"HANA BANGUN GAK LO! LO HARUS PENUHIN SEMUA MIMPI LO YANG ADA DI BUKU INI! BANGUN GAK LO!" Hyunjin datang secara tiba-tiba sambil berteriak tak jelas.
Hyunjin berlari tergesa-gesa menuju makam Hana. Wajah nya sembab, baju basah, rambut acak-acakan, mata dan wajah yang merah padam. Juyeon yang mendengar suara teriakan Hyunjin pun ikut sedikit terkaget dan langsung berdiri.
"Mau apa lo hah! Pergi gak lo-"
"NA! LO HARUS BANGUN SEKARANG! LO HARUS PENUHIN SEMUA MIMPI LO YANG ADA DISINI!" Hyunjin berteriak tepat di samping makam Hana sambil menunjuk sebuah buku yang sedaritadi ia genggam erat.
"LO HARUS LULUS DULU! LO HARUS KERJA! LO BILANG BESOK MAU LATIHAN KE AGENSI! AYOK! BANGUN LO SEKARANG! LO BILANG MAU PACARAN! LO BILANG MAU NIKAH! BANGUN! KITA PACARAN! KITA NIKAH SEKARANG JUGA! BANGUN LO HAN!"
Hyunjin seperti orang yang kehilangan akal. Pemuda itu menangis sejadi-jadi nya, berteriak sekencang-kencangnya di kuburan. Buku catatan Hana yang sedaritadi ia bawa, ia lemparkan tepat di makam Hana dan mulai terduduk lemas. Tangisannya makin menjadi-jadi, tangisannya tak bersuara.
Tangannya meremat erat bunga-bunga segar yang ada di makam Hana." Lo harus penuhin dulu semuanya, lo gak boleh mati sekarang..."
Hyunjin memukul-mukul tanah itu, tangisannya tak bisa berhenti. Air matanya terus jatuh, air matanya tak bisa diajak bekerja sama. Dadanya terus merasa sesak, benar-benar sesak.
"Jin, udah Jin. Hana udah tenang dis-"
"GAK! HANA GAK BOLEH TENANG DISANA! DIA HARUS PENUHIN SEMUA MIMPI NYA! LO DENGER HAN! LO GAK BOLEH TENANG DULU! BANGUN GAK LO SEKARANG!"
Tindakan Hyunjin selanjutnya membuat Juyeon dan Lino langsung menarik Hyunjin menjauh. Hyunjin mulai membuat kekacauan, Hyunjin menggali kuburan Hana layaknya orang tak punya akal sehat. Hyunjin meronta-ronta, Hyunjin memberontak dan terus meneriaki nama Hana sampai suaranya serak.
Ia telah menghancurkan mimpi seorang gadis yang tengah bertahan untuk hidup. Hyunjin menghancurkan kehidupan gadis itu, Hyunjin membuat Hana pergi mengadu kepada Tuhan.
"HANA LO GAK BOLEH MATI DULU ANJING! LO HARUS BAHAGIA DISINI! LO HARUS PENUHIN SEMUANYA BARU LO BOLEH MATI!" Hyunjin berteriak makin kencang.
Tubuhnya diseret makin jauh oleh Juyeon dan Lino.
Hati nya sakit, dadanya sesak, pikirannya terus dihantui oleh Hana yang tersenyum hangat padanya. Telinganya terus mendengar suara lembut Hana. Badannya lemah, batinnya jauh lebih sakit.
"HANA BANGUN GAK LO!"
•••
Kamar yang gelap tanpa penerangan cahaya sedikitpun. Kamar yang jauh dari kata bersih, disanalah tempat Hyunjin berada. Pemuda itu bersembunyi di dalam selimut tebal sambil memeluk sebuah buku tebal. Itu buku catatan harian Hana.
Kantong mata hitam, rambut yang mulai rontok dan kusut itu menutupi setengah matanya. Matanya benar-benar bengkak, matanya sembab lantaran terus menangis selama satu minggu ini. Pemuda itu tidak pernah keluar selama satu minggu itu. Tapi Asisten rumah tangganya selalu mengantarkan setiap hari makanan dan hanya tersentuh sedikit oleh Hyunjin.
Yang ia lakukan hanya terus memeluk buku itu. Tiap kali matanya membaca tiap kata dari buku tersebut, saat itu pula air matanya akan jatuh. Matanya terus merasakan panas ketika membuka buku itu. Rasanya ia tak sanggup untuk membacanya lagi, tapi hal itu terus ia lakukan walaupun ia tau hatinya akan sakit dan ia akan menangis.
"HYUNJIN!"
In Yeop masuk ke kamar Hyunjin. Lantai nya penuh dengan sampah dan barang-barang lainnya. In Yeop tidak terkejut lagi, karena ia sudah beberapa kali masuk ke kamar Hyunjin. Ini tidak seperti anaknya.
Hyunjin hanya diam dan makin memeluk buku itu dalam balutan selimut.
"KAMU EMANG ANAK KURANGAJAR! UDAH BUNUH ANAK ORANG, GAK JADI DEBUT LAGI! HARUS DIAPAIN LAGI KAMU HAH!" In Yeop berteriak marah lalu menarik paksa selimut yang membaluti Hyunjin, bisa dilihat badan anaknya yang sangat kurus dan pucat.
Hyunjin sudah tidak pernah lagi datang ke agensi. Pemuda itu terus mengurung diri dalam kamar gelap. Hyunjin terus terbaring dalam selimut dengan buku itu. Dan sampai pada titiknya, anak itu dikeluarkan dari line-debut. Pelatih memberitahunya pada In Yeop hari ini. Kalian akan lihat seberapa marah nya In Yeop.
"Harus dihajar ni anak," kata In Yeop tak dapat berkata-kata lagi.
Kejadian selanjutnya, sang Papa memukul nya dengan stick drum band. Tak ada jeda sedikitpun dan untuk pertama kalinya Hyunjin hanya diam tidak bergerak sedikitpun atau berbicara sepatah katapun. Pemuda itu hanya diam dan makin mengeratkan pelukan pada buku Hana.
Air matanya lolos." Hana, maaf..."
Tamat
Hai semua, finally work ini selesai😽thankyou very much for u guys❣️That's the ending. Gue tau masih banyak kekurangan, gak ada cerita yang sempurna. And i'm sorry kalo misalnya cerita ini ada yang sama dgn beberapa cerita lain, but ini murni dari imajinasi gue:) imajinasi gue murahan soalnya hehe.
Pengen tau kesan kalian baca work ini. Tulis di sini boleh gak👉🏻👈🏻
Tau cerita ini darimana?
Ada yang mau ditanyain ttg cerita ini? Ada yang belum jelas? Kalo ada tulis di kolom komentar.
Gak ada yang mau disampein ke gue gitu🥺
makasi guys udah baca cerita ini, gak nyangka klo ada yg suka juga sma ni cerita abal-abalan🤧 jangan lupa share ke temen kalian tentang cerita ini ya🥰
Tangan gua gatel banget mau publish, akhirnya udah sampe ending hehe. Gimana perasaan kalian?
![](https://img.wattpad.com/cover/250511607-288-k361430.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully You | Hwang Hyunjin
Fiksi PenggemarHwang Hyunjin sangat membenci perempuan bernama Lee Hana. Ia membenci gadis itu lebih dari apapun. Hana sempurna di mata semua orang, namun tidak di mata Hyunjin. Sampai akhirnya ia menyadari sesuatu tentang Hana. Disitulah keadaan berbalik sempurna...