Malam sudah tiba Marvin bersiap-siap menggunakan pakaian formal yang dibantu oleh Rio. Marvin di ajak Valdo ke sebuah acara ulang tahun salah satu teman karibnya di dunia bawah. Dengan paksaan tentunya. "Ck ga bisa apa pake yang biasa aja. Kenapa harus pake yang belibet gini sih Rio!"
"Karena kita akan ke acara ulang tahun bukan ke mall, Tuan Muda," jawaban Rio membuat Marvin refleks menjambak rambut nya.
"Akhh."
"Mampus, nih rasakan!"
"Apa yang kamu lakukan Marvin?" suara Valdo menghentikan aksi Marvin.
"Olahraga malam, Dad."
"Ck ada-ada saja kamu ini." Valdo mendekat ke arah putranya dan merapikan pakaian Marvin yang kusut.
"Daddy bisa lepas ini?" tanya Marvin sambil menunjuk sebuah pita yang terasa mencekik lehernya.
"Tidak. Bagus seperti ini putra daddy terlihat begitu tampan," puji nya.
"Hmph baru tahu dad?" Narsis Marvin dan mengusap rambutnya ke belakang dengan tangan kanannya.
"Aihh, dari pada itu kita harus berangkat boy. Rio cepat rapikan pakaianmu kita berangkat." titah Valdo menatap Rio yang sedang merapikan rambutnya dan sesekali meringis.
Beberapa waktu kemudian mereka tiba sebuah acara di kediaman keluarga William. Yah mereka menghadiri acara ulang tahun Alex Danarese William—putra pertama dari Abraham William beserta istrinya Freya Mae William sekaligus teman akrab dari Valdo.
Dark killer organisasi mafia nomer 1 kelas atas yang terkenal akan kekejaman dan kesadisannya. Sebuah organisasi yang membunuh tanpa pandang bulu dipimpin langsung oleh Valdo dan diketuai oleh Arka sang putra. Sedangkan temannya yaitu Alex memimpin sebuah organisasi mafia Black Knight yang juga mafia kelas atas di bawah DK. Mereka berdua juga tak segan dengan musuh. Mereka juga tak pernah menginginkan kegagalan ataupun seorang bawahan tak becus dan tak berguna.
Awalnya Valdo hanya berteman dekat dengan Brianna istri dari Alex karna mereka adalah teman masa kecil. Namun entah bagaimana dia juga berteman bahkan bisa dikatakan sahabat dengan suaminya Alex.
"Ingat Marvin, jangan kemana-mana dan jangan pernah jauh dari Rio. Jangan makan sembarangan kamu mengerti," ucap Valdo mewanti-wanti putranya agar tak membuat ulah.
Sedangkan Marvin sendiri hanya memutar mata malas. Karena Valdo sudah beberapa kali mengatakan itu hingga membuat Marvin jengah sendiri. "Ck, iya, iya!"
Sampai di dalam mereka disambut hangat oleh keluarga William. "Oh ya ampun, kawan bagaimana kabarmu" sapa Alex dan menyalami Valdo.
"Kabarku baik bagaimana denganmu?"
"Tentu saja aku baik."
"Oh selamat ulang tahun kawan. aku membawa hadiah untukmu tapi itu sangat rahasia jadi aku meminta pada salah bawahanmu untuk membawanya ke dalam duluan."
"Oh terimakasih untuk itu aku jadi tak sabar ?"
"Ku pasti kan kau akan suka ."
"Aku akan melihat nanti. terimakasih sudah mau datang dan—"
"Dia putra bungsu ku. Marvin beri salam pada om Alex," jawab Valdo.
"Ck, yo om gw Marvin." dengan tak ada sopan-sopannya Marvin menyalami Alex seperti menyalami teman laknatnya. Sedangkan Alex hanya terkekeh di buatnya.
"Astaga Marvin!"
"Tidak apa- apa Valdo aku mengerti. Dia seperti putra bungsu ku. Ah itu dia Darel kesini sebentar." balasnya pengertian dan memanggil Darel yang sedang mengendap-endap mencari makanan.
"Ya!" Darel mendekat ke arah dimana daddy nya memanggil.
"Darel, ini teman daddy Om Valdo dan ini putranya Marvin," ucap Alex mengenalkan.
"Halo om dan—" ucap Darel berhenti.
"Tunggu bentar!" seru Marvin yang membuat mereka menoleh ke arah Marvin. "Lo Darel teman kecil gw kan!" sambungnya.
"Ha?" Darel mengernyit heran dengan perkataan Marvin namun seolah ingat sesuatu Darel menganga tak percaya.
"Gw sahabat lu anjir. Masa lu lupa sama gw!"
"Ya tuhan, lu Marvin sahabat masa kecil gw yang sering ngompol itu kan?"
"Jangan katakan itu bodoh!" Marvin menggeplak kepala Darel kemudian memeluknya.
Sedangkan yang lain hanya menatap tajam mereka berdua karena berbicara kasar. Namun total abai, Marvin dan Darel terus mengobrol mengabaikan mereka dan pergi dari sana ke tempat yang nyaman untuk saling bertukar cerita. "Baiklah untuk hari ini aku biarkan. Rio, ikuti dan awasi Marvin." titahnya ke Rio yang langsung di angguki oleh sang empu.
"Kamu juga, Bima awasi Darel."
Setelah mengatakan itu mereka berbicara tentang perkembangan perusahaan mereka. Biasalah percakapan membosankan dari bapak-bapak.
____________"Gw ga nyangka ketemu lo disini," seru Darel.
"Sama."
"Gw juga seneng pada akhirnya lo nemuin kebahagian lo Marvin."
"Gw juga seneng juga lo ketemu lagi sama keluarga lo dan yang bikin gw nyangka ternyata ayah kita temenan sat!"
"Eh lo di perlakuin kek anak kecil ga sih?"
"Wah iya, mereka juga alay ga boleh ini lah ga boleh itu lah hadehhh."
"Fiks nasib lu sama kek gw apalagi di awasi sama bawahan setan." mereka kompak menoleh ke arah Bima dan Rio yang berdiri di belakang mereka kemudian melanjutkan bisik-bisik yang membuat keduanya mengerutkan alisnya, sabar.
"Vin, gimana keadaan nenek?" tanya Darel yang membuat Marvin menunduk sedih.
"Nenek sudah meninggal rel," ucapan Marvin membuat Darel terkejut bukan main. Darel sangat akrab dengan neneknya Marvin.
"Lalu bagaimana dengan ibumu?" Marvin makin mendunduk tetapi kemudian menatap Darel dan menceritakan semuanya.
"Emang ye ibu lo tuh ga ada akhlak tambah lagi suaminya yang 11 12 kualat kan mereka mampus . Udah lah vin lo ga usah mikirin mereka lagi. Lagian lo harus bahagia karna gw yakin Om Valdo menyayangi lo dengan tulus, meski lo hanya anak angkat," ujar Darel blak-blakan.
"Ya, kurasa lo ada benar nya."
Mereka melanjutkan cerita mereka entah itu hal penting maupun sebuah lelucon. Mereka bahkan saling merendahkan kelakuan setan daddy, kakak beserta bawahannya. Kadang mereka mengumpat. Kadang tertawa dan cemberut semua kelakuan mereka disaksikan langsung oleh Valdo maupun Alex mereka tersenyum melihatnya. "Anak kita begitu akrab, bukan begitu?"
"Yah, sepertinya dan aku turut bahagia saat kau menemukan putra bungsu mu kawan."
"Terimakasih do. Meski kadang kamu di buat kewalahan dengan sikap dan kelakuannya yang nakal serta jahil itu."
"Cih, sepertinya mereka benar-benar sama," ujar Valdo dan menghela nafas.
"Tapi, aku menyayangi nya Alex. Aku membunuh siapapun yang menyakitinya termasuk ibu kandungnya."
Ucapan Valdo membuat Alex menyeringai Rupanya sahabatnya ini tak pernah berubah akan melakukan apapun yang menyakiti keluarganya sama seperti dirinya. Alex juga mengetahui bahwa Marvin adalah anak angkat Valdo tapi itu tak mengurangi rasa sayang yang tulus di berikan Valdo untuk Marvin. Dia bisa melihatnya dari sikap yang dilakukan jika Marvin terluka.
"Kita akan saling menjaga," tegas Alex.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin Arsenio ✔
RandomRevisi ga lengkap. Akan di revisi besar-besaran nanti 'Kalo ga malas' . Yang sekarang ini, ga termasuk revisi, malah kek ga ada perubahan. Aku terlalu malas untuk revisi, ARGH!! Dalam hidupnya, Marvin tidak mengharapkan apapun. Mengikuti arus dan ta...