"Jika kamu tak bisa diam, Daddy akan membatalkannya dan kita akan kembali untuk mengantarmu!" Ancam Valdo pada Marvin.
Valdo memijat pelan pelipisnya, sungguh ada saja kelakuan Marvin di dalam pesawat yang membuatnya pusing tujuh keliling. Bayangkan saja putranya itu mengajak bawahannya untuk bermain petak umpet didalam pesawat. Sementara bawahannya mencari Marvin, anak itu malah bersembunyi di bawah tempat duduk Valdo yang membuat pengawal yang mencarinya takut dna sungkan.
Dan sekarang Marvin malah mengadakan konser dadakan di dalam pesawat dengan suara yang sedikit errrr memekikkan telinga.
Memang saat ini mereka berada dalam dalam satu pesawat pribadi milik Valdo. Mereka akan terbang ke indonesia karna urusan pekerjaan yang berada di cabang Indonesia selama beberapa hari. Karna selain dunia bawah, Valdo memiliki perusahaan yang bersih sebagai pengalihan pekerjaan dunia bawahnya.
Karna itu Valdo berinisiatif mengajak putranya untuk ikut dengannya. Valdo fikir putranya akan senang dan tak merasa bosan, jadi dia mengajaknya yang langsung di iyakan oleh sang empu.
Sedangkan Marvin yang mendengarkan ancaman Valdo bersedekap dada mencebbikkan bibirnya, padahal dia hanya sedang senang saja, karna entah setan dari mana Valdo mengajaknya ke indonesia, tentu saja dia tak akan menolak.
Ah mendengar Indonesia Marvin lagi-lagi mengembangkan senyumannya, dia sangat merindukan suasana disana. Apalagi makanan khas nya Nasi pecel, Nasi uduk, semur jengkol mengingatnya saja membuat Marvin mengeluarkan air liurnya. Dan tanpa rasa jijik Valdo mengelap air liur putranya, kemudian tersenyum melihat Marvin yang begitu antusias.
Marvin juga tak sabar ingin bertemu dengan 2 curutnya, mereka apa kabar yah. Sudah lama sejak dia meninggalkan Indonesia dia sangat merindukan kedua sahabatnya.
"Ingat selama di Indo kamu tak boleh kemana-mana tanpa Rio" peringat Valdo.
"Astaga dad ga usah lah masa iya harus sama Rio terus" balas Marvin sewot.
"Oh apa kamu ingin bersama Daddy di Perusahaaan"
"Ogah"
"Turuti perkataan Daddy atau Dad akan memulangkan mu sebelum pekerjaan selesai" ancam Valdo.
"Ancam teros sampek mak- mak tukang ngerumpi tobat!" cibir Marvin "ayolah dad ga mungkin kan aku ketemu temanku harus sama Rio" tambahnya.
Kalo dia membawa Rio bersama nya saat bertemu dengan 2 curut itu, Marvin yakin dia akan di bully habis habisan oleh keduanya.
"Memang kapan Daddy mengizinkan mu untuk bertemu dengan temanmu itu" ucapan Valdo membuat Marvin menganga tak percaya dengan orang tua di depannya ini. Kenapa dulu orang tua inj tak ikut saja bersama popoknya dulu.
"Dasar tua bangka" gumam Marvin.
"Apa yang baru saja kamu katakan Marvin?" tanya Valdo yang membuat Marvin gelagapan.
"Ayolah dad" rengek Marvin kemudian memeluk Valdo dan mencium pipinya ogah ogahan.
"Dad sangaaaaattt tampan, kalo Daddy ngizinin Marvin nanti Marvin kenalin deh sama janda kembang kenalan Marvin" Rayu Marvin. Dalam pikiran Marvin dia muntah dengan ucapannya.
Valdo menghela nafas pelan. Kali ini saja dia akan mengalah pada putranya yang keras kepala ini.
"Baiklah kamu boleh kemana saja tapi harus dengan Rio" ucap Valdo.
Bukan apa dia hanya khawatir terjadi apa-apa dengan Marvin. Musuhnya ada dimana-mana, meski dia sudah menyembunyikan identitas da keberadaan Marvin tapi lama kelamaan akan ketahuan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Arsenio ✔
AléatoireMarvin dengan kesehariannya penasaran langsung baca aja! Maaf jika bahasa campur aduk Em ada beberapa part yang mungkin ada kata mengenakkan jika kurang berkenan silahkan tinggalkan lapak inj terimakasih