Bagian 45

17.2K 2.7K 715
                                    

Felix memandangi sekeliling nya. Ia berada di tempat ini lagi. Tempat yang begitu indah dan asri. Tempat ia bertemu dengan kedua orang tua nya waktu itu.

"Mamah! Papah!" Felix berteriak menyerukan nama kedua orang tua nya, tapi tak ada yang menyahut. Tak ada tanda-tanda kehidupan disini.

"Mamah sama Papah dimana!?" Teriak Felix lagi sambil memutar badannya sepenuhnya mencari keberadaan kedua orang tua nya.

"Kita disini Felix!"

Itu suara Hana, suara yang menggema di langit. Sontak Felix mendongakkan kepala nya dan bersamaan dengan dongakkan kepalanya, cahaya putih yang begitu terang langsung menerpa wajah nya. Spontan mata nya tertutup karena merasakan silau, dan detik kemudian ia berpindah tempat.

Kali ini tempat nya seperti ruang tamu yang begitu besar dan serba putih. Kepalanya ia tolehkan ke segala arah tapi ia tak menemukan seorang pun disana. Bahunya menurun karena kecewa tak menemukan siapapun disana sampai akhirnya matanya menemukan tiga sosok anggun serba putih berjalan ke arahnya.

Matanya memicing sempurna untuk melihat jelas siapa tiga orang itu.

"Loh? Mamah? Papah? Hana? Kalian disini juga?" Kata Felix sambil tersenyum sumringah.

Felix ingin mendekap mereka bertiga, namun badannya seperti tertabrak sesuatu yang begitu keras sampai pemuda itu terjatuh. Felix mengaduh kesakitan karena seperti ada yang membatasi dirinya.

"Felix kamu gak boleh disini," kata Hana lembut. Kembarannya terlihat sangat anggun dan tenang dengan gaun putih panjang itu.

"Kenapa gak boleh? Kamu juga disini," jawab Felix bingung. Kemudian ia maju lagi untuk memastikan benda keras yang menghalangi nya, ternyata ada sebuah tembok transparan yang membatasi nya.

"Ini tempat aku sama Mama Papa, tempat kamu bukan disini," sahut Hana. Wajah Hana terlihat sangat kalem dan sangat cerah.

Felix mengerutkan alisnya tak mengerti.

"Tuhan bilang ini belum giliran kamu, sayang," kata Mama Wendy hangat. Matanya bagaikan bulan sabit saat tersenyum.

"M-Maksudnya?"

Mereka bertiga hanya melemparkan senyuman hangat dan tak lama setelah itu, suara-suara asing mendadak menggema di tempat sunyi itu.




"Dia masih hidup! Dia masih hidup dok!"

"Pasang selang nya cepetan!"

"Saya hitung. Hitungan ke tiga mulai!"

"Dia bakalan baik-baik aja."

"Diharapkan untuk tenang."





"I-itu k-kenapa Mah?" Tanya Felix tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Hana tersenyum." Jaga diri Felix, aku gak bisa lagi ngelindungin kamu lagi."

Felix mulai panik. Matanya melirik sana-sini menatap mereka bertiga. Ia harap apa yang ia pikirkan bukanlah kenyataan.

"Tuhan bilang tugas aku udah selesai. Tolong bilangin makasih ya ke Hyunjin, aku jadi bisa ketemu Mama sama Papa..."






































"Selamat tinggal Felix. Jaga diri baik-baik. Aku sayang Felix."












































"Aku harap kita bisa ketemu lagi di kehidupan selanjutnya..."








































Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang