Bagian 19

19.1K 3.8K 483
                                    

Gua sleding lu klo gak ninggalin jejak

•••

Sekarang Hana duduk di sofa ruang guru. Namun ia hanya bisa menunduk karena orang didepannya. Orang didepannya adalah ayahnya Hyunjin. Ayahnya Hyunjin terus menatap Hana tajam dan Hyunjin yang terus tersenyum meremehkan, sedangkan para guru disana hanya diam mematung, tak berani berbicara.

"Kamu masih berani masuk sekolah, setelah apa yang kamu perbuat ke anak saya!" Kata In Yeop marah sambil menunjuk wajah Hyunjin yang babak belur.

Sontak Hana mendongakkan kepalanya dengan raut wajah tak terima. Tatapannya menajam saat menatap Hyunjin.

"Tapi Om, bukan saya. Hyunjin salah karena kemarin bikin saya sekarat-"

"SAYA TAU ANAK SAYA KAYAK GIMANA! ANAK SAYA GAK BAKALAN NGELAKUIN HAL KAYAK GITU!" Jawab In Yeop dan langsung bangkit dari duduknya.

In Yeop marah. Terlihat jelas urat-urat di lehernya yang berwarna hijau kebiruan.

Hana langsung tersentak kaget. Hana terkejut karena ayahnya Hyunjin membentaknya. Bisa dilihat Hyunjin yang berusaha menahan tawanya.

"Lagian kamu tuh ya! Udah yatim piatu suka cari masalah! Beasiswa kamu bakalan saya cabut sekarang dan jangan harap kamu bisa menginjakkan kaki di sekol-"

"Om, tolong jangan. Aku udah berusaha keras buat masuk disini. Aku gak pernah cari masalah Om." Hana langsung memohon tepat di kaki In Yeop.

Semua orang yang ada disana langsung membulakkan mata sempurna, terutama Hyunjin.

"Saya gak peduli! Ini demi keselamatan anak saya!" In Yeop menendang gadis malang itu secara kasar.

Namun Hana tak berhenti memohon." Om, Pliss Om. Saya gak punya uang buat sekolah di tempat lain. Saya gak punya tujuan lagi Om selain sekolah disini. Saya janji gak bakalan nyari masalah sama anak Om. Aku janji."

Air mata Hana terus keluar, berusaha memohon-mohon agar tidak dikeluarkan. Ia benar-benar tidak punya tujuan lagi jika ia benar-benar dikeluarkan.

"Om pliss Om," lirih Hana sambil menangis.

In Yeop nampak sedikit kesal. Wajahnya ia buang ke arah lain dan matanya beradu dengan mata cokelat Hyunjin. Kemudian In Yeop memberi kode agar Hyunjin keluar dan segera di anggukkan oleh Hyunjin.

Sebelum keluar, Hyunjin menatap Hana jijik dan penuh dengan kemenangan. Senang sekali rasanya bisa membuat Hana menangis memohon seperti orang kesusahan.

Hyunjin menutup pintu guru dan langsung tertawa puas. Benar-benar puas, sampai ia tak menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri disana.

Bughhh

Hyunjin langsung tersungkur ke lantai sembari memegang dagu nya yang sakit.

Hyunjin menatap orang yang meninjunya itu dengan tatapan tidak percaya." Felix! Lo apa-apaan sih anj-"

"Lo ngapain laporin Hana?" Nada suaranya terdengar tenang.

Perlahan langkahnya ia dekatkan menuju Hyunjin. Tangannya mulai menarik kerah baju Hyunjin dengan kuat, sampai-sampai tangan Felix bergetar saking kuatnya.

"Gue yang mukul lo kenapa Hana yang lo laporin brengsek!" Felix berteriak tepat di wajah Hyunjin, membuat sang empu sedikit meringis.

Hyunjin menyentak kasar tangan Felix dan langsung berdiri sambil membersihkan seragamnya.

"Ya suka-suka gue lah. Kita kan temen. Lagian lo mau masuk ruang BK, emang?"

Hyunjin merangkul Felix yang tak berkutik sedikitpun. Namun pemuda itu masih emosi, nafasnya masih memburu, kilatan matanya merah nyalang.

"Lagian ko kenapa sih, ngebela dia mulu dah! Emang dia siapa lo? Temen aja bukan!" Tutur Hyunjin dan terkekeh pelan.

Felix masih diam. Ia berusaha mengontrol emosi nya, tapi emosinya semakin naik. Ia sangat ingin membunuh Hyunjin saat ini juga.

"Lo kalo gak tau apa-apa diem ya, setan!"

Hyunjin tersentak untuk beberapa detik, namun dengan cepat ia rubah mimik wajah nya menjadi biasa saja.

"Lagian lo kenapa, dah? Sensi amat. Dia cuman cewek murahan yang ngejual dirinya, sok cantik, sok pinter, anak yatim piatu jug-"

Tangan Felix langsung tergerak untuk memukul Hyunjin. Namun saat jaraknya hanya satu centi, pergerakannya terhenti karena mendengar suara pintu ruang guru yang terbuka.

Sontak keduanya menoleh dan mendapati Hana yang keluar dengan mata sembab.

Hana menatap Hyunjin tanpa ekspresi. Namun ekspresinya langsung sedikit menghangat ketika melihat Felix. Felix yang melihat itupun langsung menurunkan tangannya.

Hana terus berjalan melewati kedua orang tersebut. Dan langkahnya terhenti karena ulah Hwang Hyunjin.

"Gimana? Kasian banget gak ada yang bela lo. Lo kan gak punya orang tua," hina Hyunjin.

Hana berbalik, tangannya terkepal menatap Hwang Hyunjin. Tapi tidak ada satupun kata yang bisa keluar dari mulutnya. Lagi-lagi mimik wajahnya berubah ketika melihat Felix. Hana tersenyum sangat tipis kepada Felix sebelum melanjutkan kembali langkahnya.

Itu adalah sebuah kode.

"Sori," ucap Felix sambil mengulurkan tangannya kepada Hyunjin.

"Santuy elah."

















Gua update soalnya lagi seneng❣️❣️❣️❣️

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang