Bagian 35

17.1K 3.2K 519
                                    

Diharapkan untuk meninggalkan jejak biar si doi tau kalo kalian masih hidup

•••

Hana berjalan dengan perasaan campur aduk menuju kasur nya. Ikat rambut hitam yang ia gunakkan untuk mengikat rambut nya ia lepaskan dan di letakkan di meja samping kasur nya.

Hana terduduk di samping kasur. Kepala nya ia sandarkan di meja dan kedua matanya ia tutup. Entah Hana harus bersyukur untuk hari ini atau tidak.

Tess

























Tess




























Tess





















Sebuah cairan kental berwarna merah pekat jatuh di paha Hana. Hana yang tadi nya memejamkan mata pun langsung membuka matanya selebar mungkin. Cairan merah pekat itu terus mengucur dari hidung nya dan menetes ke paha nya.

Hana terdiam sejenak. Sikap nya kelewat tenang.

"Keluar lagi," batin Hana.























Tess














Tess


















Tes















Tess


















Tess


















Darah mengucur makin deras, kali ini jatuh ke lantai, membuat genangan kecil di lantai. Satu tangannya ia letakkan di bawah hidung, dekat mulut untuk menampung darah yang tiap detik nya mengucur tambah deras. Kaki nya mulai beranjak ke dapur mengambil satu kotak tissue untuk di sumpal ke lobanh hidung nya. Gadis itu tau, tissue itu tidak akan mempan menahan darah nya yang selalu mengucur begitu deras.

Hana buru-buru membuang genangan darah yang ada di tangannya ke wastafel dan langsung mencuci tangannya yang di penuhi darah.











Tess
























Tess
























Tess





















Tess





















Darah kembali menetes ke lantai, tissue yang ia gunakan untuk menyumpal hidung nya sudah sangat basah, tak ada lagi warna putih yang tersisa. Hana membuang tissue itu dan beralih ke kamar mandi, tak ada cara lain sampai menunggu darah itu berhenti sendiri.

Badannya ia bungkukkan sedikit ke depan. Satu tangannya bertumpu pada bak mandi dan satu tangannya lagi bertumpu pada tembok kamar mandi. Hana sengaja membungkuk agar darah nya lebih cepat keluar.

Ia tidak panik sedikit pun, hal ini sudah biasa terjadi. Ralat, sudah sering terjadi.

Sudah sekitar sepuluh menit darah itu akhirnya mulai berhenti keluar, sebenarnya masih ada sedikit, tapi tidak sederas yang tadi. Ia merasa darah nya terkuras setiap mimisan kembali keluar dari hidung nya.

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang