Bagian 3

29.5K 4.7K 470
                                    

Hana berlari secepat mungkin di gang jalanan yang lumayan sepi. Ia tak memedulikan perban yang menyangkut di dagu dan paha nya. Yang jelas ia harus sampai tempat kerja nya tepat waktu.

Perasaannya terus saja gelisah membayangkan jika ia telat semenit saja. Ia takut gaji nya akan dipotong.

Ia makin mempercepat larinya saat melihat sebuah Cafe yang ramai pengunjung. Tangannya dengan keras membuka pintu kaca Cafe. Tanpa ba bi bu, ia berlari menuju dapur dan beberapa kali membungkukkan badannya hormat dan mengucapkan puluhan kali kata 'maaf'.

"Hana gak papa kok, lagian kamu gak lambat-lambat amat," ujar seorang wanita cantik berambut pendek kecokelatan.

Hana kembali membungkukkan badannya dengan nafas yang masih tersendat-sendat.

"Maaf, aku lambat, Tan." Entah sudah berapa kalinya Hana mengulangi kalimat itu.

Jihyo, pemilik Cafe itu hanya bisa tersenyum sambil menepuk-nepuk pelan kepala Hana. Dalam hatinya ia merasa sangat bersalah, padahal itu juga bukan salahnya.

"Gak papa Hana. Cuman beberapa menit aja kok." Jihyo kembali menepuk-nepuk kepala Hana, agar gadis itu lebih tenang. Namun ia baru menyadari ada sesuatu yang beda dari Hana." Loh? Ini dagu kamu kenapa?"

Hana spontan berhenti membungkukkan badan dan langsung berdiri tegak sambil memegang dagunya yang tertempel dengan perban.

"O-oh? Ini? Tadi aku jatuh, Tan." Hana memegangi perbannya dan membawa rambutnya kedepan.

Jihyo mengerutkan dahinya." Kamu punya masalah, ya? Kalo kamu punya masalah kamu bisa cerita sama Tante."

Hana sontak mendongakkan kepalanya dan menatap Jihyo dengan tatapan tak terbaca. Sedetik kemudian gadis itu menggeleng sambil tersenyum.

Tapi Jihyo tidak suka senyuman Hana yang seperti itu.

"Gapapa kok, Tan. Aku gak punya masalah kok." Hana menurunkan pandangannya dan beralih menatap celemeknya." Yaudah Tan, aku nganterin ini dulu."

Hana mengambil nampan berisi makanan yang ada pada tangan Jihyo.

Entah sejak kapan, Jihyo mematung menatap kepergian Hana dengan tatapan tak bisa diartikan.

☠️☠️☠️

Hana melepas celemeknya dan kemudian menggantungnya dibelakang pintu. Rambutnya ia kuncir setengah karena rambutnya yang pendek dan kemudian memakai mantel tebal hitam miliknya.

"Tan, aku balik dulu." Hana membungkuk hormat sambil tersenyum manis, menampilkan sederet giginya yang membuatnya terlihat sangat menawan.

"Eh tunggu." Jihyo menahan lengan Hana dan kemudian mengisyaratkan Hana untuk menunggunya. Hana membalasnya dengan anggukan patuh.

"Ini buat kamu," kata Jihyo sambil memberikan sebuah kotak besar cantik berwarna merah dengan dihiasi pita berwarna pink.

Mata Hana kembali berbinar saat menerima kotak itu." Ini buat aku, Tan?" Tanya Hana sedikit tak percaya.

Jihyo mengangguk sambil tersenyum hangat. Tangannya beralih mengusap lembut kepala Hana." Itu buat kamu, dimakan ya kue nya. Baju nya juga dipake..."

Hana tidak tau caranya berterimakasih yang benar dan sopan. Ia tidak pernah mendapat hadiah seperti ini dari orang yang tidak terlalu dekat dengannya. Hana terus saja tersenyum, matanya mulai memanas saat Jihyo memeluknya dengan hangat.

"Makasih Tante..."

☠️☠️☠️

Cuaca yang dingin karena sedang musim dingin, ditambah lagi malam hari. Hana harus kembali bekerja.

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang