapa lo diem aja? Sakit ya? Ya, iyalah cewek mana sih yang gak sakit hati pas tau kalo dia itu cuma pelarian doang, disaat hati pacar nya masih dipenuhi orang lain?! Hm?" lanjut gadis itu sambil menekankan kata 'pacar' pada kalimatnya.

Andana mendengus pelan, lalu bersikap tenang dan santai "Oh ya? Terus gue harus percaya sama mulut busuk lo itu? Kasih gue bukti yang kuat kalo emang gue cuma pelarian Tristan! Elsa!" balasnya dengan penuh penekanan.

Ya, gadis itu adalah Elsa. Elsa menggeram tertahan dengan tangan mengepal sempurna, sampai buku-buku jarinya memutih.

Ternyata menghasut Andana tidak semudah yang dia bayangkan. Jika, diluar sana para gadis akan sakit hati, hancur, kecewa, dan marah. Maka, semua itu tidak akan terpengaruh pada gadis bernama Andana Keranze Albert ini.

Ya, Andana adalah gadis yang tidak mudah percaya pada ucapan yang orang lain katakan tanpa adanya bukti yang kuat, yang memang semuanya real kenyataan tanpa rekayasa sedikit pun.

Jujur, dia dulu pernah ada disituasi seperti ini saat 2 tahun lalu. Semuanya berakhir, karena salah paham dan ego yang lebih mendominasi dari pada hati.

Itulah, yang membuatnya tak akan percaya ucapan orang lain jika tanpa bukti yang kuat, untuk ditunjukan padanya.

"Oke, gue bakal buktiin semuanya sama lo! Kalo lo itu cuma pelarian Tristan! Inget itu!" ucap Elsa lalu melenggang pergi dari toilet, meninggalkan Andana yang masih berdiri didepan wastafel.

Andana menghela napas pelan, dia mengayunkan kakinya menuju kelasnya. Karena dia sudah telat 5 menit, karena tadi harus ada debat lebih dulu bersama Elsa.

Saat dikoridor dia tak sengaja bertemu dengan Tristan yang sepertinya ingin ke toilet juga.

Awalnya Andana hanya ingin berjalan santai tanpa menoleh atau pun melirik kearah Tristan. Tapi,  semuanya pupus saat tiba-tiba lelaki itu menarik tangannya pelan.

MY SWEET HUSBAND (ON GOING) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang