Bagian 41

16K 2.6K 652
                                    

Hyunjin melangkahkan kaki nya masuk menuju rumah nya. Dan entah kenapa akhir-akhir ini pemandangan pertama yang ia lihat adalah sang Papa. Papa nya akhir-akhir ini selalu berada di rumah, tentu sang Papah punya alasannya.

Mengawasi Hyunjin agar pemuda itu pergi berlatih di agensi.

Hyunjin hanya melewati Papa nya yang duduk di ruang tamu sedang berkutat dengan beberapa berkas-berkas, serta sebuh cangkir teh terpajang di atas meja.

"Hyunjin, tolong ambilin berkas di ruang kerja Papa, di laci pertama ada map warna biru, ambil bawa sini," kata In Yeop namun matanya masih terfokus pada berkas-berkas.

Hyunjin hanya berdeham malas dan berjalan dengan ogah-ogahan menuju ruang kerja Sang Papah. Hyunjin tak mampir sana-sini, pemuda itu melakukan sesuai yang diperintahkan sang Papah.

Tangannya mulai menarik laci paling pertama sesuai suruhan sang Papa, dan benar saja matanya langsung menangkap sebuh map warna biru. Map tersebut terselip di dalam Map besar warna hitam, tanpa basa-basi Hyunjin menarik map biru tersebut.

Tangannya baru saja ingin menutup laci, tapi kerutan di dahinya tiba-tiba timbul. Matanya terfokus pada isi map hitam tadi. Ada begitu banyak foto di sana, itu seperti satu album full khusus. Tapi bukan itu yang membuat dahinya mengkerut, tapi orang yang ada di dalam foto tersebut.



































"Ini? Nyokap nya Hana, kan?" Gumamnya tak percaya.

Matanya membulak sempurna saat tangannya mulai membuka tiap halaman satu per-satu. Di dalam sana ada begitu banyak foto Mama Wendy bersama Papa nya. Tapi lebih mendominasi foto Wendy sendiri.

Hyunjin dibuat tak bisa berkata-kata lagi, foto ini kelewat banyak. Ia tak pernah menemukan foto Mama Irene di buat album seperti ini, harusnya Mama Irene yang ada di dalam album ini, bukan orang lain.

"Kamu ngapain? Papa cuman suruh kamu ambil map biru! Bukan liat sembarangan!"

In Yeop tiba-tiba datang dan langsung menyambar map hitam itu, ralat, album berisi cinta pertamanya.

"Jadi ini alesan Mama sama Papa selalu bertengkar? Ini alasan kalian pisah? Ini yang dimaksud Mama irene? First love Papah!?" Celetuk Hyunjin tak percaya.

Tatapan matanya mendadak kosong, matanya berkaca-kaca, matanya memerah saking tak percayanya. Tubuhnya tak bisa bergerak sedikit pun saking shock nya, ia terlalu shock.

"Bukan urusan kamu! Sana balik ke kamar kamu!" Gertak In Yeop masih memeluk album tersebut.

Hyunjin hanya diam dengan tatapan mata kosong menatap lantai.

"Apa lagi! Buruan!" Kata In Yeop lalu berniat mendorong anak nya, tapi Hyunjin langsung menepis dan memundurkan langkahnya menjauhi In Yeop.

"JAWAB DULU!" Bentak Hyunjin seperti orang kesetanan.

In Yeop yang mendengar itu sontak membulatkan mata dan menarik alisnya naik. Berani sekali anaknya membentaknya.

"JAWAB PAH!" Bentak Hyunjin lagi. Kini tangannya mengepal kuat sampai buku-buku jari nya memutih." Itu beneran first love Papah? Yang dimaksud Mama Irene? Beneran?!"

In Yeop diam, tak menjawab.

"JAWAB PAH! KENAPA BUKAN MAMAH YANG ADA DISITU! KENAPA ORANG LAIN! KALIAN CERAI GARA-GARA PAPAH HAH!"

"Kalo iya kenapa? Kamu mau apa? PAPAH JUGA GAK PERNAH SUKA SAMA MAMA KAMU!"

"Terus kenapa kalian nikah..." lirih Hyunjin, tatapan matanya semakin kosong.

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang