~• 11 •~

604 30 0
                                    

Maaf typo bertebaran.

•Happy Reading•
❄❄❄❄
❄❄❄
❄❄

Hari yang ditunggu oleh kedua keluarga besar ini. Hari ini adalah hari terbahagia bagi kedua keluarga mempelai. Tapi tidak dengan kedua mempelainya baik itu yang laki-laki maupun yang perempuan.

Kini Andana duduk didepan meja rias lengkap dengan gaun pengantin yang sudah terpasang ditubuh rampingnya. Wajahnya sudah dipolesi dengan make up tidak terlalu tebal.

"Na, lo jangan terlalu gugup gitu lah! Dibawa santai aja dulu" ucap Talita sambil memegangi pundak Andana.

Andana tersenyum tipis menatap sang sahabat dari cermin "Gimana gak gugup sih Tal? Gue tuh belum siap... Gue masih mau sekolah... Gue gak mau nikah dulu Tal... Hiks" ucap Andana yang sudah sesegukkan.

Talita, Sonya, dan Salsa memeluk erat Andana. Menyalurkan kekuatan agar gadis itu merasa sedikit tenang.

"Lo gak usah nangis, ini adalah hari bahagia lo. Gue gak mau liat sahabat baik gue ini nangis dihari bahagia dia" ucap Sonya sambil menghapus air mata Andana.

Mereka melepas pelukkannya dan saling melempar senyum satu sama lain.

"Saya terima nikah dan kawinnya Andana Keranze Albert binti Edgar Lasenio Albert dengan emas kawin tersebut dibayar tunai"

"Bagaimana para saksi sah?"

"SAH!"

Terdengar suara lantang yang mengucapkan kata 'sah' setelah Tristan mengucapkan ijab qabul tersebut. Andana menitihkan air matanya lagi. Sekarang dia sudah menjadi milik orang lain.

Dia belum siap! Dia belum mau menikah. Dia tidak mau ini semua terjadi, tolong berikan dia kekuatan agar bisa menguatkan hatinya. Sungguh. Demi apapun. Andana tidak mau ini semua terjadi.

"Udah Na! Jangan nangis entar make up nya luntur, kasihan mbak-mbak nya" ucap Salsa sambil menghapus air matanya.

"Gue belum siap Sal... Hiks... Bu-bukan ini ya-yang gue ma-mau... Hiks... Hiks" jawab Andana dengan sesegukkan.

"Andana udah ya, lo gak boleh kayak gini terus, oke!" ucap Sonya lembut sambil mengusap kepala Andana.

Andana mengangguk lalu mengusap air matanya "Makasih ya, kalian emang sahabat terbaik gue" ucapnya dengan senyum manisnya. Mereka berpelukkan sebentar.

"Mbak tolong dibenerin lagi ya make up nya" pinta Talita pada tukang make up itu.

Setelah wajah Andana selesai diperbaiki. Andana menatap dirinya dipantulan cermin sekali lagi.

"Nana! Kok kamu lama banget sih, ayo tamu udah pada nungguin lho" ucap Rania yang sudah berdiri diambang pintu kamar dengan Gheisa.

Andana mengangguk lalu berjalan mendekat kearah mama dan mertuanya itu. Mereka turun kebawah untuk menemui para tamu. Diikuti dengan ketiga sahabatnya dibelakangnya.

Andana duduk disebelah Tristan setelah sampai dilantai bawah. Tristan menatap Andana lekat.

"Silakan mempelai pria memasangkan cincinnya dan dilanjut dengan mempelai wanita" ucap sang penghulu.

Tristan mengambil cincin yang berada dikotak berwarna merah yang berbentuk hati itu. Lalu memasangkannya dijari manis Andana. Begitu pun sebaliknya.

Lalu Andana mencium tangan kanan Tristan, kemudian disusul dengan kecupan dikening Andana. Lalu mereka saling tatap, tak bertahan lama karena Andana dengan cepat memutuskannya.

MY SWEET HUSBAND (ON GOING) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang