Bagian 15

22.4K 3.9K 365
                                    

Rerumputan hijau di sebuah padang yang luas, terdapat seorang gadis cantik berpakaian serba putih. Raut wajahnya menunjukkan kebingungan.

"Ini dimana?" Gumamnya sambil melihat sekitarnya yang sepi. Tidak ada orang lain selain dirinya dan semilir angin yang menggoyangkan rerumputan. Tak ada suara kebisingan, selain suara angin dan gesekan rerumputan.

Hana benar-benar kebingungan.

"Istirahat sebentar, anakku..."

Mendadak pergerakan tubuhnya terhenti. Suara itu, suara yang sangat ia kenali, suara yang sangat ia rindukan. Sebuh suara yang tiba-tiba menggema entah darimana

"M-Mamah? M-Mamah dimana!?" Hana berteriak kencang ketika mendengar suara yang sangat ia kenal berasal dari langit biru pucat itu.

Hana mendongakkan kepala nya sambil memutar. Ia seperti orang gila mencari-cari keberadaan sang Mamah.

"Mamah dimana? Aku sama Felix kangen..."

"Kita di belakang kamu, sayang."

Sontak Hana membalikkan badannya dan langsung berlari ke arah mereka. Agak jauh disana, ada kedua orang tua nya dengan pakaian serba putih sambil tersenyum hangat padanya.

Namun badannya seakan-akan terbentur. Ia tak bisa menggapai orang tua nya. Didepannya seperti ada tembok yang membatasi nya.

"MAMAH! PAPAH!" Hana memukul-mukul tembok tak kasat mata itu.

Kedua orang tua nya saling memandang satu sama lain dan kemudian tersenyum dengan sorot mata teduh kepada Hana.

"M-Mamah, P-Papah. Aku kangen kalian. Aku kangen banget sama Mamah Papah. Aku mau sama Papah sama Mamah. Hana kangen..."

Air matanya lolos bersamaan dengan suara isakan tertahan. Bibirnya bergetar sambil terus menerus memukul tembok tak kasat mata itu.

Ia hanya ingin berada di pelukan kedua orang tua nya. Ia merindukan kedua orang tua nya. Ia ingin mengadu tentang segala penderitaan yang ia terima secara tidak adil selama ini.

"Jangan sekarang, sayang," Sang Papah tersenyum hangat memandangi anaknya yang berusaha menahan air mata," ini belum giliran kamu."

Bibir Hana bergetar." Terus kapan, Pah..."

"Tunggu dia, malaikat kamu."

Hana terdiam dengan air mata yang terus lolos.

"Dia malaikat yang akan membantu mu bersama kami. Mamah Papah bakalan tunggu kamu, ya nak. Tunggu sebentar lagi sayang..."

Hana menggelengkan kepala nya tak mengerti.

"Mamah Papah selalu jaga kamu disini, sayang," ujar lelaki tampan dengan senyuman manis.

Senyuman yang serupa dengan yang Hana miliki.

"Aku mau bareng kalian..."

Tiba-tiba saja pembatas itu hilang. Hana bisa merasakan tak ada halangan apapun. Dengan cepat ia berlari menuju orang tua nya. Ia hanya ingin berhambur ke pelukan orang tua nya.

Namun sebuah kilatan cahaya putih menggagalkan rencana nya.

Hana menutup matanya saat kilatan itu semakin terang. Dan berteriak kencang.

"MAMAH! PAPAH!!"

"Jaga Felix, sayang..."

Suara itu yang terakhir ia dengar sebelum akhirnya ia berada di sebuah jembatan. Jembatan yang terasa sangat familiar.

Kepalanya menoleh ke sebelah kiri. Ia melihat seorang anak laki-laki yang tengah dirundung oleh beberapa orang. Ia tau betul siapa anak laki-laki lugu itu.

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang