16.

21.8K 2.4K 118
                                    


Malam sudah tiba Marvin bersiap-siap menggunakan pakaian formal yang di bantu oleh Rio. Marvin di ajak Valdo ke sebuah acara ulang tahun salah satu teman karibnya di dunia bawah. Dengan paksaan tentunya.

"Ck ga bisa apa pake yang biasa aja. Kenapa harus pake yang belibet gini sih Rio!"

"Karna kita akan ke acara ulang tahun bukan ke mall tuan muda" jawaban Rio membuat Marvin refleks menjambak rambut nya.

"Akhh."

"Mampuss nih rasakan!"

"Apa yang kamu lakukan Marvin?" suara Valdo menghentikan aksi Marvin.

"Olah raga malam dad."

"Ck ada-ada saja kamu ini" Valdo mendekat ke arah putranya dan merapikan pakaian Marvin yang kusut.

"Dad bisa lepas ini?"tanya Marvin sambil menunjuk sebuah pita yang terasa mencekik lehernya.

"Tidak. Bagus seperti ini putra daddy terlihat begitu tampan"puji nya.

"Hmph baru tahu dad?" Narsis Marvin dan mengusap rambutnya kebelakang dengan tangan kanannya.

"Aihh dari pada itu kita harus berangkat boy. Rio cepat rapikan pakaianmu kita berangkat" titah Valdo menatap Rio yang sedang merapikan rambutnya dan sesekali meringis.

Beberapa waktu kemudian mereka tiba sebuah acara di kediaman keluarga William.

Yah mereka menghadiri acara ulangtahun Alex Danarese William putra pertama dari Abraham William beserta istrinya Freya Mae William sekaligus teman akrab dari Valdo.

Dark killer organisasi mafia nomer 1 kelas atas yang terkenal akan kekejaman dan kesadisannya. Sebuah organisasi yang membunuh tanpa pandang bulu di pimpin langsung oleh Valdo dan di ketuai oleh Arka sang putra.

Sedangkan temannya yaitu Alex  memimpin sebuah organisasi mafia Black Knight  yang juga mafia kelas atas di bawah DK.

Mereka berdua juga tak segan dengan musuh. Mereka juga tak pernah menginginkan kegagalan ataupun seorang bawahan tak becus dan tak berguna.

Awalnya Valdo hanya berteman dekat dengan Brianna istri dari Alex karna mereka adalah teman masa kecil. Namun entah bagaimana dia juga berteman bahkan bisa di katakan sahabat dengan suaminya Alex.

"Ingat Marvin jangan kemana-mana dan jangan pernah jauh dari Rio. Jangan makan sembarangan kamu mengerti" ucap Valdo mewanti-wanti putranya agar tak membuat ulah.

Sedangkan Marvin sendiri hanya memutar mata malas. Karna Valdo sudah beberapa kali mengatakan itu hingga membuat Marvin jengah sendiri.

"Ck iya iya!"

Sampai di dalam mereka di sambut hangat oleh keluarga William.

"Oh ya ampun kawan bagaimana kabarmu" sapa Alex dan menyalami Valdo.

"Kabar ku baik bagaimana denganmu?"

"Tentu saja aku baik."

"Oh selamat ulang tahun kawan. aku membawa hadiah untukmu tapi itu sangat rahasia jadi aku meminta pada salah bawahanmu untuk membawanya kedalam duluan."

"Oh terimakasih untuk itu aku jadi tak sabar ?"

"Ku pasti kan kau akan suka ."

"Aku akan melihat nanti. terimakasih sudah mau datang dan-"

"Dia putra bungsu ku. Marvin beri dalam pada om Alex" jawab Valdo.

"Ck yo om gw Marvin" dengan tak ada sopan-sopannya  Marvin menyalami Alex seperti menyalami teman laknatnya. Sedangkan Alex hanya terkekeh di buatnya.

"Astaga Marvin!"

"Tidak apa- apa Valdo aku mengerti. Dia seperti putra bungsu ku. Ah itu dia Darel kesini sebentar." balasnya pengertian dan memanggil Darel yang sedang mengendap-endap mencari makanan.

"Ya!"Darel mendekat ke arah dimana daddy nya memanggil.

"Darel ini teman daddy Om Valdo dan ini putranya Marvin." ucap Alex mengenalkan.

"Halo om dan-"

"Tunggu bentar!" seru Marvin yang membuat mereka menoleh ke arah Marvin.

"Lo Darel teman kecil gw kan!"

"Ha?" Darel mengernyit heran dengan perkataan Marvin namun seolah ingat sesuatu Darel menganga tak percaya.

"Gw sahabat lu anjir. Masa lu lupa sama gw!"

"Ya tuhan lu Marvin sahabat masa kecil gw yang sering ngompol itu kan?"

"Jangan katakan itu bodoh!" Marvin menggeplak kepala Darel kemudian memeluknya.

Sedangkan yang lain hanya menatap tajam mereka berdua karna berbicara kasar. Namun total abai, Marvin dan Darel terus mengobrol mengabaikan mereka dan pergi dari sana ketempat yang nyaman untuk saling bertukar cerita.

"Baiklah untuk hari ini aku biarkan. Rio ikuti dan awasi Marvin" titahnya ke Rio yang langsung di angguki oleh sang empu.

"Kamu juga Bima awasi Darel."

Setelag mengatakan itu mereka berbicara tentang perkembangan perusahaan mereka. Biasalah percakapan membosankan dari bapack bapack.
____________

"Gw ga nyangka ketemu lo disini" seru Darel.

"Sama."

"Gw juga seneng pada akhirnya lo nemuin kebahagian lo Marvin."

"Gw juga seneng juga lo ketemu lagi sama keluarga lo dan yang bikin gw nyangka ternyata ayah kita temenan sat!"

"Eh lo di perlakuin kek anak kecil ga sih?"

"Wah iya  mereka juga alay ga boleh ini lah ga boleh itu lah hadehhh."

"Fiks nasib lu sama kek gw apalagi di awasi sama bawahan setan" mereka kompak menoleh ke arah Bima dan Rio yang berdiri di belajang mereka kemudian melanjutkan bisik-bisik yang membuat keduanya mengedutkan alisnya sabar.

"Vin gimana keadaan nenek?" tanya Darel yang membuat Marvin menunduk sedih.

"Nenek udah meninggal rel" ucapan Marvin membuat Darel terkejut bukan main. Darel sangat akrab dengan neneknya Marvin.

"Lalu bagaimana dengan ibumu?" Marvin makin mendunduk tetapi kemudian menatap Darel dan menceritakan semuanya.

"Emang ye ibu lo tuh ga ada akhlak tambah lagi suaminya yang 11 12 kualat kan mereka mampus . Udah lah vin lo ga usah mikirin mereka lagi. Lagian lo harus bahagia karna gw yakin Om Valdo menyayangi lo dengan tulus meski lo hanya anak angkat" ujar Darel blak-blakan.

"Ya kurasa lo ada benar nya."

Mereka melanjutkan cerita mereka entah itu hal penting maupun sebuah lelucon. Mereka bahkan saling merendahkan kelakuan setan daddy, kakak beserta bawahannya.

Kadang mereka mengumpat. Kadang tertawa dan cemberut semua kelakuan mereka di saksikan langsung oleh Valdo maupun Alex mereka tersenyum melihatnya.

"Anak kita begitu akrab bukan begitu?"

"Yah sepertinya dan aku turut bahagia saat kau menemukan putra bungsumu kawan."

"Terimakasih do. Meski kadang kamu di buat kewalahan dengan sikap dan kelakuannya yang nakal serta jahil itu."

"Sigh sepertinya mereka benar-benar sama" ujar Valdo dan mengehela nafas.

"Tapi aku menyayangi nya Alex. Aku membunuh siapapun yang menyakitinya termasuk ibu kandungnya."

Ucapan Valdo membuat Alex menyeringai Rupanya sahabatnya ini tak pernah berubah akan melakukan apapun yang menyakiti keluarganya sama seperti dirinya.

Alex juga mengetahui bahwa Marvin adalah anak angkat Valdo tapi itu tak mengurangi rasa sayang yang tulus di berikan Valdo untuk Marvin. Dia bisa melihatnya  dari sikap yang di lakukan jika Marvin terluka.

"Kita akan saling menjaga" tegas Alex.

Eyyowww jangan lupa vote dan komen. Gomen kalo ceritanya ambruadul kawan 🥺

Marvin Arsenio  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang