Bagian 29

18.3K 3.3K 485
                                    

"Jin, gangguin Hana kuy. Tu anak diem-diem bae dari tadi," ajak Bangchan kemudian mereka semua melirik ke arah Hana yang sedang duduk sambil menulis.

Hyunjin melirik sekilas, tidak ada niat sedikit pun untuk mengganggu Hana di benak nya. Jisung dan Lino hanya diam menatap Hana lalu saling berpandangan satu sama lain, mereka hanya ingin menghargai Felix.

"Gak usah ganggu dia, mending lo berdua pergi kantin dah, beliin gua makanan," kata Hyunjin sambil menyodorkan Bangchan dan Changbin uang.

Dalam hati mereka berdua sudah mencibir dalam hati dan keheranan.

"Tumben banget," gumam Jeongin namun masih dapat di dengar oleh Hyunjin.

"Ngomong apa? Gue denger," kata Hyunjin melemparkan tatapan malas.

"Hehehe..." kekeh Jeongin garing.

"Udah buruan sana! Gua mau ke ruang guru dulu bentar." Setelah mengatakan itu, Hyunjin berlalu pergi. Namun matanya masih sempat melirik Hana yang diam dengan tenang.

Bangchan dan Changbin menatap teman-temannya." Dia kenapa dah? Tumben banget."

Jisung hanya mengedikkan bahu nya acuh. Lino dan Seungmin hanya diam. Jeongin menatap kepergian Hyunjin.

"Lo ada di chat Felix? Tumben banget gak dateng," ujar Jeongin.

Hari ini Felix tidak datang ke sekolah. Bahkan pemuda itu tidak memberi kabar kepada teman-temannya mengapa ia tidak datang ke sekolah hari ini.

"Lagi sakit mungkin." Seungmin mencoba berpositif thingking, karena itu sudah menjadi kepribadiannya. Selalu berpositif thingking.

Yang lain hanya menggeleng pertanda tidak tau. Bangchan dan Changbin memutuskan untuk pergi ke kantin untuk membeli makanan.

Lino terus saja menatap Hana dalam diam. Perlahan-lahan alisnya mengkerut saat melihat Hana bangkit dari duduk nya dengan earphone yang menyumpal kedua telinga nya. Kini Lino baru sadar, gadis itu selalu memakai earphone dimanapun dan kapan pun. Tiada satu hari yang terlewat tanpa mendengarkan lagu, itu pikir nya.

Lino ikut bangkit dari duduk nya dan berjalan keluar.

"Hana!" Panggil Lino lalu sedikit berlari-lari kecil menghampiri Hana yang tidak mendengar teriakannya. Lino mencabut sebelah earphone Hana, membuat gadis itu menoleh kaget.

"Eh? Kenapa?" Tanya Hana bingung.

Lino menyodorkan earphone Hana lalu mulai berbicara." Lo tau kenapa Felix gak masuk?"

Hana mengerutkan dahi nya bingung." Kok nanyak ke gue? Gue gak tau lah."

Mendengar jawaban Hana, Lino memutar bola matanya malas dengan helaan nafas. Lino melirik sekitar nya berjaga-jaga." Gue tau lo kembarannya Felix. Jadi lo tau gak?"

Sudah dipastikan wajah Hana yang terkejut sempurna. Hana melirik panik sekitarnya yang ramai, karena sekarang mereka berdua berada di lorong kelas sepuluh, apalagi sekarang jam istirahat.

"L-Lo tau darimana? Jangan bilang siapa-siapa pliss-"

"Felix yang kasi tau, gue ama Jisung udah tau. Gak bakalan bocor, lo tenang aja. Jadi lo tau enggak?" Potong Lino dengan cepat dan diakhiri dengan pertanyaan.

Hana membasahi bibir bawah nya. Ia gugup karena Lino sudah tau identitas nya sebagai kembarannya Felix.

Hana menggeleng." Enggak, tadi pas jam pertama udah gue chat, tapi gak dibales. Online juga enggak. Gue pikir dia sakit," jawab Hana jujur.

Lino makin mengerutkan alisnya." Lo gak satu rumah sama Felix apa gimana? Bisa-bisanya lo gak tau. Padahal nyokap lo udah nelponin gue dari tadi malem."

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang