~• 15 •~

694 35 1
                                    

⚠Rawan typo

Happy Reading
✔✔✔✔
✔✔✔
✔✔

Kini Andana sudah menyelesaikan rutinitas paginya, dia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian rumahannya yang sudah dia bawa sebelum masuk kedalam kamar mandi tadi.

Dia melihat Tristan yang sudah kembali ke alam mimpinya itu. Andana tidak memperdulikan itu, dia melangkah menuju meja riasnya.

Mengeringkan rambutnya dengan hear dryer miliknya, lalu menyisir rambutnya dengan rapi.

Memakai bedak bayi agar tidak terlalu kusam. Padahal mah enggak keliatan kusam-kusam amat.

Lalu memakai sedikit liptint agar bibirnya tidak terlalu pucat. Setelah selesai dia segera turun untuk membuat sarapan, untuk dirinya dan juga sang suami.

Sampainya didapur, dia melihat ada apa saja yang bisa dia masak untuk mereka sarapan pagi ini.

Tidak ada apa-apa, hanya ada roti dengan dua macam selai. Karena mereka kemarin belum sempat membeli bahan makanan.

Lantas dia hanya menyiapkan empat lembar roti dengan selai yang berbeda, lalu membuat segelas susu coklat dan segelas kopi instan.

Setelah selesai, Andana bergegas menuju kamar untuk membangunkan Tristan agar mereka sarapan bersama.

Andana memasuki kamarnya dan lihatlah. Tristan masih bergelung dengan selimutnya itu, Andana membuka gorden yang belum sempat dia buka tadi.

Membuat cahaya matahari masuk dengan bebas kedalam kamar bernuansa putih biru itu.

Tristan yang merasa cahaya yang sangat terang lantas mengerjapkan matanya, lalu membuka dengan perlahan.

Dia melihat sekelilingnya, lalu pandangannya terfokus pada seorang gadis yang sedang membuka gorden.

Tanpa sadar bibirnya melengkung membentuk senyum manis. Sangat manis. Sampai-sampai membuat siapa pun yang melihatnya diabetes seketika. Lebay, wkwk!

Merasa diperhatikan lantas Andana menoleh dan tatapan mereka bertemu. Lalu Andana mengukir senyum manis dibibirnya.

Seolah membalas senyuman yang diberi Tristan, padahal itu hanya tidak sengaja terukir dibibir ranumnya itu.

Setelah berapa lama bertatapan, Tristan berdeham sedikit keras agar tidak terlalu larut dalam tatapan mereka berdua ini.

Andana mengalihkan pandangannya, sama halnya dengan Tristan. Mereka seketika gugup dan canggung. Sama-sama salah tingkah.

Jantung mereka berdetak sangat kuat membuat, mereka kesusahan untuk menetralkan gedupan jantungannya itu. Takut terdengar oleh orang disana.

Aduh, plis dong jangan berdetak sangat kuat! Kalo dia sampe denger bisa malu banget gue anjir! Batin Andana menggerutu.

Gila, gila, gila! Jantung gue kenapa sih? Jangan-jangan gue punya penyakit jantung lagi, iih. Batin Tristan bergidik ngeri.

"Ekhem!" deham Andana menyadarkan Tristan dari lamunannya.

Tristan mengangkat sebelah alisnya "Kenapa?" tanyanya.

"Mandi sana! Gue udah siapin sarapan... Tapi cuma roti, soalnya gak ada apa-apa... Gak papa kan?" ucap Andana ragu-ragu.

Tristan mengangguk samar "Gak papa! Nanti kita pergi ke supermarket" ucap Tristan.

Andana mengernyit bingung "Mau ngapain?" tanyanya dengan polos.

MY SWEET HUSBAND (ON GOING) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang