Bagian 4

27.8K 4.5K 814
                                    

Kelas yang dihuni oleh beberapa siswa ini mendadak menjadi ricuh saat pembagian kelompok. Semua orang bersorak senang, kecuali Lee Hana.

Cewek itu menjerit dalam hati, berharap Tuhan mendengar doa nya. Namun sayang, Tuhan tak mengabulkan doa nya dan sekarang, ia satu kelompok dengan Hyunjin.

"Woy! Lo aja yang kerja. Tangan gue mager," kata Hyunjin sambil menoyor kepala Hana.

Cewek itu hanya diam membatin. Hana berdeham dan kemudian tangannya mulai menulis diatas selembaran kertas putih polos.

Felix yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas dan menarik kertas Hana.

Hana menatap Felix dengan tatapan tak terbaca. Yang ditatap menyadari arti tatapan itu.

"Biar gue aja," balas Felix cuek dan langsung menulis.

Namun hal itu membuat Hyunjin mengerutkan dahinya. Tangannya langsung menarik paksa kertas Felix." Biarin dia aja. Lo diem aja."

Hyunjin langsung melemparkan kertas itu ke wajah Hana, membuat Hana menutup matanya spontan.

Gadis itu sudah terbiasa menghadapi Hyunjin, jadi dia hanya bisa menghela nafas pasrah.

Ia melawan juga tak ada guna nya. Hana ingin sekali melawan Hyunjin jika ia bisa.

Dulu pernah, ia melawan Hyunjin bahkan memukul wajah cowok itu dan berakhir dengan ancaman dikeluarkan dari sekolah, skorsing selama satu minggu dan penurunan nilai. Jika kalian bertanya kenapa bisa? Itu karena Ayah Hyunjin pemilik sekolah ini.

Semenjak hari itu Hana hanya bisa diam, tak mau meladeni Hyunjin lagi. Tapi sikap cowok itu semakin hari makin keterlaluan.

Hana akan terus bersabar sampai takdir menjemputnya.

"Lo gak liat anaknya orang kecapean?" Kata Felix sedikit ketus dan kembali menarik kertas itu.

Hyunjin langsung tertawa sarkas mendengar penuturan Felix." Anak orang? Dia punya orang tua emang?"











Degg













Hampir satu kelas mendengar perkataan Hyunjin. Teman kelasnya menahan tawa agar tidak terdengar oleh Hana, namun Hana tetap mendengar itu.

Hana menggenggam tangannya erat, mengatup bibirnya rapat-rapat. Pada akhirnya, gadis itu hanya menghela nafas pasrah dan tersenyum.

Hana tersenyum tipis kepada Felix dan mengambil alih kembali kertas itu." Gapapa, biar gue aja yang kerja."

Tapi senyuman Hana itu malah membuat Hyunjin jengkel, cowok itu berdecak sinis. Dari dulu ia tak pernah menyukai senyuman gadis itu, ia tak suka jika Hana tersenyum kepada orang lain, apalagi tersenyum kepada dirinya. Dari lubuk hati yang terdalam, ada perasaan yang membuatnya mengganjal.

Jaemin menatap nya dari kejauhan dengan tatapan 'lo gak papa?'. Hana tersenyum tipis, namun terkesan hangat, membuat Jaemin makin merasa bersalah karena tak bisa melindungi gadis itu.

"Mending gue aja, gimana?" Tawar Jisung dan Jeongin secara bersamaan.

Hyunjin mendelik dengan mata melotot." Dih, apa-apaan lo berdua! Gak usah sok jago! Matematika remed mulu gak usah sok mau ngerjain!"

"Matematika gue gak pernah remed, kenapa gak boleh ngerjain?" Felix menatap Hyunjin dengan tatapan yang sangat dalam.

Seketika Hyunjin bungkam.

"Udah, gapapa. Gue aja yang kerjain."

•••

Jam sudah menunjukkan untuk beristirahat. Hana melepaskan earphone nya dan menutup buku nya.

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang