~• 29 •~

611 29 3
                                    

Hari ke hari, minggu ke Minggu dan sekarang tepat 3 bulan pernikahan antara Tristan dan Andana. Dan selama ini, sikap Tristan mulai berubah menjadi lebih terbuka.

Lelaki itu bahkan sudah menyatakan cintanya, walaupun bukan dengan kata-kata seperti lelaki pada umumnya. Karena jujur, dia tidak bisa seperti lelaki diluar sana yang dengan romantisnya menyatakan perasaannya pada gadis yang mereka sukai.

Menurutnya semua orang memiliki caranya sendiri untuk mengungkapkan isi hatinya. Dan inilah cara dirinya mengungkapkannya, dengan sedikit keposesifan dirinya untuk gadis yang dicinta dan sayangi.

Bahkan Andana sampai jengah dengan sikap Tristan yang semakin hari semakin membuatnya kesal dan baper secara bersamaan.

Bagaimana tidak? Disaat dia dekat dengan lelaki lain, suaminya itu akan marah dan mendiami dirinya sampai berhari-hari, kalau tidak dirinya yang meminta maaf duluan lelaki itu tidak akan mau berbicara padanya. Contohnya saja seperti saat ini, suaminya itu sedang ngambek karena tadi dia pulang sekolah dengan diantar oleh Raka.

Kenapa tidak bersama Tristan?

Karena dia hari ini sakit dan tidak bisa masuk sekolah akibat hujan-hujanan kemarin. Sebenarnya itu salah Tristannya sendiri yang malah bermain hujan, padahal sudah dewasa tapi kelakuannya kemarin seperti anak kecil saja.

Andana sampai heran, apa mungkin suaminya itu terbentuk batu atau bagaimana? Kenapa juga sikapnya bisa berubah sampai segitunya? Andana jadi ragu kalau itu Tristan, astaga kenapa dia malah berpikiran negatif seperti ini?

Sudahlah, dari pada dia berpikiran yang tidak-tidak lebih baik dia membersihkan dirinya dulu, baru setelahnya dia akan membujuk 'bayi tua' nya itu.

15 menit kemudian, gadis itu keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah segar dan lebih fresh dengan baju kebesaran dan hotpants yang melekat sempurna pada tubuh mungilnya itu. Membuat dirinya terlihat sangat menggemaskan.

Andana berjalan menuju meja riasnya, dia mengambil hair dryer dan mulai mengeringkan rambutnya. Setelahnya dia menyisirnya dengan rapi, lalu mengumpulkannya sedikit kebelakang lalu dia capit dengan jedai.

Setelah selesai, gadis itu segera turun menuju lantai bawah untuk menemui sang suami yang sedang menonton TV dengan bibirnya yang dimajukan, lalu ditambah tangannya yang terlipat didepan dada. Dia itu anak kecil atau dewasa. Pikir Andana.

Gadis itu melangkah mendekati Tristan lalu duduk disampingnya "Tris, maaf ya... Tadi tuh gak ada kendaraan umum, mau persen taksi atau ojek online tapi handphone aku abis baterai! Maaf ya, janji deh gak bakal sama Raka lagi" ucapnya mencoba membujuk Tristan agar tidak marah lagi padanya.

Sebenarnya Andana sudah mati-matian menahan tawanya yang ingin meledak, karena tidak tahan melihat ekspresi menggemaskan Tristan. Lelaki itu seperti anak yang tidak dibelikan mainan oleh mamanya.

Tristan masih terlihat acuh, bahkan dia memalingkan wajahnya saat Andana berusaha untuk menatap wajahnya dengan puppy eyes nya itu. Dia takut tidak kuat jika melihat wajah Andana, jika itu terjadi maka luntur sudah acara ngambeknya ini.

"Sayang, ayolah aku udah minta maaf lho dari tadi. Masa kamu gak mau maafin aku? Bahkan dulu aja waktu kamu ketauan lagi ci-"

"Ssstt... Jangan pernah bahas itu lagi, aku juga udah jelasinkan yang sebenernya gimana! Jadi jangan pernah bahas yang bikin kamu ngerasain sakit lagi, cukup dulu aku liat kamu hancur dan hampir mau ninggalin aku... Aku gak akan biarin itu semua terjadi!" Potong Tristan dengan cepat seraya menempelkan jari telunjuknya pada bibir Andana.

Gadis itu terdiam, tiba-tiba ingatannya terlempar pada kejadian sebulan yang lalu.

Flashback On

MY SWEET HUSBAND (ON GOING) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang