Bagian 25

19.7K 3.2K 206
                                    

"Aku malaikat mu, aku akan selalu berada di dekatmu..."
























Perlahan Hana membuka matanya. Silaunya cahaya matahari yang menyapanya terlebih dahulu, pandangan matanya masih memburam sehingga matanya menyipit sempurna.

Samar-samar bisa ia dengar kebisingan di dekatnya. Bisa ia rasakan pula tangannya menjadi berat karena di genggam oleh seseorang.

"Hana! Hana lo udah bangun? Jangan buat gue khawatir lagi..." lirih Felix dengan mata sembab karena sedari tadi menangis mengkhawatirkan kembarannya.

Sedangkan Juyeon, Jaemin dan Seungmin bernafas lega, karena akhirnya Hana membuka matanya. Sudah sekitar dua jam Hana tak sadarkan diri.

"Heyy, jangan nangis..." kata Hana lalu menyentuh rambut tebal Felix dengan tangannya yang kurus dan mungil.

Felix terus menangis dan menggenggam satu tangan Hana dengan kedua tangannya. Tangan Hana ia letakkan di depan dahi, seperti orang yang sedang berdoa.

Hana mencoba tersenyum hangat kepada mereka berempat.

"I'm fine, don't worry," ujar Hana dengan suara serak. Benar-benar serak nyaris tak bersuara.

"Tadi gue mau bawa lo ke rumah sakit, tapi kata Jaemin lo gak bakalan suka dibawa ke rumah sakit," jelas Felix seperti anak kecil. Lucu." Harusnya gue bawa lo ke rumah sakit aja tadi..."

Hana menggeleng pelan sambil tersenyum tipis, lalu memandangi Jaemin. Kali ini ia bersyukur, Jaemin menolongnya sekali lagi.

"Gapapa, gue baik-baik aja. Alay banget mau dibawa ke rumah sakit," kekeh Hana diakhir.

Wajah nya yang pucat masih saja mencoba memberikan kesan hangat, seperti mencoba mengatakan pada dunia bahwa ia baik-baik saja, bahwa ia adalah gadis yang kuat karena terlahir dari rahim seorang wanita cantik dan kuat.

Mendadak ia teringat akan mimpi yang akhir-akhir ini ia mimpikan. Ia terus memimpikan Hyunjin dan Hyunjin selalu mengatakan bahwa ia malaikat. Hanya malaikat, bukan malaikat pencabut nyawa lagi seperti saat pertama kali.

Hana ingin menceritakannya pada Felix, tapi entah kenapa ia tak bisa. Seperti ada yang mengganjal. Ia juga tau jika itu hanya sebuah mimpi.

Tapi kata Papa Taeyong, jika mimpi itu sudah lebih dari tiga kali, hanya ada dua arti, yang pertama itu adalah sebuah petunjuk dan yang kedua mimpi itu akan menjadi kenyataan.

"Na? Lo masih nyimpen foto mereka?" Suara Jaemin tiba-tiba memecahkan lamunannya.

Sontak Hana, Felix dan Juyeon melihat Jaemin yang sudah memegangi beberapa bingkai foto yang berisi foto lima orang perempuan. Itu foto Hana dan member Itzy lainnya.

Hana hanya bisa diam. Rasanya ia tak mampu untuk bergerak.

"Lo gila?!" Sentak Felix tak percaya kepada kembarannya.

"Lo masih nginget mereka padahal mereka udah lupain lo dan lo gak inget apa yang mereka lakuin ke elo dulu?! Sadar Na! Gue juga pengen liat lo bahagia!" Jaemin murka.

Felix langsung merampas tiga bingkai foto itu dari tangan Jaemin. Hana yang melihat itu langsung tergerak untuk mengambil bingkai foto itu, namun detik kemudian, Felix memecahkannya.

"FELIX!" Teriak Hana sebisa mungkin. Matanya berkaca-kaca.

Felix tak mendengarkan Hana. Cowok itu malah makin merusak bingkau foto itu. Pemuda itu tak peduli jika tangannya kini sudah berdarah karena serpihan kaca, ia hanya ingin menghancurkan foto ini. Ia muak melihat wajah-wajah tak tau diri ini. Ia sungguh muak.

Mereka hanya orang-orang yang tidak pernah merasa bersalah karena sudah menghancurkan hidup seseorang. Mereka hanya orang-orang yang egois, tak tau caranya berterimakasih. Mereka terus menyalahkan orang lain atas kesalahan yang mereka perbuat sendiri.

Sedangkan kembarannya? Gadis malang itu terus tersiksa, tapi tetap berusaha tersenyum. Gadis itu tetap kuat, walaupun seluruh dunia menyalahkannya. Hana tak pernah menyalahkan orang lain atas nasib nya yang malang.

"Hana orang baik..." lirih Felix.

"Felix! Tangan lo berdarah! Udah stop!" Hana bangkit dari duduknya dan ingin menggapai Felix, namun cowok itu makin bereaksi.

Felix mulai merobek-robek foto itu. Merobeknya hingga menjadi bagian terkecil. Felix merobeknya dipenuhi dengan amarah. Ia sangat marah.

"FELIX! JAEMIN! UDAH STOP WOYY!! HANA BARU SADAR LO BERDUA MALAH KAYAK GINI! EGOIS BANGET LO BERDUA!" Bentak Juyeon lalu beralih memeluk Hana yang menangis karena tak kuasa melihat kembarannya terluka.

"Felix... Jangan marah..." Hana menangis terisak melihat tangan Felix yang terus mengeluarkan darah.

Felix terduduk lemas." Na, gue cuman pengen liat lo bahagia. Apa sesusah itu, Na?"

Hana menangis dalam pelukan Juyeon. Juyeon membuatnya lebih hangat.

"Gue sama Jaemin gak ada di posisi lo, tapi hati gue sakit banget loh, Na. Gimana jadinya kalo gue yang ada di posisi lo? Gue bakalan gila kalo di posisi lo. Kenapa lo gak pernah dengerin gue, Na. Gue cuman minta lo jangan inget-inget lagi orang-orang yang ada di masa lalu lo. Apa sesusah itu? Gue juga sakit..."

Seungmin sedari tadi hanya menyaksikan. Seungmin yang jarang menangis itu tiba-tiba mengeluarkan air matanya untuk pertama kali setelah sekian lama. Ia juga merasa sakit.

"Harusnya gue yang lindungin lo, harusnya lo yang bahagia. Bukan malah lo yang lindungin gue, bukan malah lo yang tersiksa selama ini. Pliss dengerin gue..."

"Felix jangan nangis..." Hana mencoba untuk bersikap tenang. Padahal hatinya tersentuh mendengar nasihat Felix.

"Makanya dengerin gue."

Hana mengusap air matanya." Gue janji. Tapi jangan gini lagi..."




























Dapet gak sih feel nya?

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang